oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Berapa kali Allah swt membiarkan
umat Islam kalah?
Lebih dari satu kali, bahkan berkali-kali.
Sering sekali Allah swt memperkuat musuh-musuh Islam
dengan kekuasaan yang besar untuk mengalahkan umat Islam. Hal ini terjadi dari
zaman ke zaman, sejak dulu sampai hari ini.
Allah swt sengaja melakukan itu karena umat Islam kerap
berjuang dan hidup tidak mengikuti rel yang benar, tidak berjalan pada jalur
yang lurus, dan tidak mengikuti arah yang tepat. Allah swt sengaja melakukan
itu karena ingin umat Islam kembali pada langkah-langkah yang bersih dan suci
terbebas dari keburukan.
Kaum muslimin pasti mengenal Perang Uhud yang jelas-jelas kalah itu, padahal saat itu ada Nabi
Muhammad. Penyebabnya adalah jiwa kaum muslimin terkotori oleh keinginan untuk
memperbanyak harta benda dan berlomba mendapatkan keuntungan materi. Kaum
muslimin pun harus mengingat Perang
Hunain yang babak belur itu. Padahal, Nabi Muhammad ada di sana dan jumlah
pasukan kaum muslimin sangat besar berlipat-berlipat dibandingkan kaum kafir,
tetapi ternyata pasukan muslim kocar-kacir tidak karu-karuan. Penyebabnya
adalah jiwa kaum muslimin terkotori oleh rasa angkuh diri, kesombongan, dan
pamer karena kekuatan yang banyak. Kaum muslimin tidak boleh lupa bahwa kekuasaan
kekhalifahan yang sangat besar dan luas di seluruh dunia ini harus jatuh.
Kejatuhan kekhalifahan itu jika mau jujur bukan disebabkan oleh kekuatan Eropa,
melainkan karena banyaknya keburukan yang dilakukan kaum muslimin dalam hal
berbangga diri dengan kekuasaan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kekayaan,
konflik-konflik ekonomi dan politik, pengkhianatan, termasuk kesombongan
terhadap amal ibadat.
Allah swt tidak menyukai itu semua karena Allah swt hanya
menginginkan kaum muslimin berjuang dan hidup untuk mencari cinta Allah swt dan tidak mencari
hal-hal yang lainnya. Perhatikan Perang Badar yang berhasil menang dan
kemenangannya tak pernah dilupakan orang sampai hari ini. Padahal, jumlah kaum
muslimin hanya sedikit, yaitu 303 orang dengan mayoritas orang lemah. Adapun
musuhnya, orang-orang kafir, berjumlah lebih dari 2.000 pasukan terlatih.
Penyebab kemenangan itu adalah kaum muslimin berada pada jalur yang benar dan
berjuang untuk mendapatkan cinta Allah
swt.
Belajar dari pengalaman-pengalaman berharga itu, kaum
muslimin harus introspeksi diri jika setiap perjuangan yang dilakukan pada abad
ini kerap dilanda kekalahan demi kekalahan. Penyebabnya adalah bukan musuh
lebih kuat, tetapi niat dan hati kaum muslimin boleh jadi tidak lurus kepada
Allah swt. Dalam setiap perjuangan kaum muslimin pada abad ini mungkin dikotori
oleh keinginan berkuasa, baik secara politik maupun ekonomi. Adapun Islam hanya
digunakan sebagai alat untuk memprovokasi orang agar bergerak melakukan
agenda-agenda lemah orang-orang yang menginginkan kekuasaan politik dan
ekonomi.
Perhatikan firman Allah swt berikut ini.
“… Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya diberikan-Nya kekuasaan kepada mereka (nonmuslim dalam)
memerangi kamu. Pastilah mereka memerangimu….” (QS An Nisa 4 : 90)
Jelas bukan, Allah swt bisa saja memberikan kekuasaan
kepada nonmuslim untuk memerangi umat Islam?
Kaum muslim kalah ataupun menang sangat bergantung pada
keinginan Allah swt.
Allah swt sengaja memperkuat orang-orang lain dan membuat
kalah kaum muslim agar kaum muslim kembali kepada Allah swt, membersihkan
jiwanya dari keinginan-keinginan rendah dan lemah, menyucikan hatinya agar
hatinya tertuju hanya kepada Allah swt. Soal kekuasaan dan kekayaan, Allah swt
sendiri yang akan mengaturnya.
Perilaku Allah swt seperti ini bukan hanya terjadi pada
kaum muslimin secara keseluruhan maupun kelompok-kelompok Islam, melainkan
sampai ke pribadi-pribadi muslim secara perorangan. Menurut Syekh Abdul Qadir Jaelani, Allah sering
sekali membuat seorang muslim terjatuh, miskin, teraniaya, menderita, serta
diterpa berbagai kesusahan dan kesulitan yang tidak bisa diatasi oleh dirinya sendiri
dan orang lain. Hal itu disebabkan Allah swt menginginkan seorang muslim itu
hanya berharap kepada-Nya dan tidak berharap kepada yang lainnya. Allah swt
ingin seorang muslim itu hanya meminta pertolongan kepada-Nya dan tidak meminta
pertolongan kepada siapa pun. Bahkan, menurut Nabi Muhammad, jika Allah swt
sudah mencintai seseorang, Allah swt
mencabut kehidupan dunia dari orang itu sehingga dalam hati orang itu tidak ada
hal yang lain, kecuali Allah swt. Jadilah, orang itu hidup hangat dalam
pelukan dan perlindungan Allah swt. Seluruh kehidupannya menjadi baik, seluruh
kebutuhannya dipenuhi Allah swt, baik dia memintanya ataupun tidak, bagai bayi
yang selalu disusui ibunya dengan penuh kasih sayang, baik dia menangis ataupun
tidak.
Sungguh, Allah swt menginginkan kaum muslimin berada pada
jalur yang suci dan bersih dari keinginan-keinginan rendah dan sementara.
Dengan kesucian dan kelurusan sikap, kemenangan pun bisa diraih. Bukan hanya
kemenangan bagi kaum muslimin, melainkan kemenangan bagi seluruh kehidupan
manusia yang menginginkan keagungan, kesejahteraan, perdamaian, keadilan, dan
kerharmonisan. Itulah yang dinamakan rahmatan
lil alamin. Insyaallah.
Sampurasun