oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kaum Budha Indonesia
memberikan contoh yang sangat baik bagi para penganut Budha di seluruh dunia
sekaligus contoh hebat bagi penganut agama-agama lain. Kaum Budha Indonesia
memberikan kecaman yang sangat keras terhadap militer dan pemerintah Myanmar
yang melakukan kekerasan keji terhadap kaum muslim Rohingya. Mereka sadar bahwa
kejahatan terhadap manusia adalah bukan ajaran Budha. Mereka insyaf bahwa kaum
Budha radikal dapat merusakkan nama baik kesucian ajaran Budha. Mereka paham
benar bahwa kaum Budha di Indonesia adalah minoritas sehingga merasa perlu
untuk terus hidup rukun dengan mayoritas kaum muslimin jika ingin bertahan
hidup dalam damai di Indonesia. Mereka memaki perbuatan keji. Mereka pun mengumpulkan
donasi untuk kaum muslimin di Myanmar.
Perilaku kaum Budha Indonesia itu patut mendapatkan
acungan jempol, penghargaan yang sangat tinggi. Mereka tak segan dan tak malu
untuk memaki siapa pun yang menggunakan ajaran Budha untuk kekerasan.
Memang begitulah seharusnya, setiap agama mengendalikan
penganut agamanya sendiri untuk tidak melakukan kekerasan atas nama agamanya.
Kaum muslimin sudah sejak lama melakukan hal itu. Setiap ada kelompok muslim
yang lemah pengetahuan agama Islam, lalu menggunakan Islam sebagai alasan untuk
melakukan kejahatan, kaum muslimin yang waras otak dan berpengetahuan agama
luas akan melakukan kritik, makian, penentangan, bahkan bersiap untuk memerangi
kaum muslimin yang dengan ceroboh menggunakan agama sebagai alat kekerasan.
Dari zaman ke zaman perilaku itu sudah ada di lingkungan kaum muslimin. Hal itu
memang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw sendiri bahwa suatu saat akan ada
masa datangnya orang-orang berpikiran
pendek untuk melakukan kekerasan dan orang yang paling mulia adalah orang yang memerangi orang-orang berpikiran
pendek itu.
Agama-agama lain pun seharusnya melakukan hal yang sama.
Tidak perlu membela orang-orang yang
melakukan kerusakan, kejahatan, kekejian, dan kekerasan meskipun orang itu satu
agama dengan kita. Katolik waras harus memerangi Katolik jahat, Protestan baik
harus memerangi Protestan buruk, Hindu baik harus memerangi Hindu buruk, Yahudi
waras harus memerangi Yahudi brengsek, Konghucu cerdas harus memerangi Konghucu
bloon. Begitu seterusnya dengan agama-agama lain. Dengan demikian, tidak perlu
terjadi saling hujat di antara penganut agama yang berbeda karena setiap
penganut agama akan mengendalikan penganut agama sendiri. Orang Kristen tidak
perlu menghujat orang Islam yang melakukan teror. Demikian pula orang Islam tidak
perlu memaki dan menelanjangi orang Kristen yang melakukan kejahatan
kemanusiaan atas dasar agama. Orang Islam wajib mengendalikan kaum muslimin
sendiri. Kaum Kristen wajib mengontrol kaum Kristen sendiri. Dengan demikian,
perdamaian di antara manusia bisa terus menguat dan semakin tercipta dengan
nyata karena salah satu faktor pemicu kekusutan sudah bisa diatasi, yaitu
perbedaan agama.
Saat ini terjadi saling bela yang buruk berdasarkan
agama. Hal itu disebabkan kejahatan pemeluk agama tertentu dibela oleh
penganutnya walaupun jelas-jelas salah. Akibatnya, kejahatan itu ditimpakan dan
dituduhkan pada kejahatan ajaran agamanya. Hal itu mengakibatkan persengketaan
yang keras dan menyita banyak energi.
Kaum muslimin sudah sangat lama mengontrol dan berupaya
keras mengendalikan umatnya yang salah jalan, bahkan memeranginya, hingga
membunuhnya. Kini kaum Budha dengan sangat nyata mengecam keras umatnya sendiri
yang melakukan kekerasan terhadap kaum muslim Rohingya di Myanmar. Itulah kaum
Budha yang cerdas dan patut dihormati oleh semuanya. Saya yakin kaum muslimin
yang sehat jiwanya akan mendukung para penganut Budha yang seperti itu sehingga
keharmonisan hidup di antara pemeluk umat beragama di Indonesia dapat dijaga.
Itulah Pancasila sila ketiga, Persatuan
Indonesia.
Sampurasun
No comments:
Post a Comment