Sunday, 10 September 2017

Salut untuk Kaum Budha Indonesia

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Kaum Budha Indonesia memberikan contoh yang sangat baik bagi para penganut Budha di seluruh dunia sekaligus contoh hebat bagi penganut agama-agama lain. Kaum Budha Indonesia memberikan kecaman yang sangat keras terhadap militer dan pemerintah Myanmar yang melakukan kekerasan keji terhadap kaum muslim Rohingya. Mereka sadar bahwa kejahatan terhadap manusia adalah bukan ajaran Budha. Mereka insyaf bahwa kaum Budha radikal dapat merusakkan nama baik kesucian ajaran Budha. Mereka paham benar bahwa kaum Budha di Indonesia adalah minoritas sehingga merasa perlu untuk terus hidup rukun dengan mayoritas kaum muslimin jika ingin bertahan hidup dalam damai di Indonesia. Mereka memaki perbuatan keji. Mereka pun mengumpulkan donasi untuk kaum muslimin di Myanmar.

            Perilaku kaum Budha Indonesia itu patut mendapatkan acungan jempol, penghargaan yang sangat tinggi. Mereka tak segan dan tak malu untuk memaki siapa pun yang menggunakan ajaran Budha untuk kekerasan.

            Memang begitulah seharusnya, setiap agama mengendalikan penganut agamanya sendiri untuk tidak melakukan kekerasan atas nama agamanya. Kaum muslimin sudah sejak lama melakukan hal itu. Setiap ada kelompok muslim yang lemah pengetahuan agama Islam, lalu menggunakan Islam sebagai alasan untuk melakukan kejahatan, kaum muslimin yang waras otak dan berpengetahuan agama luas akan melakukan kritik, makian, penentangan, bahkan bersiap untuk memerangi kaum muslimin yang dengan ceroboh menggunakan agama sebagai alat kekerasan. Dari zaman ke zaman perilaku itu sudah ada di lingkungan kaum muslimin. Hal itu memang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw sendiri bahwa suatu saat akan ada masa datangnya orang-orang berpikiran pendek untuk melakukan kekerasan dan orang yang paling mulia adalah orang yang memerangi orang-orang berpikiran pendek itu.

            Agama-agama lain pun seharusnya melakukan hal yang sama. Tidak perlu membela  orang-orang yang melakukan kerusakan, kejahatan, kekejian, dan kekerasan meskipun orang itu satu agama dengan kita. Katolik waras harus memerangi Katolik jahat, Protestan baik harus memerangi Protestan buruk, Hindu baik harus memerangi Hindu buruk, Yahudi waras harus memerangi Yahudi brengsek, Konghucu cerdas harus memerangi Konghucu bloon. Begitu seterusnya dengan agama-agama lain. Dengan demikian, tidak perlu terjadi saling hujat di antara penganut agama yang berbeda karena setiap penganut agama akan mengendalikan penganut agama sendiri. Orang Kristen tidak perlu menghujat orang Islam yang melakukan teror. Demikian pula orang Islam tidak perlu memaki dan menelanjangi orang Kristen yang melakukan kejahatan kemanusiaan atas dasar agama. Orang Islam wajib mengendalikan kaum muslimin sendiri. Kaum Kristen wajib mengontrol kaum Kristen sendiri. Dengan demikian, perdamaian di antara manusia bisa terus menguat dan semakin tercipta dengan nyata karena salah satu faktor pemicu kekusutan sudah bisa diatasi, yaitu perbedaan agama.

            Saat ini terjadi saling bela yang buruk berdasarkan agama. Hal itu disebabkan kejahatan pemeluk agama tertentu dibela oleh penganutnya walaupun jelas-jelas salah. Akibatnya, kejahatan itu ditimpakan dan dituduhkan pada kejahatan ajaran agamanya. Hal itu mengakibatkan persengketaan yang keras dan menyita banyak energi.

            Kaum muslimin sudah sangat lama mengontrol dan berupaya keras mengendalikan umatnya yang salah jalan, bahkan memeranginya, hingga membunuhnya. Kini kaum Budha dengan sangat nyata mengecam keras umatnya sendiri yang melakukan kekerasan terhadap kaum muslim Rohingya di Myanmar. Itulah kaum Budha yang cerdas dan patut dihormati oleh semuanya. Saya yakin kaum muslimin yang sehat jiwanya akan mendukung para penganut Budha yang seperti itu sehingga keharmonisan hidup di antara pemeluk umat beragama di Indonesia dapat dijaga. Itulah Pancasila sila ketiga, Persatuan Indonesia.


            Sampurasun

No comments:

Post a Comment