oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Berita-berita tentang
kejahatan kemanusiaan di Rakhine, Myanmar terhadap Rohingya beredar kalang
kabut bercampur hoax. Kita harus
ingat setiap kejadian yang di dalamnya kaum muslimin terllibat adalah berita
paling seksi bagi media massa asing dan dapat menarik keuntungan materi yang
sangat besar. Oleh sebab itu, sering sekali berita tentang kaum muslimin
ditambah-tambahi, dikurangi, atau direkayasa demi kepentingan ekonomi dan
politik. Oleh sebab itu, kerja dari Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk PBB
dan diketuai oleh Marzuki Darusman harus jujur, utuh, lengkap, dan menyeluruh.
TPF harus mengumpulkan fakta dan tidak boleh berpihak pada salah satu pihak,
baik berpihak pada penguasa Myanmar maupun pada kaum muslim Rohingya. TPF harus
netral dan tidak boleh terpengaruh oleh emosinya sendiri.
Agar TPF dapat bekerja optimal dan maksimal, Indonesia
dan dunia harus mendorong tim ini bekerja dengan sangat baik dan mendorong
pemerintah Myanmar agar memberikan akses yang penuh untuk diselidiki. Dengan
gambaran fakta yang jujur dan utuh, akan dapat dilakukan analisis yang tepat
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi sehingga semua pihak dapat
diuntungkan, baik dunia, kaum Rohingya, maupun pemerintah dan seluruh warga
Myanmar.
Sekarang ini terjadi saling tuduh antara pemerintah
Myanmar dan dunia internasional yang semuanya belum tentu benar. Myanmar belum
tentu benar dengan pengakuannya, dunia termasuk Indonesia juga belum tentu
benar dengan tuduhannya. Di sinilah celah timbulnya hoax-hoax yang akan
memperkeruh suasana, apalagi dengan adanya kelompok-kelompok Islam yang berniat
pergi ke Myanmar untuk membela dan berperang bagi Rohingya. Situasi bisa menjadi
tambah rumit.
Semua harus membuka diri bagi kerja-kerja TPF agar
seluruh dunia melihat fakta yang terjadi dengan lebih utuh. Dengan demikian,
penyelesaian terhadap krisis kemanusiaan tersebut bisa diatasi dengan cara yang
saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,
bukan lebih cepat, lebih baik, bukan
pula lanjutkan. Begitu yang ditulis
dalam teks Proklamasi RI.
Berita atau ceritera yang beredar saat ini belum tentu
benar karena tampak sekali setiap orang sudah berpihak, baik kepada Myanmar
maupun kepada kaum Rohingya sehingga yang membela Myanmar menyalahkan Rohingya
dan yang membela Rohingya menyalahkan Myanmar.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah jelas
menghentikan kekerasan terhadap siapa pun dan oleh siapa pun. Akan tetapi,
penghentian kekerasan saja sama sekali tidak cukup. Diperlukan upaya lanjutan
agar situasi lebih kondusif secara permanen, yaitu Myanmar dapat mengelola
negaranya dengan lebih baik dan damai serta kaum muslim Rohingya dapat berperan
serta secara positif dalam pembangunan di Myanmar sebagai warga negara yang
sah. Di samping itu, setiap kejahatan oleh siapa pun terhadap siapa pun harus
dimusuhi bersama, baik oleh kaum muslim Rohingya maupun oleh pemerintah
Myanmar. Untuk itulah, diperlukan Tim Pencari Fakta yang jujur dan memiliki
akses yang luas agar mendapatkan fakta-fakta yang dapat dijadikan dasar untuk
menganalisis situasi sehingga krisis kemanusiaan dan “kesusahan” di Myanmar
bisa diatasi.
Sampurasun
No comments:
Post a Comment