Wednesday, 12 February 2020

Apa Kabar Dajjal?


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera sang Surya
Dajjal adalah tokoh yang dipercaya datang pada akhir zaman menjelang kiamat. Dia datang dengan membawa kemunafikan, kedustaan, kejahatan, kemunkaran, kekejian, dan berbagai kerusakan di muka Bumi.

            Sudahlah, saya nggak mau serius ngomongin Dajjal. Saya hanya pengen ketawa saja kalau ada yang ngomongin Dajjal tanpa dasar dan tanpa sumber yang jelas. Banyak sekali yang berbicara atau menulis tentang Dajjal dengan bertentangan dan ngawur. Saya tulis beberapa yang ngawur itu.

            Beberapa waktu lalu, saat terjadi gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia, pada grup-grup WhatsApp (WA) beredar postingan bahwa gempa di Palu adalah disebabkan “Jokowi sedang membangunkan Dajjal”. Maklum, saat itu lagi ramai-ramainya menjelang Pemilihan Presiden Republik Indonesia. Jokowi adalah calon presiden yang kini sudah terpilih kembali menjadi presiden.

            Luar biasa sekali Jokowi kenal dengan Dajjal, tokoh dunia yang katanya disebut-sebut para nabi, bahkan bisa membangunkannya. Selain itu, berarti Dajjal adalah orang Palu. Dia tidur di Indonesia. Luar biasa. Sayangnya, banyak orang yang percaya, bahkan postingan itu di-share, ‘disebarluaskan’ ke grup-grup WA lainnya. Luar biasa.

            Dua bulan sejak gempa di Palu, Indonesia, terjadi gempa di Iran. Lalu, banyak tulisan di Medsos bahwa gempa di Iran itu terjadi disebabkan Dajjal sedang berupaya bangun dari tidur panjangnya untuk membuat kerusakan di Bumi. Luar biasa.

            Jadi, Dajjal itu orang Palu, Indonesia, atau orang Iran?

            Lagian dia itu tidur melulu. Setiap bangun, gempa. Setiap menguap, timbul angin topan. Ngaco.

            Subuh hari ini, saya mendapat pertanyaan dari seorang ibu jamaah pengajian tertentu, “Kang, benarkah Raja Arab sudah membangun sebuah tempat untuk kedatangan Dajjal?”

            “Kata siapa?” saya balik bertanya.

            “Kata Ustadz itu,” dia lalu memberitahukan lokasi rumah ustadz yang dimaksudkannya.

            “Bohong!” tegas saya.

            “Iya yah, kan Dajjal itu jahat, tapi kenapa Raja Arab membuatkan tempat untuk kedatangannya?” Si Ibu itu bingung.

            “Ibu bertanya nggak sama ustadz itu tentang alasan Raja Arab membangun tempat untuk Dajjal?”

            “Bertanya.”

            “Apa jawabannya?”

            “Ustadz itu bilang, ‘yaa, begitulah’,” jawab Si Ibu.

            Luar biasa. Kisah itu luar biasa.

            Saya tegaskan, ustadz itu berdusta karena hanya berceritera tanpa menjelaskan sumber kisahnya.  Dia pun tidak menerangkan alasan Raja Arab membuat tempat untuk kedatangan Dajjal. Di samping itu, belum lama ini saya baru pulang umroh dan tidak mendapatkan informasi atau melihat ada tempat itu di Arab. Kalau memang ada, mungkin para pembimbing umroh atau haji akan mengajak para jamaahnya ke tempat itu. Bahkan, mungkin para wartawan dari seluruh dunia sudah menyiarkan berita luar biasa itu ke seluruh dunia.

            Mengapa hanya Sang Ustadz yang tahu, sedangkan orang lain tidak tahu?

            Dia tahu dari mana?

            Luar biasa, Ustadz.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment