oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera sang Surya
Dajjal adalah tokoh yang
dipercaya datang pada akhir zaman menjelang kiamat. Dia datang dengan membawa
kemunafikan, kedustaan, kejahatan, kemunkaran, kekejian, dan berbagai kerusakan
di muka Bumi.
Sudahlah, saya nggak mau serius ngomongin Dajjal. Saya
hanya pengen ketawa saja kalau ada yang ngomongin Dajjal tanpa dasar dan tanpa sumber
yang jelas. Banyak sekali yang berbicara atau menulis tentang Dajjal dengan
bertentangan dan ngawur. Saya tulis beberapa yang ngawur itu.
Beberapa waktu lalu, saat terjadi gempa di Palu, Sulawesi
Tengah, Indonesia, pada grup-grup WhatsApp (WA) beredar postingan bahwa gempa
di Palu adalah disebabkan “Jokowi sedang
membangunkan Dajjal”. Maklum, saat itu lagi ramai-ramainya menjelang
Pemilihan Presiden Republik Indonesia. Jokowi adalah calon presiden yang kini
sudah terpilih kembali menjadi presiden.
Luar biasa sekali Jokowi kenal dengan Dajjal, tokoh dunia
yang katanya disebut-sebut para nabi, bahkan bisa membangunkannya. Selain itu,
berarti Dajjal adalah orang Palu. Dia tidur di Indonesia. Luar biasa.
Sayangnya, banyak orang yang percaya, bahkan postingan itu di-share, ‘disebarluaskan’ ke grup-grup WA lainnya.
Luar biasa.
Dua bulan sejak gempa di Palu, Indonesia, terjadi gempa
di Iran. Lalu, banyak tulisan di Medsos bahwa gempa di Iran itu terjadi
disebabkan Dajjal sedang berupaya bangun dari tidur panjangnya untuk membuat
kerusakan di Bumi. Luar biasa.
Jadi, Dajjal itu orang Palu, Indonesia, atau orang Iran?
Lagian dia itu tidur melulu. Setiap bangun, gempa. Setiap
menguap, timbul angin topan. Ngaco.
Subuh hari ini, saya mendapat pertanyaan dari seorang ibu
jamaah pengajian tertentu, “Kang, benarkah Raja Arab sudah membangun sebuah
tempat untuk kedatangan Dajjal?”
“Kata siapa?” saya balik bertanya.
“Kata Ustadz itu,” dia lalu memberitahukan lokasi rumah
ustadz yang dimaksudkannya.
“Bohong!” tegas saya.
“Iya yah, kan Dajjal itu jahat, tapi kenapa Raja Arab
membuatkan tempat untuk kedatangannya?” Si Ibu itu bingung.
“Ibu bertanya nggak sama ustadz itu tentang alasan Raja
Arab membangun tempat untuk Dajjal?”
“Bertanya.”
“Apa jawabannya?”
“Ustadz itu bilang, ‘yaa, begitulah’,” jawab Si Ibu.
Luar biasa. Kisah itu luar biasa.
Saya tegaskan, ustadz itu berdusta karena hanya
berceritera tanpa menjelaskan sumber kisahnya.
Dia pun tidak menerangkan alasan Raja Arab membuat tempat untuk
kedatangan Dajjal. Di samping itu, belum lama ini saya baru pulang umroh dan
tidak mendapatkan informasi atau melihat ada tempat itu di Arab. Kalau memang
ada, mungkin para pembimbing umroh atau haji akan mengajak para jamaahnya ke
tempat itu. Bahkan, mungkin para wartawan dari seluruh dunia sudah menyiarkan
berita luar biasa itu ke seluruh dunia.
Mengapa hanya Sang Ustadz yang tahu, sedangkan orang lain
tidak tahu?
Dia tahu dari mana?
Luar biasa, Ustadz.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment