Saturday 22 February 2020

Salam

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Salam mengandung doa dan harapan. Salam apa pun dalam bahasa apa pun sepanjang untuk kebaikan, ada doa dan harapan di dalamnya.

            Dalam masa perjuangan Indonesia ada salam revolusi, “Merdeka!”

            Di dalamnya ada doa dan harapan agar kita dibebaskan dari penjajahan asing sekaligus tetap semangat untuk mandiri. Salam ini sampai sekarang tetap digunakan, terutama di kalangan veteran perang dan para nasionalis.

            Dalam kegiatan Pramuka ada, “Salam Pramuka!”

            Itu juga doa dan harapan agar para Pramuka tetap bersatu dan bersemangat sekaligus mengingatkan setiap anggota Pramuka untuk mengamalkan Dasadarma, Trisatya, dan ajaran lainnya dalam kepramukaan.

            Mario Teguh selalu mengatakan, “Salam Super!”

            Salam itu di dalamnya ada doa dan harapan agar para audiens menjadi orang-orang super yang tahan banting dan bijak dalam menghadapi hidup.

            Motivator-motivator lain juga sering menggunakan salam dengan kalimatnya sendiri untuk memberi semangat dan mengingatkan para pendengarnya sesuai dengan tujuan materi training yang dibawakannya.

            Saya sendiri rencananya melaksanakan progam berbahasa Inggris one day in a week, ‘sehari dalam seminggu’ buat mahasiswa “Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Al-Ghifari”. Saya wajibkan kami berbahasa Inggris setiap Kamis. Tidak masalah jika kemampuan berbahasa Inggris masih rendah, yang penting Pede aja dulu berbahasa Inggris.

            Ketika masuk kelas di semester berapa saja, saya akan ucapkan salam, “Hello, diplomats!”

            “Halo para diplomat!”

            Salam itu pun doa, harapan, pengingat, sekaligus penyemangat agar para mahasiswa bangga dan semangat bahwa dirinya selalu bersemangat kuliah dan mudah-mudahan dipercaya Allah swt untuk mampu berdiplomasi dalam menjaga serta mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya untuk Negara Indonesia ketika berhadapan dengan negara luar di meja-meja perundingan.

            Soal salam “Assalaamualaikum”, tanya para Ustadz. Mereka lebih paham.

            Sekarang “Salam Pancasila”. Di dalamnya pun ada doa dan harapan agar bangsa Indonesia tetap bersatu, harmonis, tidak bercerai-berai, dan terhindar dari paham-paham radikal.

            Semua salam dalam bahasa apa pun, insyaallah berpahala, asal untuk tujuan baik. Allah swt memberikan manusia beragam bahasa untuk berkomunikasi, tidak perlu selalu harus berbahasa Arab untuk mendapatkan pahala.

            “Mahasuci Engkau ya Allah, ampuni aku, lindungi aku, sejahterakan aku,” kalimat ini pun berpahala meskipun menggunakan bahasa Indonesia.

            Terus, bagaimana jika kita jatuh cinta dan mengucapkan “salam sayang, salam kangen, salam rindu, salam cinta?”

            Salam itu mah pikirin aja sendiri.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment