oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Salam mengandung doa dan
harapan. Salam apa pun dalam bahasa apa pun sepanjang untuk kebaikan, ada doa
dan harapan di dalamnya.
Dalam masa perjuangan Indonesia ada salam revolusi, “Merdeka!”
Di dalamnya ada doa dan harapan agar kita dibebaskan dari
penjajahan asing sekaligus tetap semangat untuk mandiri. Salam ini sampai
sekarang tetap digunakan, terutama di kalangan veteran perang dan para
nasionalis.
Dalam kegiatan Pramuka ada, “Salam Pramuka!”
Itu juga doa dan harapan agar para Pramuka tetap bersatu
dan bersemangat sekaligus mengingatkan setiap anggota Pramuka untuk mengamalkan
Dasadarma, Trisatya, dan ajaran lainnya dalam kepramukaan.
Mario Teguh selalu mengatakan, “Salam Super!”
Salam itu di dalamnya ada doa dan harapan agar para
audiens menjadi orang-orang super yang tahan banting dan bijak dalam menghadapi
hidup.
Motivator-motivator lain juga sering menggunakan salam
dengan kalimatnya sendiri untuk memberi semangat dan mengingatkan para
pendengarnya sesuai dengan tujuan materi training
yang dibawakannya.
Saya sendiri rencananya melaksanakan progam berbahasa
Inggris one day in a week, ‘sehari
dalam seminggu’ buat mahasiswa “Program
Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Al-Ghifari”. Saya wajibkan kami berbahasa Inggris setiap Kamis. Tidak masalah jika kemampuan berbahasa
Inggris masih rendah, yang penting Pede
aja dulu berbahasa Inggris.
Ketika masuk kelas di semester berapa saja, saya akan
ucapkan salam, “Hello, diplomats!”
“Halo para diplomat!”
Salam itu pun doa,
harapan, pengingat, sekaligus penyemangat agar para mahasiswa bangga dan
semangat bahwa dirinya selalu bersemangat kuliah dan mudah-mudahan dipercaya
Allah swt untuk mampu berdiplomasi dalam menjaga serta mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
untuk Negara Indonesia ketika berhadapan dengan negara luar di meja-meja
perundingan.
Soal salam “Assalaamualaikum”,
tanya para Ustadz. Mereka lebih paham.
Sekarang “Salam
Pancasila”. Di dalamnya pun ada doa dan harapan agar bangsa Indonesia tetap
bersatu, harmonis, tidak bercerai-berai, dan terhindar dari paham-paham
radikal.
Semua salam dalam bahasa apa pun, insyaallah berpahala, asal untuk tujuan baik. Allah swt memberikan
manusia beragam bahasa untuk berkomunikasi, tidak perlu selalu harus berbahasa
Arab untuk mendapatkan pahala.
“Mahasuci Engkau ya
Allah, ampuni aku, lindungi aku, sejahterakan aku,” kalimat ini pun
berpahala meskipun menggunakan bahasa Indonesia.
Terus, bagaimana jika kita jatuh cinta dan mengucapkan “salam sayang, salam kangen, salam rindu,
salam cinta?”
Salam itu mah pikirin
aja sendiri.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment