oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kita sering mendengarkan
orang mengatakan istilah simpati dan empati. Banyak orang yang sulit membedakan
kedua istilah itu karena memang keduanya memiliki arti dan posisi yang sangat
erat.
Simpati adalah
kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain dan merasakan apa yang
dialami, dipikirkan, dan dirasakan orang lain. Dia menempatkan posisinya dalam
posisi orang lain. Contohnya, ketika orang lain mendapatkan musibah bencana
alam, banjir, atau gempa bumi. Dia bersimpati kepada para korban dan merasakan
penderitaan mereka. Oleh sebab itu, ia berupaya membantu para korban sesuai
dengan kemampuannya, misalnya, dengan memberikan makanan, pakaian, uang,
ataupun obat-obatan. Bahkan, dia sendiri jika memiliki kesempatan akan mendatangi
para korban musibah tersebut.
Empati adalah
perasaan yang lebih mendalam dibandingkan dengan simpati. Seseorang yang
memiliki empati akan terpengaruh oleh objek yang membuatnya tertarik.
Contohnya, seseorang yang melihat atau mendapatkan orang yang dikasihinya
sedang sakit keras akan merasakan sakit yang diderita orang yang dikasihinya
itu. Pikiran dan perasaannya dipenuhi oleh gambaran orang yang dikasihinya itu.
Akibatnya, dia pun jadi ikut sakit sebagaimana orang yang dikasihinya.
Baik simpati maupun empati merupakan interaksi yang biasa
terjadi di masyarakat. Proses-proses interaksi itu menimbulkan hubungan yang
kuat di antara masyarakat. Kedua proses interaksi itu dapat membangun rasa
kebersamaan, ikatan kemesraan, dan hubungan positif yang sangat kuat.
Demikian pemahaman simpati dan empati.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka
Irawan,
Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri,
Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
No comments:
Post a Comment