Tuesday, 27 July 2021

Ujian Melalui Covid-19

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak yang mengatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah hukuman dari Allah swt. Ada juga yang mengatakan bahwa pandemi ini adalah ujian dari Allah swt. Hukuman atau ujian bergantung pada kondisi orang masing-masing. Kalau hukuman, artinya sanksi bagi perilaku buruk manusia sebelumnya. Kalau ujian, berarti tes agar manusia meningkat menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

            Banyak sudah orang yang berceramah tentang hukuman ini, mulai ceramah yang menenangkan, mencerahkan, hingga ceramah yang penuh maki-maki ditambah kebencian politik dengan kata-kata kasar dan membangkitkan permusuhan.

            Ada yang berceramah bahwa pandemi ini adalah hukuman bagi penguasa, bagi Jokowi, bagi pendukungnya, dan bagi para buzzer.

Akibatnya, pendukung Jokowi bereaksi melakukan balasan dengan penuh penghinaan, “Katanya Covid-19 adalah azab bagi Jokowi, tapi kenyataannya yang mati malah para Kadrun! Dasar Kadrun nggak punya otak! Pergi Lu dari Indonesia! Pindah ke gurun pasir!”

Muncul lagi deh Cebong Vs Kadrun, padahal Pilpres sudah lama selesai.

Coba kalau sudah begitu, bagaimana?

Orang-orang malah bertengkar, makin bermusuhan. Seharusnya kan isi ceramah itu memberikan pencerahan dan pemahaman agar pikiran dan perilaku manusia bisa menjadi lebih baik, lebih menumbuhkan perdamaian, dan lebih ikhlas bergotong royong untuk memecahkan masalah bersama.

Ya sudahlah, mereka yang berceramah, menulis, atau menganalisa soal Covid-19 adalah hukuman itu sudah sangat banyak dengan rupa-rupa tujuan, ada yang tulus ada juga yang aneh.

Kalau saya mah semalam teringat QS Al Baqarah, 2 : 155 yang isinya seperti ini:

“Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Begitu kata Allah swt. Dia memastikan bahwa akan memberikan ujian bagi kita yang berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Itu Allah swt sendiri yang melakukannya.

Covid-19 jelas sedang merajalela di seluruh dunia. Kalau Allah swt mau, bisa menghentikannya dalam sekejap. Akan tetapi, Allah swt membiarkannya menyebar di antara manusia di seluruh dunia. Covid-19 jelas menimbulkan ketakutan, kesakitan, dan kematian. Kemudian, manusia berupaya melawannya dengan lockdown, PSBB, PPKM, atau istilah lain, bergantung negaranya. Upaya manusia itu menimbulkan risiko kekurangan harta  dan kelaparan yang tidak bisa dihindari. Untuk mengurangi risiko itu manusia menjalankan Bansos serta mengatur jarak dan waktu interaksi di antara manusia agar pandemi bisa segera berakhir, tetapi ekonomi tetap jalan meskipun harus jauh berkurang dibandingkan sebelumnya. Oleh sebab itu, manusia berupaya menciptakan vaksin agar terjadi kekebalan terhadap virus corona. Begitulah yang terjadi.

Kalau merujuk ke QS Al Baqarah, 2 : 155, kunci untuk menghadapi ujian ini adalah kesabaran.

“ … Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Orang-orang yang sabar akan sukses melewati pandemi ini dengan kegembiraan luar biasa. Sabar itu bukan berarti diam, tetapi tetap mengikuti proses ini dengan tenang, berupaya berperilaku baik, bekerja sama dengan orang lain, mengembangkan pengetahuan untuk melawan virus, bersikap ilmiah, serta yang terutama adalah tetap beriman kepada Allah swt dan yakin bahwa pertolongan Allah swt segera tiba.

Kalau tidak sabaran, berarti gagal menghadapi ujian Allah swt. Tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang tidak sabar.

Kalau pengen lebih jelas, bisa tanya tentang arti sabar kepada ustadz-ustadz yang mencerahkan, bukan ustadz yang suka menimbulkan kemarahan dan kebencian.

Begitu ya. Kalau yang saya tulis ini benar, berarti itu dari Allah swt. Kalau salah, berarti saya yang bodoh.

Begitu, Bro.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment