oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ternyata banyak orang yang
penasaran tentang kajian ilmiah yang dilakukan Kiyai Imaduddin Utsman Al Bantani.
Saking penasarannya, bertanya kepada saya tentang isi penelitiannya, malah
ngajak berdebat. Salah kalau bertanya kepada saya atau berdebat dengan saya
karena saya bukan penelitinya. Sebaiknya, langsung saja kepada Kiyai Imad.
Beliau bersedia kok. Untuk mempermudahnya, Kiyai Imad menggunakan chanel
YouTube milik muridnya, Hanif Farhan karena web site milik Kiyai Imad sendiri
diretas atau dirusakkan orang hingga hilang. Siapa pun bisa berkomunikasi di
chanel Hanif Farhan, bahkan berdebat langsung dengan Kiyai Imad pun bisa.
Sampai sekarang banyak orang yang mengaku ulama dan
menantang berdebat dengan Kiyai Imad, tetapi ketika dilayani, perdebatan itu
tidak jadi, kabur, ngeles, dan rupa-rupa alasan lainnya. Mereka bilang sih para
penantang debat itu adalah “Ulama Garis
Lurus”, tetapi saya melihatnya seperti “Ulama
Garis Lucu”.
Bagaimana tidak lucu?
Bicaranya emosional, tidak karu-karuan, nantang berdebat,
tetapi kabur. Bahkan, ada yang ingin menyelesaikannya dengan mubahalah.
Penelitian kok dijawab dengan tantangan mubahalah?
Penelitian itu harus dijawab dengan penelitian lainnya. Tesis
ya harus dibantah dengan antitesis. Begitu caranya, bukan dengan makian iblis,
neraka, kafir, sesat, dan hal-hal lucu lainnya. Banyak kok video-video lucu
emosional tanpa ilmu yang mereka bikin sendiri beredar di YouTube. Kalaupun
mereka menggunakan dalil-dalil berbahasa Arab, segera saja mendapatkan bantahan
dari santri-santri kecil muda, terutama kesalahan-kesalahan mereka dalam hal
membaca tulisan-tulisan Arab. Santri-santri kecil ini malahan lebih logis
menerangkannya.
Karena
banyak orang lucu yang tidak juga memberikan jawaban pasti atas hasil
penelitian, Kiyai Imad tampaknya semakin yakin bahwa keluarga Ba Alawi atau
para habib ini memang bukan keturunan Nabi Muhammad saw. Hal itu ditunjukkan
dengan mulai beredarnya buku yang ditulis Kiyai Imad sendiri tentang
terputusnya nasab para habib kepada Nabi Muhammad saw. Fotonya saya dapatkan dari YouTube. Segera
saja hubungi chanel Hanif Farhan untuk memilikinya.
Buku Terbaru Kiyai Imad (Foto: YouTube) |
Dengan beredarnya buku ini, sudah menjadi tugas para
habib untuk menjawab penelitian Kiyai Imad, terutama tentang rujukan kitab awal
yang harus menerangkan dari mana sumber data yang menjelaskan bahwa Ubaidillah
itu adalah anak dari Ahmad bin Isa. Itu juga kalau masih mau diakui sebagai
keturunan Nabi Muhammad saw. Kalau tidak ada buktinya, ya bukan keturunan Nabi
Muhammad saw, ngaku saja sebagai orang biasa seperti orang lainnya. Tidak
apa-apa kok, kemuliaan itu bisa didapat dari ilmu dan akhlak.
Hal itu seperti yang disampaikan Quraish Shihab yang
menyusun Tafsir Al Misbah, “Buktikan diri sebagai keturunan Rasulullah saw
dengan ilmu dan akhlak.”
Saya sendiri jujur, memang ingin memiliki bukunya dan
menganalisa dari metode penelitiannya mulai latar belakang, fenomena, hipotesa,
dan lain sebagainya hingga ke simpulan. Akan tetapi, saya masih menahan diri
karena kalau sudah memiliki bukunya, saya akan baca dan menganalisanya, itu
butuh waktu dan energi yang cukup. Saya masih berkonsentrasi untuk membiayai
anak-anak saya kuliah yang setiap minggu harus dibiayai dan itu merupakan
kewajiban utama saya sebagai kepala rumah tangga. Jadi, saya harus cari waktu
yang luang dan energi yang juga luang untuk membaca dan menganalisa tulisan
Kiyai Imad.
Kalau para pembaca ingin memiliki bukunya, saya sudah
sampaikan caranya.
No comments:
Post a Comment