Saturday, 10 June 2023

Buku Punya Kiyai Imad


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ternyata banyak orang yang penasaran tentang kajian ilmiah yang dilakukan Kiyai Imaduddin Utsman Al Bantani. Saking penasarannya, bertanya kepada saya tentang isi penelitiannya, malah ngajak berdebat. Salah kalau bertanya kepada saya atau berdebat dengan saya karena saya bukan penelitinya. Sebaiknya, langsung saja kepada Kiyai Imad. Beliau bersedia kok. Untuk mempermudahnya, Kiyai Imad menggunakan chanel YouTube milik muridnya, Hanif Farhan karena web site milik Kiyai Imad sendiri diretas atau dirusakkan orang hingga hilang. Siapa pun bisa berkomunikasi di chanel Hanif Farhan, bahkan berdebat langsung dengan Kiyai Imad pun bisa.

            Sampai sekarang banyak orang yang mengaku ulama dan menantang berdebat dengan Kiyai Imad, tetapi ketika dilayani, perdebatan itu tidak jadi, kabur, ngeles, dan rupa-rupa alasan lainnya. Mereka bilang sih para penantang debat itu adalah “Ulama Garis Lurus”, tetapi saya melihatnya seperti “Ulama Garis Lucu”.

            Bagaimana tidak lucu?

            Bicaranya emosional, tidak karu-karuan, nantang berdebat, tetapi kabur. Bahkan, ada yang ingin menyelesaikannya dengan mubahalah.

            Penelitian kok dijawab dengan tantangan mubahalah?

            Penelitian itu harus dijawab dengan penelitian lainnya. Tesis ya harus dibantah dengan antitesis. Begitu caranya, bukan dengan makian iblis, neraka, kafir, sesat, dan hal-hal lucu lainnya. Banyak kok video-video lucu emosional tanpa ilmu yang mereka bikin sendiri beredar di YouTube. Kalaupun mereka menggunakan dalil-dalil berbahasa Arab, segera saja mendapatkan bantahan dari santri-santri kecil muda, terutama kesalahan-kesalahan mereka dalam hal membaca tulisan-tulisan Arab. Santri-santri kecil ini malahan lebih logis menerangkannya. 

Karena banyak orang lucu yang tidak juga memberikan jawaban pasti atas hasil penelitian, Kiyai Imad tampaknya semakin yakin bahwa keluarga Ba Alawi atau para habib ini memang bukan keturunan Nabi Muhammad saw. Hal itu ditunjukkan dengan mulai beredarnya buku yang ditulis Kiyai Imad sendiri tentang terputusnya nasab para habib kepada Nabi Muhammad saw.  Fotonya saya dapatkan dari YouTube. Segera saja hubungi chanel Hanif Farhan untuk memilikinya.


Buku Terbaru Kiyai Imad (Foto: YouTube)


            Dengan beredarnya buku ini, sudah menjadi tugas para habib untuk menjawab penelitian Kiyai Imad, terutama tentang rujukan kitab awal yang harus menerangkan dari mana sumber data yang menjelaskan bahwa Ubaidillah itu adalah anak dari Ahmad bin Isa. Itu juga kalau masih mau diakui sebagai keturunan Nabi Muhammad saw. Kalau tidak ada buktinya, ya bukan keturunan Nabi Muhammad saw, ngaku saja sebagai orang biasa seperti orang lainnya. Tidak apa-apa kok, kemuliaan itu bisa didapat dari ilmu dan akhlak.

            Hal itu seperti yang disampaikan Quraish Shihab yang menyusun Tafsir Al Misbah, “Buktikan diri sebagai keturunan Rasulullah saw dengan ilmu dan akhlak.”

            Saya sendiri jujur, memang ingin memiliki bukunya dan menganalisa dari metode penelitiannya mulai latar belakang, fenomena, hipotesa, dan lain sebagainya hingga ke simpulan. Akan tetapi, saya masih menahan diri karena kalau sudah memiliki bukunya, saya akan baca dan menganalisanya, itu butuh waktu dan energi yang cukup. Saya masih berkonsentrasi untuk membiayai anak-anak saya kuliah yang setiap minggu harus dibiayai dan itu merupakan kewajiban utama saya sebagai kepala rumah tangga. Jadi, saya harus cari waktu yang luang dan energi yang juga luang untuk membaca dan menganalisa tulisan Kiyai Imad.

            Kalau para pembaca ingin memiliki bukunya, saya sudah sampaikan caranya.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment