oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dalam keyakinan umat Islam, Nabi
Muhammad Rasulullah saw adalah manusia yang sangat mulia. Beliau sudah mulia
sebelum dilahirkan, bahkan sebelum dunia ini diciptakan. Dia sudah paling
mulia. Ketika Nabi saw lahir, sepanjang hidupnya penuh dengan kemuliaan.
Setelah wafat pun tetap sangat mulia. Dia adalah manusia yang paling lengkap
dicatat seluruh kehidupannya di muka Bumi ini. Tak ada catatan hidup manusia
yang lebih lengkap dibandingkan Nabi Muhammad saw. Dari hal terkecil semisal
gerakan tangannya hingga karya besarnya, lengkap tercatat. Tak heran jika Nabi
Muhammad saw diakui dunia sebagai manusia No. 1 sangat berpengaruh terhadap
manusia lainnya sejak dunia belum diciptakan hingga nanti di alam akhirat.
Kaligarafi Muhammad saw (Foto: Kaligrafi Nusantara - WordPress com) |
Sudah merupakan suatu kewajaran jika umat Islam
berkewajiban memperlakukannya secara khusus dan penuh kemuliaan. Salah satunya
adalah jangan membiarkan orang-orang mengaku dirinya merupakan cucu atau
keturunan Nabi Muhammad saw tanpa bukti yang jelas. Sang Nabi saw itu manusia
termulia sepanjang masa. Tak boleh ada orang-orang yang sembarangan mengaku
sebagai cucunya. Tak boleh juga kita mempercayai orang yang mengaku-aku sebagai
cucunya hanya berdasarkan pengakuannya. Nabi saw sangat mulia, kok dengan mudah
diaku sebagai kakeknya tanpa bukti yang jelas.
Mengakui diri sebagai cucu Nabi saw saja sudah salah.
Cucu Nabi Muhammad saw itu adalah Hasan dan Husen, sudah itu saja. Adapun anak
dari Hasan dan Husen bukan cucu Nabi saw.
Mereka adalah cucu dari Fatimah ra dan Ali bin Abi Thalib ra. Hasan dan
Husen adalah cicit Nabi Muhammad saw. Sangat salah jika ada orang yang lahir
1.500 tahun kemudian dari zaman Nabi saw mengakui dirinya sebagai cucu Nabi
Muhammad saw.
Kalau ada orang yang mengaku-aku sebagai keturunan Nabi
Muhammad saw, tanya apa buktinya. Lalu, periksa pula apa keinginan dia dengan
mengaku-aku sebagai cucu Nabi saw itu. Jika kita percaya saja tanpa ada bukti
yang jelas, kita sudah merendahkan Nabi Muhammad saw yang sangat mulia itu.
Apalagi jika orang yang mengaku cucu Nabi itu ternyata akhlaknya buruk,
ucapannya menyesatkan, ajarannya menyimpang dari Nabi Muhammad saw. Kita gegabah
mempercayai orang hanya berdasarkan pengakuan dirinya, langsung ataupun tidak
langsung, kita sudah merendahkan Nabi Muhammad saw.
Setelah terbukanya penelitian Kiyai Imaduddin Utsman Al
Bantani, bukti yang harus ada untuk menentukan seseorang adalah keturunan Nabi
Muhammad saw atau bukan, ada tiga hal, yaitu: bukti kitab rujukan nasab yang
tersambung dari abad awal hijriyah hingga hari ini; adanya sertifikat
internasional dari negara asal mereka; adanya bukti hasil tes DNA. Ketiga-tiganya
wajib ada, tidak boleh hanya salah satu. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad saw
adalah orang paling mulia. Enak saja mengaku-aku sebagai keturunannya tanpa
adanya ketiga bukti tadi.
Kalau ada orang yang mengaku-aku keturunan Nabi Muhammad
saw tanpa ada ketiga bukti tadi, pastikan saja dia atau mereka atau gerombolan
mereka adalah para pendusta. Jangan sekali-sekali mengikuti mereka karena
mereka adalah para pendusta. Mereka adalah para pembohong hingga bisa
membuktikan ketiga hal tadi. Jika mereka mampu membuktikannya, kita wajib
mempercayainya dan menghormatinya sebagai keturunan mulia dari manusia paling
mulia di muka Bumi ini.
Kalian bodoh jika percaya bahwa saya adalah keturunan
Pangeran Diponegoro. Kalau saya hanya mengaku-aku tanpa bukti yang jelas,
kalian salah besar mempercayai saya. Seharusnya, tanya saya apa buktinya, mana
rujukan atau daftar silsilahnya. Periksa nama-namanya, tersambung tidak ke
Pangeran Diponegoro. Kalau memang ada dan tersambung dalam catatannya, jangan
percaya dulu. Periksa tulisannya apakah tulisannya diprint dengan menggunakan
HVS dan desain corel draw atau aplikasi lainnya. Kalau dibikin dengan tulisan
berteknologi saat ini, jangan percaya karena bisa dibuat dadakan saat ini juga.
Tanya manuskripnya atau catatan kuno yang masih dalam tulisan tangan. Periksa
tinta dan kertasnya. Apakah tintanya berasal dari zaman Pangeran Diponegoro
atau hanya beli di mall. Apakah kertasnya dibuat dari jerami, kayu, kulit
binatang, atau yang lainnya. Bawa ke laboratorium supaya kertas dan tintanya
diketahui berasal dari abad berapa, tahun berapa. Begitu caranya. Setelah itu,
cek siapa penulisnya, hidup tahun berapa, apa posisi dia di masyarakat, dan
lain sebagainya.
Saya yakin Kiyai Imad pun akan melakukan pemeriksaan
fisik kitab untuk menentukan usia tulisan atau berasal dari abad berapa yang
berisi tentang silsilah keturunan Nabi Muhammad saw dari generasi ke generasi.
Sangat wajar seperti itu untuk memurnikan dan menyucikan silsilah Nabi Muhammad
saw hingga saat ini, terlepas dari kedustaan dan kecurangan.
Ingat Nabi Muhammad saw itu manusia paling mulia, maka
keturunannya pun harus benar-benar diperiksa untuk menjaga kemuliaan Nabi
Muhammad saw. Jangan gegabah.
Kalau kalian meragukan saya sebagai keturunan Pangeran
Diponegoro tanpa bukti, sudah seharusnya kita meragukan siapa pun yang mengakui
sebagai keturunan Nabi Muhammad saw tanpa bukti yang jelas dan sah. Kalau kita
hanya percaya pada pengakuan tanpa bukti, siapa pun dapat mengaku-aku sebagai keturunan
Nabi Muhammad saw.
Hati-hati, tetap bijaksana dan teruslah menambah ilmu
karena kemuliaan ilmu mengalahkan kemuliaan nasab. Manusia yang berilmu jauh
lebih mulia dibandingkan orang yang bernasab mulia, tetapi tidak berilmu.
Kaligrafi Muhammad saw saya dapatkan dari Kaligrafi
Nusantara-WordPress com.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment