Saturday, 3 June 2023

Jangan Rendahkan Muhammad saw dengan Membiarkan Orang Mengaku-aku sebagai Cucunya

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dalam keyakinan umat Islam, Nabi Muhammad Rasulullah saw adalah manusia yang sangat mulia. Beliau sudah mulia sebelum dilahirkan, bahkan sebelum dunia ini diciptakan. Dia sudah paling mulia. Ketika Nabi saw lahir, sepanjang hidupnya penuh dengan kemuliaan. Setelah wafat pun tetap sangat mulia. Dia adalah manusia yang paling lengkap dicatat seluruh kehidupannya di muka Bumi ini. Tak ada catatan hidup manusia yang lebih lengkap dibandingkan Nabi Muhammad saw. Dari hal terkecil semisal gerakan tangannya hingga karya besarnya, lengkap tercatat. Tak heran jika Nabi Muhammad saw diakui dunia sebagai manusia No. 1 sangat berpengaruh terhadap manusia lainnya sejak dunia belum diciptakan hingga nanti di alam akhirat.


Kaligarafi Muhammad saw (Foto: Kaligrafi Nusantara - WordPress com) 


            Sudah merupakan suatu kewajaran jika umat Islam berkewajiban memperlakukannya secara khusus dan penuh kemuliaan. Salah satunya adalah jangan membiarkan orang-orang mengaku dirinya merupakan cucu atau keturunan Nabi Muhammad saw tanpa bukti yang jelas. Sang Nabi saw itu manusia termulia sepanjang masa. Tak boleh ada orang-orang yang sembarangan mengaku sebagai cucunya. Tak boleh juga kita mempercayai orang yang mengaku-aku sebagai cucunya hanya berdasarkan pengakuannya. Nabi saw sangat mulia, kok dengan mudah diaku sebagai kakeknya tanpa bukti yang jelas.

            Mengakui diri sebagai cucu Nabi saw saja sudah salah. Cucu Nabi Muhammad saw itu adalah Hasan dan Husen, sudah itu saja. Adapun anak dari Hasan dan Husen bukan cucu Nabi saw.  Mereka adalah cucu dari Fatimah ra dan Ali bin Abi Thalib ra. Hasan dan Husen adalah cicit Nabi Muhammad saw. Sangat salah jika ada orang yang lahir 1.500 tahun kemudian dari zaman Nabi saw mengakui dirinya sebagai cucu Nabi Muhammad saw.  

            Kalau ada orang yang mengaku-aku sebagai keturunan Nabi Muhammad saw, tanya apa buktinya. Lalu, periksa pula apa keinginan dia dengan mengaku-aku sebagai cucu Nabi saw itu. Jika kita percaya saja tanpa ada bukti yang jelas, kita sudah merendahkan Nabi Muhammad saw yang sangat mulia itu. Apalagi jika orang yang mengaku cucu Nabi itu ternyata akhlaknya buruk, ucapannya menyesatkan, ajarannya menyimpang dari Nabi Muhammad saw. Kita gegabah mempercayai orang hanya berdasarkan pengakuan dirinya, langsung ataupun tidak langsung, kita sudah merendahkan Nabi Muhammad saw.

            Setelah terbukanya penelitian Kiyai Imaduddin Utsman Al Bantani, bukti yang harus ada untuk menentukan seseorang adalah keturunan Nabi Muhammad saw atau bukan, ada tiga hal, yaitu: bukti kitab rujukan nasab yang tersambung dari abad awal hijriyah hingga hari ini; adanya sertifikat internasional dari negara asal mereka; adanya bukti hasil tes DNA. Ketiga-tiganya wajib ada, tidak boleh hanya salah satu. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad saw adalah orang paling mulia. Enak saja mengaku-aku sebagai keturunannya tanpa adanya ketiga bukti tadi.

            Kalau ada orang yang mengaku-aku keturunan Nabi Muhammad saw tanpa ada ketiga bukti tadi, pastikan saja dia atau mereka atau gerombolan mereka adalah para pendusta. Jangan sekali-sekali mengikuti mereka karena mereka adalah para pendusta. Mereka adalah para pembohong hingga bisa membuktikan ketiga hal tadi. Jika mereka mampu membuktikannya, kita wajib mempercayainya dan menghormatinya sebagai keturunan mulia dari manusia paling mulia di muka Bumi ini.

            Kalian bodoh jika percaya bahwa saya adalah keturunan Pangeran Diponegoro. Kalau saya hanya mengaku-aku tanpa bukti yang jelas, kalian salah besar mempercayai saya. Seharusnya, tanya saya apa buktinya, mana rujukan atau daftar silsilahnya. Periksa nama-namanya, tersambung tidak ke Pangeran Diponegoro. Kalau memang ada dan tersambung dalam catatannya, jangan percaya dulu. Periksa tulisannya apakah tulisannya diprint dengan menggunakan HVS dan desain corel draw atau aplikasi lainnya. Kalau dibikin dengan tulisan berteknologi saat ini, jangan percaya karena bisa dibuat dadakan saat ini juga. Tanya manuskripnya atau catatan kuno yang masih dalam tulisan tangan. Periksa tinta dan kertasnya. Apakah tintanya berasal dari zaman Pangeran Diponegoro atau hanya beli di mall. Apakah kertasnya dibuat dari jerami, kayu, kulit binatang, atau yang lainnya. Bawa ke laboratorium supaya kertas dan tintanya diketahui berasal dari abad berapa, tahun berapa. Begitu caranya. Setelah itu, cek siapa penulisnya, hidup tahun berapa, apa posisi dia di masyarakat, dan lain sebagainya.

            Saya yakin Kiyai Imad pun akan melakukan pemeriksaan fisik kitab untuk menentukan usia tulisan atau berasal dari abad berapa yang berisi tentang silsilah keturunan Nabi Muhammad saw dari generasi ke generasi. Sangat wajar seperti itu untuk memurnikan dan menyucikan silsilah Nabi Muhammad saw hingga saat ini, terlepas dari kedustaan dan kecurangan.

            Ingat Nabi Muhammad saw itu manusia paling mulia, maka keturunannya pun harus benar-benar diperiksa untuk menjaga kemuliaan Nabi Muhammad saw. Jangan gegabah.

            Kalau kalian meragukan saya sebagai keturunan Pangeran Diponegoro tanpa bukti, sudah seharusnya kita meragukan siapa pun yang mengakui sebagai keturunan Nabi Muhammad saw tanpa bukti yang jelas dan sah. Kalau kita hanya percaya pada pengakuan tanpa bukti, siapa pun dapat mengaku-aku sebagai keturunan Nabi Muhammad saw.

            Hati-hati, tetap bijaksana dan teruslah menambah ilmu karena kemuliaan ilmu mengalahkan kemuliaan nasab. Manusia yang berilmu jauh lebih mulia dibandingkan orang yang bernasab mulia, tetapi tidak berilmu.

            Kaligrafi Muhammad saw saya dapatkan dari Kaligrafi Nusantara-WordPress com.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment