Saturday, 11 September 2010

Waspadalah Sangat Mungkin Malaysia Sedang Dikendalikan Iblis dan Syetan

oleh Tom Finaldin

Syetan
Sesungguhnya, kita manusia harus waspada karena dilahirkan untuk mengarungi hidup dengan digoda oleh syetan. Syetan itu diciptakan Allah swt untuk menguji kita dan menentukan posisi kita di hadapan Allah swt. Kalau kita melangkah mengikuti syetan, pasti celaka. Jika kita berjalan di jalan Allah swt, pasti selamat, baik di dunia ini maupun di akhirat.

Syetan sendiri terdiri atas dua jenis makhluk, yaitu jin dan manusia, sebagaimana yang diinformasikan oleh Allah swt.

"Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja Manusia, Sembahan Manusia dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari golongan jin dan manusia.’.” (QS An Naas: 1-6)

Allah swt dalam surat di atas memerintahkan kita untuk berlindung kepada-Nya dari bisikan dan godaan syetan yang terdiri atas jenis jin dan manusia.

Syetan dari jenis jin menggoda dengan cara yang halus. Ia memasuki hati, menyusup ke dalam dada, membisiki telinga, dan lain sebagainya sesuai sarana dan kelengkapan yang dimilikinya. Syetan jin ini punya raja yang bakal hidup sampai kiamat. Ia adalah Iblis laknatullah.

Syetan dari jenis manusia menggoda dengan cara-cara yang bisa diindera secara biasa. Dia menggembar-gemborkan pemikiran-pemikiran sosial, politik, budaya, agama, ekonomi, dan sebagainya. Sungguh, kita hidup saat syetan berjaya menguasai sektor-sektor kehidupan manusia ini. Dengan luwesnya, mereka memoles kesesatan seperti sebuah kebaikan. Syetan manusia ini bisa ada di perguruan tinggi, birokrasi, LSM, Ormas, ceramah keagamaan, kegiatan sosial, dan sebagainya. Mereka punya cara khusus untuk menyamarkan dirinya dan menghasut manusia agar tak pernah hidup harmonis.

Syetan yang jenisnya manusia sudah jelas sama dengan kita, bahkan dalam beberapa hal mungkin memiliki keunggulan, misalnya, sekolahnya lebih tinggi, uangnya lebih banyak, relasinya jauh lebih luas, kedudukannya lebih terhormat, memiliki angkatan bersenjata yang hebat, karya-karyanya begitu populer, namanya sering disebut-sebut, serta berbagai kelebihan lainnya. Akan tetapi, adapula yang berasal dari golongan ekonomi menengah dan lemah. Hal itu memang disebabkan mereka manusia yang memiliki kesempatan yang sama dengan manusia lain. Bedanya, mereka sudah bergelar syetan. Meskipun demikian, kita tidak bisa menunjuk hidungnya dengan memvonis bahwa mereka syetan karena mereka menyembunyikan identitasnya dan membaur dengan manusia lainnya dalam berbagai lapangan kehidupan.

Syetan jenis manusia ini punya raja juga. Di adalah Dajjal yang bakal hidup sampai kiamat.

Perhatikan firman Allah swt berikut ini.

“Iblis menjawab, ‘Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.’
Allah berfirman, ‘Sesungguhnya, kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.’.” (QS Al Arraf : 14-15).

Dalam ayat di atas, terdapat kata mereka yang diberi tangguh. Mereka artinya tidak satu orang, tetapi banyak. Mereka yang ditangguhkan atau ditunda kematiannya atau sangat dipanjangkan umurnya, di antaranya, Dajjal dan Iblis.

Hal yang membuat kita lebih sulit adalah terjadinya kerja sama antara Raja Syetan Jin dan Raja Syetan Manusia. Mereka memiliki kepentingan yang sama, yaitu menjadikan manusia sebagai pengikutnya. Setidak-tidaknya, ada keterangan dari Muhammad Isa Dawud (1996) tentang hal ini. Pada abad ke-8 Masehi, Dajjal, Raja Syetan Manusia, berlayar menuju Pantai Florida. Di tengah laut, tepatnya di Segitiga Bermuda ia dikejutkan dengan adanya sebuah istana. Di istana itu ternyata Iblis Azazil telah menunggunya selama jutaan tahun. Setelah keduanya bertemu, terjadilah kesepakatan atau perjanjian bahwa mereka adalah satu. Iblis sebagai raja yang tersembunyi dan Dajjal sebagai raja yang terlihat.

Perlu diketahui bahwa maksud dari tersembunyi dan terlihat adalah merujuk pada bentuk fisik, bukan dalam penampilan di muka umum karena dalam kenyataannya, Dajjal pun selalu bersembunyi karena punya sifat pengecut. Itulah isyarat dari Allah swt dalam surat An Naas tentang syetan yang biasa bersembunyi.

Setelah perjanjian itu, Dajjal melanglangbuana, mempelajari ilmu pengetahuan, mencari kekayaan, melakukan kejahatan-kejahatan kemanusiaan yang menyebabkan berkobarnya perang-perang dan pertikaian di muka Bumi. Iblis menghasut manusia lewat bisikan-bisikan gaib, Dajjal menggembar-gemborkan pemikiran-pemikiran sosial, politik, budaya, agama, ekonomi, dan sebagainya. Sampai abad 20, memasuki abad 21, Dajjal mengasah kemampuannya dan terus melaksanakan berbagai rencana jahatnya.

Tindak-tanduk Dajjal hasilnya sudah tampak di muka Bumi, yaitu berbagai ketimpangan yang terjadi. Meskipun demikian, ia tetap tersembunyi dengan kerja rapi tak mudah dilihat. Tak heran jika dalam catatan sejarah kehidupan manusia, banyak hal misterius yang tak terpecahkan.

Seorang Jenderal Amerika, William Gay Karl, mengaku bahwa sejak Revolusi Perancis tahun 1789 M sampai sekarang (13 Oktober 1958: Pen.), masih ada kekuatan misterius yang menggerakkan berbagai revolusi dan menggunakan orang-orang berpengaruh, seperti, Mirabeau, Lafayette, dan Duke Dourlian. Sejumlah orang masih mewakili kekuatan misterius gerakan-gerakan ini. Walaupun nama-nama mereka berbeda, mereka tidak keluar dari tangan-tangan kekuasaan misterius yang mewujudkan gerakan-gerakan itu. Mereka diperalat untuk menimbulkan pemberontakan-pemberontakan. Ketika mereka melaksanakan kepentingan itu, mereka dibersihkan dari kekuatan-kekuatan yang dibelanya. Kekuatan-kekuatan misterius itu melemparkan tuduhan dan memikulkan dosa yang sebenarnya adalah tanggungan mereka. Beginilah orang-orang itu mati karena noda dan dosa mereka, padahal kekuatan-kekuatan misterius itu tetap ada di belakang komplotan-komplotan internasional yang berlepas diri dari setiap prasangka (Muhammad Isa Dawud: 1996).

Dunia pun sampai kini masih dibuat bingung tentang peristiwa pembunuhan Presiden John F. Kennedy plus kematian keturunannya; pembunuhan Presiden Abraham Lincoln; pembunuhan Malcolm X; pembantaian terhadap orang Yahudi oleh Hitler, apakah benar ataukah kisah rekaan?; Segitiga Bermuda; UFO; Neil Armstrong; Teori Evolusi; pembunuhan terhadap para pembesar negara serta penghilangan tokoh-tokoh dan aktivis; terorisme; peledakan bom di tempat-tempat yang bukan seharusnya; tragedi penabrakan gedung WTC; invasi AS ke Irak; masalah Palestina; G-30-S; Medio Mei 1998, Peristiwa Poso; Bom Bali; Bom JW Marriot; pemboman di Kedubes Australia; virus flu burung; hasil-hasil Pemilu. Di samping itu, saya yakin bahwa masih banyak peristiwa misterius, baik di tingkat internasional, maupun di tingkat negara masing-masing.

Dari seluruh rangkaian peristiwa menghebohkan itu, baik di tingkat internasional maupun di dalam negeri sendiri, kita akan merasakan sesuatu yang aneh, semacam invisible hand atau menurut Cherep Spiridovich, gubernur dari Skandinavia yang telah dibunuh secara misterius, The Hiden Hand. Tangan-tangan itu kekuatannya menjurus ke satu arah, satu maksud, dan berasal dari satu arah juga. Siapa pun pelakunya, negara mana pun yang menjadi bintangnya, selalu ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya.

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa tak ada yang namanya skenario global, baik itu pejabat sipil, militer, akademisi, aktivis, ataupun rakyat biasa, hanya ada dua kemungkinan bagi orang itu, yaitu: dia orang bodoh dan tolol atau dia itu anak buah syetan, baik sadar ataupun tidak. Kalau bodoh dan tolol, lumayanlah, dia bisa belajar lagi agama dari awal yang mengajarkan bahwa syetan sudah bertekad memerangi manusia tak terbatas oleh batas-batas negara. Di mana pun ada manusia, di sana ia melancarkan aksinya, baik menyesatkan secara individual maupun sosial. Kalau tidak bodoh dan tolol, berarti orang itu sudah benar-benar kesetanan.

Begitulah sampai hari ini, kedua Raja Kesesatan itu bekerja tak henti-hentinya. Anak buahnya makin banyak, baik dari jenis jin maupun manusia, seiring dengan semakin bingung dan sesaknya kehidupan di dunia ini karena terlalu jauh dari tuntunan Illahi.


Jasmerah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)
Seluruh gonjang-ganjing yang terjadi di muka Bumi ini tak terlepas dari campur tangan syetan. Syetan-syetan itu, baik manusia maupun jin sangat senang jika manusia bertengkar, adu bacot, dan saling bunuh.

Mari kita lihat hubungan dengan tetangga kita itu, Malaysia. Yang namanya angkuh, pongah, sombong, bengal, aniaya, sadis, kejam, curang, maling, fitnah, dan ngaku-ngaku milik orang lain adalah perbuatan syetan yang ditularkan kepada manusia yang nafsunya rendah. Itu pasti. Ada yang tidak setuju dengan pendapat ini? Silakan saja tidak setuju Wahai Manusia Gila.

Perilaku-perilaku itu bisa ditularkan syetan, baik jin maupun manusia. Dalam konteks hubungan Indonesia-Malaysia, kita sudah dapat menunjukkan telunjuk kita bahwa di negeri itu ada banyak yang telah bergaya syetan.

Dalam hal lain, patut pula kita lihat. Dulu Indonesia telah sangat hebat dan benar dalam melangkah sesuai preambul UUD 1945, Pancasila, serta politik luar negeri yang bebas dan aktif. Sumber-sumber hukum itu menjadi dasar hidup bangsa untuk tidak memihak salah satu blok besar di dunia. Saat itu di dunia ada blok kapitalis dan blok komunis. Kita berada di tengah, tidak memihak, tetapi terus menggalang secara aktif perdamaian dunia. Negeri Indonesia ini memimpin negara-negara yang tidak memihak itu. Kita berada di depan. Negara-negara di dunia pun terperangah melihat aksi-aksi berani Indonesia dalam pentas percaturan politik dunia.

Baik kapitalis maupun komunis adalah sama dalam satu hal. Kedua aliran pemikiran itu menekankan pada benda, materi, kekuasaan, dan segala yang sifatnya duniawi. Kapitalis didasari pada nafsu upaya kepemilikan modal sebanyak-banyaknya, sedangkan komunis didasari pada kebencian terhadap kapitalis yang telah mencuri harta-harta kaum buruh, kaum terpinggirkan. Keduanya sama, yaitu rebutan materi, rebutan makanan.

Adapun Indonesia meyakini Pancasila yang tidak kapitalis dan tidak komunis. Pancasila menekankan pada bidang spiritual sehingga manusia dibimbing agar dapat menggunakan segala sesuatu yang sifatnya duniawi untuk kepentingan spiritual dan kemakmuran bersama. Kemandirian Indonesia pada saat dulu itu ditunjang pula oleh kemerdekaan yang diraih melalui perjuangan yang berpuncak pada peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu pula, Indonesia tidak bergantung pada bangsa lain.

Berbeda dengan Malaysia yang merupakan negeri persemakmuran. Negeri yang bisa disebut kemerdekaannya merupakan hadiah dari penjajahnya.

Malaysia dulu sempat konflik dengan Indonesia karena Indonesia menganggap Malaysia sebagai negara yang prokapitalis, neokolonialisme imperialisme. Itu bisa dilihat dari besarnya bantuan pasukan kapitalis saat berperang melawan Indonesia.

Sebagaimana tadi disebutkan bahwa kapitalis pun merupakan pemikiran yang diracunkan oleh syetan. Artinya, Malaysia dekat sekali dengan negeri-negeri yang pemikirannya racun syetan itu. Berbeda dengan Indonesia yang tidak ke kapitalis dan tidak ke komunis. Indonesia hampir menjadi Umatan Wasathon, 'Umat Penengah', sebagaimana yang diinginkan oleh Allah swt.

Jika dari dulu pengaruh negeri kapitalis sangat kuat di Malaysia, bukan tak mungkin sampai saat ini, disadari ataupun tidak, pengaruh itu terus menguat.

Melihat bahwa Indonesia begitu kuat tidak terpengaruh kekuatan aliran pemikiran yang rebutan uang itu, Iblis dan Dajal pasti tidak senang. Mereka berdua ingin Indonesia babak belur. Banyak cara yang mereka lakukan hingga Indonesia menjadi rusak seperti saat ini.

Akan tetapi, kita, bangsa Indonesia pun harus mengakui jika saat ini dekat dengan kapitalis berarti sedang bersahabat erat dengan Iblis.

Ada kisah menarik tentang syetan ini. Saat mata uang dinar pertama diciptakan, Iblis begitu bergembira ria.

Ia memeluk dan menimang-nimang uang sambil berkata penuh cinta, “Denganmulah aku akan menyesatkan manusia.”


Pelajari Dunia
Dunia ini dihiasi dengan pertikaian, konflik, kedustaan, dan lain sebagainya. Memang Iblis dan Dajal tak senang dengan kedamaian. Mereka sangat gembira dengan keadaan yang kacau balau. Pembunuhan dan kekejian adalah tontonan yang membuat mereka merasa sangat puas. Oleh sebab itu, keduanya tak henti-hentinya meluncurkan program fitnah kepada umat manusia.

Soal Malaysia ini, penyusun menjadi ingat negeri Irak. Irak dulu adalah negeri kuat yang sangat ditakuti. Dia telah mempersiapkan diri memerangi Yahudi sejak tahun enam puluhan. Untuk melemahkannya susah sekali jika dihancurkan langsung karena harus ada alasan yang tepat. Oleh sebab itu, dicarilah cara lain untuk memporakporandakannya.

Irak lalu dibisik-bisiki bahwa Kuwait dalam sejarahnya adalah salah satu provinsi Irak. Jika Irak bisa menguasainya, ekonomi Irak akan tumbuh lebih hebat. Irak yang dipimpin Sadam itu ternyata tergoda. Sang pembisik yang menggoda itu namanya Golda Meir, Yahudi.

Kuwait pun diduduki Irak. Akibatnya, fatal bagi Irak. Pihak kapitalis merasa terganggu karena Kuwait adalah salah satu sumber minyak mereka. Amerika yang paling kapitalis itu dan sekutunya menyerang, lalu menekan Irak. Sampai sekarang Amerika dan sekutu¬nya terus menduduki Irak. Irak pun lemah tak berkutik lagi. Kapitalis pun senang bukan kepalang. Soal jumlah serdadu yang mati, itu mah nggak seberapa dibandingkan keuntungan yang didapat para pemuja aliran pemikiran syetan itu.


Dua Skenario
Penyusun sangat khawatir jika sejarah Irak itu bisa teralami di Asia Tenggara. Seperti dikatakan tadi bahwa Iblis dan Dajal tak senang dengan keharmonisan hidup manusia. Mereka selalu mencoba merusakkannya.

Sungguh saya tak tahu separah apa pengaruh kapitalis di Malaysia, juga di Indonesia. Jika sangat kuat, berarti Iblis dan Dajal merajai kedua negeri ini.

Saya mendapat keanehan dalam hubungan Indonesia dan Malaysia. Seolah-olah kedua negeri ini memang disengaja untuk tidak akur oleh pihak kapitalis. Melihat Malaysia yang tergabung dalam persemakmuran dan terus-menerus pongah terhadap Indonesia dari dulu sampai sekarang meskipun menggunakan cara-cara yang bodoh seperti mengklaim-klaim hak Indonesia serta membuat manuver militer yang cukup mengejutkan di samping ada kebencian terhadap pers bebas, rasanya ada dalang yang ingin mengambil keuntungan.

Ada dua skenario yang penyusun khawatirkan. Pertama, Indonesia bisa marah, kalap, lalu menggunakan aksi militer hingga terjadi perang. Perang itu akan mengakibatkan sebagaimana yang terjadi di Irak. Pasukan kapitalis masuk ke Indonesia dengan tuduhan Indonesia adalah negara berbahaya bagi tetangga-tetangganya. Itu kalau Indonesia dirasakan bakal menang perang. Jika pasukan kapitalis masuk, kacaulah Indonesia, lebih menderita daripada sekarang ini.

Kedua, karena nasionalisme Indonesia sangat tinggi dan sangat mungkin bukan hanya tentara yang berperang, melainkan bersama rakyatnya, tetapi tidak cukup kuat melawan Malaysia yang kabarnya ada senjatanya yang agak lebih kuat, Indonesia dibiarkan kalah dalam berbagai lapangan kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun militer. Kalau sudah kalah, maka Malaysia akan mengendalikan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari berbagai pernyataan petinggi Malaysia yang selalu mengatakan bahwa kita ini serumpun dan sama-sama Nusantara, namun mereka ingin berada di atas Indonesia. Pernyataan itu seperti justifikasi bagi mereka untuk mengklaim hal-hal yang menjadi milik Indonesia serta berperilaku seperti pemimpin Nusantara. Di samping itu, kita bisa curiga bahwa negeri persemakmuran ini di bawah pengaruh berat kapitalis.

Entah ada berapa skenario lagi. Namun, yang jelas dari berbagai skenario, saat ini ada yang masih tidak tenang melihat Indonesia masih sangat kuat meskipun dilanda berbagai bencana, baik ekonomi, kepemimpinan, pendidikan, kemanusiaan, maupun bencana alam. Selain itu, ada banyak orang serakah yang ingin menguasai sumber-sumber daya alam di Indonesia dengan lebih mudah dan lancar. Syaratnya, Indonesia harus menjadi negara yang sangat lemah. Kapitalis akan mendapat untung besar.

Bisa pula ada yang masih ingat, lalu takut terhadap pernyataan King Faisal, Raja Arab yang pernah membuat Presiden AS Nixon kesurupan mengatakan oil Feisal, oil Feisal, oil Feisal. Raja Arab itu pernah mengatakan bahwa ia ingin pemimpin dunia itu lahir di Indonesia.

Soal Malaysia tidak menginginkan pers bebas itu mirip dengan sifat syetan yang biasanya bersembunyi. Syetan, baik Iblis maupun Dajal punya sifat yang sama, yaitu pengecut, suka berlindung di balik orang lain. Mereka tidak mau terbuka, tidak bersedia transparan, sepi dari publikasi, sebagaimana Firman Allah swt di bawah ini.

“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja Manusia, Sembahan Manusia dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari golongan jin dan manusia.’.” (QS An Naas: 1-6)


Kembali ke Jati Diri
Hal yang paling penting dilakukan Indonesia adalah kembali ke jati diri. Jangan meniru-niru cara hidup orang lain dan tidak perlu banyak mendengar masukan pihak asing. Kita punya jiwa dan kepribadian sendiri. Dengan itulah kita akan menemukan cara-cara yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di dalam diri sendiri.

Sudahi merasa diri terbelakang dan bodoh. Kita merasa terbelakang, tertinggal, dan bodoh disebabkan selalu ingin hidup seperti orang lain, padahal Allah swt telah menciptakan kita lengkap dengan nilai dan norma yang telah dibawa sejak lahir untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita yang kaya raya. Nilai dan norma itu berbeda dengan bangsa lain. Jika menggunakan nilai dan norma bangsa lain, hidup kita akan berantakan. Saat ini kita berantakan karena kehilangan jati diri, lalu mengadopsi pemikiran asing, kemudian diterappaksakan di dalam negeri.

Sudah semestinya kita kembali ke kemuliaan diri. Kemuliaan diri kita ada di dalam jati diri kita, Pancasila. Itu pasti sakti.

No comments:

Post a Comment