Tuesday, 28 June 2022

Cemas Keselamatan Jokowi

 


oleh: Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Beberapa hari ini semakin banyak orang yang cemas atas keselamatan Presiden RI Jokowi dan istrinya, Iriana dalam misinya untuk mendamaikan perang antara Rusia dan Ukraina. Perjalanan Jokowi dari Indonesia ke Jerman memenuhi undangan G7, lalu transit di Polandia untuk menggunakan kereta api menuju Ibu Kota Ukraina, Kiev, menemui Presiden Ukraina Zelensky, kemudian ke Moskow menemui Presiden Rusia Putin, mendapatkan sorotan rakyat Indonesia, termasuk perhatian dunia internasional. Banyak sekali doa yang dipanjatkan rakyat Indonesia dalam berbagai agama. Menurut survey, 76,7% rakyat Indonesia puas terhadap kinerja Jokowi. Wajar jika mendapatkan banyak doa dari seluruh agama di Indonesia.

            Sudah sesuatu yang normal jika rakyat Indonesia mencemaskan pemimpinnya yang mengunjungi medan perang yang dikabarkan lebih dahsyat dibandingkan perang dunia masa lalu. Bahkan, kata pengamat AS, tiga hari serangan Rusia ke Ukraina menimbulkan kerusakan yang sama dengan 73 tahun serangan Israel ke Palestina. Soal suka atau tidak suka terhadap Jokowi, semestinya dikesampingkan dahulu karena dia bagaimana pun adalah Presiden Indonesia. Saya tidak menyukai Presiden RI Soeharto, tetapi ketika dia keluar negeri dan mendapatkan perlakuan tidak baik dari negara lain, saya pasti tersinggung dan membela Soeharto. Saya tidak memilih Presiden SBY, tetapi ketika dia mendapatkan perlakuan buruk dari negara lain, saya pasti membelanya. Soal saya tidak suka, itu adalah urusan di dalam negeri.

            Indonesia adalah ibarat sebuah keluarga. Jika ada perselisihan di dalam keluarga, itu adalah urusan dalam keluarga, bukan urusan orang lain. Jika kita mengajak orang lain untuk ikut campur urusan keluarga kita,  itu artinya parah dan keluarga itu berantakan. Sudah tidak pantas lagi seorang anggota keluarga yang mengajak pihak luar untuk merusakkan keluarganya sendiri masih disebut anggota keluarga. Dia harusnya keluar dari keluarga itu. Tidak pantas seseorang meminta orang lain memukuli ayahnya, kakaknya, adiknya, atau bahkan ibunya sendiri karena ada persengketaaan keluarga. Apa pun yang terjadi dalam keluarga kita, jika anggota keluarga kita mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain, kita harus membelanya. Soal perselisihan keluarga, kita selesaikan di dalam keluarga sendiri.

            Hal yang banyak dicemaskan rakyat adalah ketika Jokowi berada di Kiev menemui Presiden Zelensky karena Ukraina adalah medan pertempuran. Sebetulnya, dalam etika hubungan internasional, Jokowi adalah tamu kehormatan negara. Ukraina harus menjamin keselamatan Jokowi. Demikian pula, Rusia harus menjaga keselamatan Jokowi. Wajib hukumnya. Jaminan itu pasti diberikan oleh Zelensky dan Putin. Jadi, selama Jokowi berada di Ukraina dan Rusia, sudah seharusnya perang berhenti untuk tercipta kondusivitas upaya perdamaian.

            Keamanan yang diberikan Ukraina dan Rusia sudah cukup bisa dipercaya oleh dunia untuk keselamatan Jokowi karena keduanya adalah negara sahabat Indonesia. Jadi, sudah pasti menjaga persahabatan itu. Hal yang tidak bisa diduga adalah adanya kemungkinan teroris “lone wolf” yang bergerak atas dasar keinginan kelompoknya sendiri dan tidak mengatasnamakan negara tertentu.  Dia atau mereka akan melakukan tindakan-tindakan brutal karena tidak menginginkan perdamaian terjadi dan sangat diuntungkan oleh perang tersebut. Dunia sudah mengalami kejahatan mereka itu, seperti, pembunuhan terhadap Presiden AS Abraham Lincoln dan Kennedy. Presiden Kuba Fidel Castro sempat mengalami ancaman yang sama berupa upaya pembunuhan menggunakan peluru, racun yang ditaburkan di gelas susunya, atau dioleskan di cerutunya, tetapi upaya para penjahat ini tidak berhasil terhadap Castro.

            Karena ancaman yang serius, Jokowi dilengkapi dengan Paspampres terbaik berjumlah 39 orang yang dilengkapi senjata laras panjang, helm, dan rompi antipeluru. Itu jumlah yang diberitakan, jumlah yang sebenarnya, saya yakin jauh lebih banyak dari itu.

            Semua persiapan yang dilakukan Indonesia-Ukraina-Rusia sudah sangat baik. Akan tetapi, hal apa pun bisa terjadi di medan tempur. Oleh sebab itu, diperlukan doa bersama agar perdamaian bisa tercipta. Minimal, upaya dialog awal mulai diciptakan Indonesia karena dialog pertama perdamaian yang dilakukan oleh Turki dan dialog kedua oleh Israel telah gagal mendamaikan mereka. Kalau perang tidak berhenti juga, dalam beberapa bulan akan terjadi kelaparan di dunia serta prediksi IMF bahwa akan ada 60 negara yang bangkrut dan 42 di antaranya dipastikan bangkrut, benar-benar terjadi.

Memang Indonesia tidak ada dalam daftar negara bangkrut itu. Akan tetapi, kalau banyak negara yang bangkrut, Indonesia akan kehilangan banyak rekan bisnis dan akan pula menanggung banyak kerugian.

            Semoga Presiden Jokowi dan rombongan tetap selamat dan perdamaian mulai tercipta. Aamiin.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment