oleh Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sejak SMP, SMA, kuliah,
hingga akhir-akhir ini, ketika membaca majalah, koran, ataupun menonton berita
di televisi selalu saja orang-orang berkulit putih yang datang ke orang-orang
kulit berwarna di Afrika, Timur Tengah, India, dan negara lainnya untuk
memberikan perhatian, kepedulian, kasih sayang, dan bantuan atas berbagai
penderitaan dan keterbelakangan yang diderita. Orang-orang berkulit putih itu
memang memiliki banyak kelebihan dalam hal akses, pendidikan, harta benda, dan
kekuasaan. Mereka pun punya banyak yayasan yang menggalang dana untuk membantu
rakyat di negara-negara miskin dan tertinggal yang rata-rata kulitnya berwarna.
Lady Di dari Inggris dan Angelina Jolie dari Amerika Serikat adalah tokoh yang
kerap melakukan kunjungan dan bantuan-bantuan itu. Tokoh yang sangat legendaris
adalah Mother Teresa atau Bunda Teresa, biarawati Katolik Roma yang mengabdikan
diri dan seluruh hartanya untuk kemanusiaan di India dengan membantu dan
melayani orang-orang berpenyakit, miskin, terpinggirkan, dan sekarat.
Kini dunia sedang terbalik, dunia menyaksikan bahwa orang
kulit berwarna sedang menolong, membantu, dan berupaya mencari jalan keluar
bagi orang-orang kulit putih yang sedang menderita. Dunia sedang menyaksikan
orang kulit berwarna dari Asia, tepatnya Indonesia, Iriana Jokowi, memeluk
pasien korban perang Rusia Vs Ukraina yang menderita bukan hanya fisik,
melainkan pula mengalami kerusakan otak karena stres. Tangisan mereka jatuh di
pangkuan Iriana. Ini pemandangan yang tidak biasa. Hal itu disebabkan di dunia
barat masih banyak yang rasis dan menganggap orang berkulit putih adalah lebih
mulia dibandingkan orang kulit berwarna. Saya saja sering mereka sebut sebagai “teman setengah binatang” hanya karena
saya berasal dari Asia, Indonesia. Tentu tidak semuanya, tetapi mereka masih
banyak yang rasis.
Iriana Jokowi Hibur dan Peluk Pasien Korban Perang Rusia Vs Ukraina (Foto: Kompas TV) |
Foto Iriana Jokowi sedang menghibur pasien korban perang
di rumah sakit di Kyiv, Ukraina saya dapatkan dari Kompas TV. Bukan hanya
memeluk dan menghibur, Iriana pun menyampaikan rasa empati, simpati, dan
bantuan medis atas nama rakyat Indonesia yang peduli terhadap kemanusiaan dan perdamaian.
Hal ini sudah seharusnya menjadi tontonan yang bisa
menjadi pelajaran bahwa warna kulit adalah bukan ukuran kemuliaan. Situasi bisa
berubah-ubah dan terbalik. Orang yang tadinya di atas bisa jadi ke bawah atau
sebaliknya.
Orang yang mulia itu bukan atas dasar warna kulit dan
tempat kelahiran, melainkan orang yang paling banyak memberikan manfaat dan
kenyamanan bagi manusia lainnya.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment