Friday 1 July 2022

Jokowi Datang, Rusia Mundur, Ukraina Klaim Kemenangan

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Beginilah indahnya memiliki politik luar negeri bebas dan aktif. Ketika para sahabat bertengkar, berkelahi, berperang, kita tidak memihak salah satu dari mereka, tetapi, berupaya mendamaikan mereka. Dengan demikian, kita tetap dihormati oleh semua pihak. Jika memihak salah satu, kita akan menjadi musuh bagi yang lainnya. Itu bukanlah Indonesia. Indonesia itu harus “thousands friends and zero enemy”, ‘ribuan teman dan nol musuh’.

            Sebelum Jokowi ke Kyiv menemui Presiden Ukraina Zelensky, Rusia membombardir Kyiv. Akan tetapi, ketika Jokowi datang, Rusia berhenti membombardir Kota Kyiv dan Kota Irpin karena kedua kota itu didatangi Jokowi. Di Kyiv Jokowi memberikan bantuan medis dan bertemu Zelensky, sedangkan di Irpin meninjau kehancuran puing-puing akibat bombardir Rusia. Setelah Jokowi pergi dari Ukraina pun Kyiv dan Irpin tidak lagi menjadi sasaran tembak Rusia, entah untuk berapa lama.

            Ketika Jokowi meninggalkan Ukraina menuju Rusia untuk menemui Presiden Putin, Rusia melakukan pertukaran tahanan perang dengan Ukraina sebagai tindakan kemanusiaan. Di samping itu juru bicara Rusia menjelaskan bahwa perang bisa berakhir dalam sehari dan selamanya jika Ukraina menyetujui syarat-syarat yang diinginkan Rusia.

Tambahan pula, Rusia segera menarik mundur pasukannya dari Pulau Ular karena paham bahwa Jokowi akan meminta itu agar Pelabuhan Kapal Laut di wilayah Laut Hitam itu bisa lagi berlayar untuk memasok makanan, terutama gandum, biji-bijian lainnya, dan pupuk ke seluruh dunia. Jika tidak,  ratusan juta, bahkan miliaran manusia bisa kelaparan dan itu sangat berbahaya bagi seluruh dunia.

Rusia menjelaskan bahwa penarikan mundur pasukannya dari Pulau Ular itu tujuannya adalah untuk kemanusiaan dan agar PBB bisa mengatur lagi pasokan makanan ke seluruh dunia sebagaimana yang diinginkan Jokowi. Presiden Putin pun menjelaskan bahwa bukan dirinya yang membuat pasokan makanan itu terhenti, melainkan Ukraina dan pihak barat yang memasang ranjau-ranjau di Laut Hitam. Setelah kedatangan Jokowi, Rusia mundur. Akan tetapi, mundurnya Rusia ini diklaim oleh Ukraina sebagai kemenangan Ukraina mengalahkan Rusia di Pulau Ular dan meningkatkan semangat prajurit Ukraina untuk mengambil alih wilayah-wilayah Ukraina yang telah dikuasai oleh Rusia.

Begitulah mereka, tidak mau kehilangan muka dan harga diri. Rusia menjelaskan bahwa mereka mundur adalah untuk membuka jalan bagi kemanusiaan, bukan kalah perang, sedangkan Ukraina mengklaim Rusia mundur karena kalah perang di Pulau Ular itu dan bukan untuk kemanusiaan seperti yang diminta Jokowi.

Ya, sudahlah, hal yang penting adalah satu hari setelah Jokowi datang mengunjungi Ukraina dan Rusia, ranjau-ranjau laut sudah dibersihkan dan kapal-kapal dagang bisa lagi beroperasi untuk memasok makanan serta berbagai bahan pangan lain untuk berbisnis ke seluruh dunia dan mencegah kelaparan. Itu yang penting bagi kita karena jika tidak begitu, Indonesia pun akan mengalami kelaparan yang sama.

Indonesia tidak punya kepentingan politik terhadap perang itu. Hal yang dilakukan Indonesia adalah berupaya secara perlahan menciptakan perdamaian dan hal yang harus dilakukan cepat adalah memberikan makanan ke seluruh dunia karena makanan adalah kebutuhan dasar manusia di mana pun berada.

Perang masih berlanjut, tetapi satu langkah kecil telah menyelamatkan miliaran nyawa manusia. Allah swt melihat itu.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment