oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pada 14 Juli 2022 saya
diundang mahasiswa Hubungan Internasional (HI), Fisip, Universitas Al Ghifari
untuk memberikan sedikit pencerahan dalam acara HUT ke-18 Himpunan Mahasiswa HI
Unfari di Gedung KNPI, Jawa Barat. Selepas memberikan semangat, saya diminta
untuk menerima pucuk tumpeng pertama dan memberikan santunan kepada para santri
yatim dari Yayasan Raudhatul Jannah.
Bagus sekali acara seperti itu dilaksanakan mahasiswa. Mereka tetap menghormati guru atau dosen dan berbagi kesenangan dengan mereka yang kurang mampu. Sejak muda sangatlah positif belajar berperilaku amanah. Ketika dititipi sumbangan oleh orang lain, segera disalurkan kepada mereka yang berhak dengan jumlah yang semestinya dan tidak dipotong secara serakah untuk kepentingan pribadi.
Tidak banyak yang saya sampaikan dalam acara itu. Saya hanya memberikan semangat bahwa ada banyak kesempatan bekerja untuk lulusan hubungan internasional. Soalnya, perhatian dunia saat ini sedang terpusat di dua tempat, yaitu di Ukraina karena “perang” dan di Indonesia karena ada upaya “perdamaian”. Perangnya di Ukraina dan perdamaiannya di Indonesia. Dalam kondisi perang, hanya ada membunuh, menghancurkan, atau dibunuh dan dihancurkan. Adapun dalam kondisi damai, tercipta segala bisnis, kerja sama, alih teknologi, pendidikan, penggalakan seni budaya, pembangunan, perbaikan, dan perilaku positif lainnya.
Perdamaian itu jauh lebih baik dibandingkan perang.
Banyak kegiatan membangun ketika berdamai, sedangkan ketika perang banyak
kegiatan yang merusakkan.
Ketika Presiden Indonesia Jokowi menemui Presiden Ukraina
Zelensky, terdengar jelas bahwa Zelensky meminta Jokowi untuk mendatangkan para
ahli, perusahaan, dan rakyat Indonesia yang terampil untuk bekerja di Ukraina
dalam membangun kembali Ukraina yang telah porak poranda setelah perang
selesai. Itu artinya, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan anak-anak muda
Indonesia di Ukraina nanti. Demikian pula Rusia akan menyuplai banyak pupuk,
bibit pertanian, bahan baku, dan alat pertanian berkualitas tinggi untuk
Indonesia. Di samping itu, tampaknya beberapa negara ingin belajar kepada
Indonesia dalam upayanya menciptakan situasi sosial yang kondusif, lebih
tenang, lebih cepat keluar dari bahaya Covid-19, serta lebih kuat bertahan
dalam goncangan ekonomi dunia yang sangat mengerikan dan bisa membangkrutkan
sebuah negara semacam Sri Lanka.
Hal yang harus dilakukan para mahasiswa dan anak-anak muda
sekarang adalah serius belajar secara akademis, serius belajar bekerja,
menambah kemampuan, melengkapi diri dengan berbagai keterampilan, dan
meningkatkan daya jual diri sehingga disukai orang lain. Lebih jauh lagi,
ketika Indonesia mengalami bonus demografi dengan sangat banyaknya angkatan
muda atau angkatan kerja dibandingkan negara-negara lain, akan sangat banyak
negara yang membutuhkan anak-anak muda Indonesia yang terampil dan berpengetahuan
tinggi. Akan tetapi, jika anak-anak muda Indonesia tidak mempersiapkan dirinya
dengan baik, jumlah yang banyak itu hanya akan menjadi beban bagi negara dan
beban bagi orang lain di sekitarnya. Bahkan, akan menjadi sampah jika bergabung
dengan para kriminal dan teroris karena tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam perkembangan dunia ini.
Jangan jadi sampah. Tingkatkan kualitas diri sambil
berdoa tanpa henti berharap ridho Allah swt.
No comments:
Post a Comment