Friday, 15 July 2022

Jangan Jadi Generasi Sampah

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Pada 14 Juli 2022 saya diundang mahasiswa Hubungan Internasional (HI), Fisip, Universitas Al Ghifari untuk memberikan sedikit pencerahan dalam acara HUT ke-18 Himpunan Mahasiswa HI Unfari di Gedung KNPI, Jawa Barat. Selepas memberikan semangat, saya diminta untuk menerima pucuk tumpeng pertama dan memberikan santunan kepada para santri yatim dari Yayasan Raudhatul Jannah.






            Bagus sekali acara seperti itu dilaksanakan mahasiswa. Mereka tetap menghormati guru atau dosen dan berbagi kesenangan dengan mereka yang kurang mampu. Sejak muda sangatlah positif belajar berperilaku amanah. Ketika dititipi sumbangan oleh orang lain, segera disalurkan kepada mereka yang berhak dengan jumlah yang semestinya dan tidak dipotong secara serakah untuk kepentingan pribadi.




            Tidak banyak yang saya sampaikan dalam acara itu. Saya hanya memberikan semangat bahwa ada banyak kesempatan bekerja untuk lulusan hubungan internasional. Soalnya, perhatian dunia saat ini sedang terpusat di dua tempat, yaitu di Ukraina karena “perang” dan di Indonesia karena ada upaya “perdamaian”. Perangnya di Ukraina dan perdamaiannya di Indonesia. Dalam kondisi perang, hanya ada membunuh, menghancurkan, atau dibunuh dan dihancurkan. Adapun dalam kondisi damai, tercipta segala bisnis, kerja sama, alih teknologi, pendidikan, penggalakan seni budaya, pembangunan, perbaikan, dan perilaku positif lainnya.

            Perdamaian itu jauh lebih baik dibandingkan perang. Banyak kegiatan membangun ketika berdamai, sedangkan ketika perang banyak kegiatan yang merusakkan.

            Ketika Presiden Indonesia Jokowi menemui Presiden Ukraina Zelensky, terdengar jelas bahwa Zelensky meminta Jokowi untuk mendatangkan para ahli, perusahaan, dan rakyat Indonesia yang terampil untuk bekerja di Ukraina dalam membangun kembali Ukraina yang telah porak poranda setelah perang selesai. Itu artinya, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan anak-anak muda Indonesia di Ukraina nanti. Demikian pula Rusia akan menyuplai banyak pupuk, bibit pertanian, bahan baku, dan alat pertanian berkualitas tinggi untuk Indonesia. Di samping itu, tampaknya beberapa negara ingin belajar kepada Indonesia dalam upayanya menciptakan situasi sosial yang kondusif, lebih tenang, lebih cepat keluar dari bahaya Covid-19, serta lebih kuat bertahan dalam goncangan ekonomi dunia yang sangat mengerikan dan bisa membangkrutkan sebuah negara semacam Sri Lanka.

            Hal yang harus dilakukan para mahasiswa dan anak-anak muda sekarang adalah serius belajar secara akademis, serius belajar bekerja, menambah kemampuan, melengkapi diri dengan berbagai keterampilan, dan meningkatkan daya jual diri sehingga disukai orang lain. Lebih jauh lagi, ketika Indonesia mengalami bonus demografi dengan sangat banyaknya angkatan muda atau angkatan kerja dibandingkan negara-negara lain, akan sangat banyak negara yang membutuhkan anak-anak muda Indonesia yang terampil dan berpengetahuan tinggi. Akan tetapi, jika anak-anak muda Indonesia tidak mempersiapkan dirinya dengan baik, jumlah yang banyak itu hanya akan menjadi beban bagi negara dan beban bagi orang lain di sekitarnya. Bahkan, akan menjadi sampah jika bergabung dengan para kriminal dan teroris karena tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam perkembangan dunia ini.

            Jangan jadi sampah. Tingkatkan kualitas diri sambil berdoa tanpa henti berharap ridho Allah swt.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment