Thursday, 9 June 2022

Kerja Sama Warga-Kampus


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Kegiatan positif itu adalah saling berbagi potensi dan berbagi keuntungan. Sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) memilih lingkungan tempat tinggal saya yang di Kabupaten Bandung untuk menjalankan program pengabdian dari kampusnya. Mereka bawa uang Rp50 juta untuk digunakan dalam program itu, kemudian berkomunikasi dengan warga. Akhirnya, disepakati untuk membuat program mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membangun taman baca dan balai untuk warga.

            Pembangunan itu menggunakan tanah fasilitas umum (Fasum) tepat di depan rumah saya. Kesepakatannya adalah uangnya dari mahasiswa, sedangkan tenaga, makanan, dan peralatan kerja dari warga. Saya sendiri diminta untuk membantu menyediakan isi pustaka dan honor untuk penjaga taman baca nantinya kalau sudah benar-benar rampung.

            Saya bilang, “Deal.”

            Mudah-mudahan Allah swt membukakan jalan rezeki-Nya.












            Pembangunan ini sebentar lagi selesai. Belum selesai pun sudah menjadi tempat favorit warga untuk berkumpul sambil mengasuh anak-anaknya. Taman baca diberi nama “Taman Baca Sawawa” serta balai untuk pertemuan dan penyimpanan pustaka, baik konvensional maupun digital diberi nama “Bale Sariak Layung”.

            Melihat keseriusan mahasiswa, saya harus bicara dengan dosen pembimbingnya agar para mahasiswa itu diberi nilai “A” untuk program itu. Hal ini pun pernah terjadi kepada diri saya ketika menjadi dosen pembimbing Kuliah Kerja Nyata (KKN) para mahasiswa Universitas Al Ghifari. Saya pernah dipanggil makan malam oleh Ketua RW, tokoh masyarakat, karang taruna, dan warga. Mereka meminta saya untuk memberikan nilai di atas “80”  bagi para mahasiswa Universitas Al Ghifari yang saya bimbing selama KKN di tempat mereka. Ngotot sekali mereka meminta saya untuk memberikan penilaian itu.

            Saya bilang, “Deal.”

            Saya tidak perlu lagi terlalu detail memeriksa hasil kerja mahasiswa selama KKN. Toh, masyarakat senang dan merasakan manfaat. Permintaan masyarakat agar saya memberikan nilai di atas 80 menunjukkan berarti mahasiswa saya bermanfaat, tidak menyebabkan kerusakan, tidak mengajarkan hal yang aneh-aneh, tidak mempengaruhi warga ke arah keburukan, bahkan memberikan banyak nilai positif. Hal itu sudah cukup bagi saya untuk memberikan nilai di atas 80 bagi mahasiswa sesuai keinginan masyarakat.

            Begitulah seharusnya mahasiswa dan kalangan akademisi berkolaborasi dengan masyarakat memberikan nilai-nilai pencerdasan dan kenyamanan bagi kehidupan bersama dalam rangka membangun kehidupan yang lebih baik dan keharmonisan yang lebih terasa sehingga semua mendapatkan kebaikan.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment