oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Jika mengajak diskusi siapa
pun tentang hal ini, jawabannya selalu sama karena berasal dari otak dan hati
yang jujur.
Kalau kita punya uang lima puluh juta dan ingin membuka
toko kecil-kecilan, tempat mana yang akan dipilih untuk usaha?
Tempat yang penduduknya tidak berpendidikan, gemar ribut,
sering tawuran, banyak pertengkaran, dan miskin atau tempat yang penduduknya
berpendidikan, damai, saling menghormati, tidak gemar tawuran, dan punya uang
banyak?
Jawabannya selalu sama dan para pembaca tulisan saya pun
pasti menjawab hal yang sama.
Iya, kan?
Begitu juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika
ingin maju dan makmur bersama, kita harus menjaga situasi yang aman dan damai
tanpa huru hara atau tanpa keributan yang mengarah pada perpecahan secara
fisik. Kalau perdebatan ilmu pengetahuan, perbedaan pendapat, atau perbedaan
pilihan politik sih, tidak mengapa, tidak masalah. Bahkan, itu bagus untuk
pencerdasan.
Dengan situasi yang aman, harmonis, damai, dan terkendali
akan menarik para investor dan pemilik uang atau harta yang banyak dari seluruh
dunia untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Mereka bisa membuat
perusahaan-perusahaan besar pada segala bidang sehingga terbuka banyak lapangan
pekerjaan untuk kita dan kita pun bisa mendapatkan nilai tambah lainnya dari
pajak, perputaran bisnis, serta alih teknologi. Kita bisa belajar dari mereka
sehingga pada masa depan kita semakin mandiri karena memiliki banyak
pengetahuan dan investasi yang banyak.
Kalau selalu gemar ribut dan perpecahan, siapa yang
tertarik menanamkan uangnya untuk bisnis di Indonesia?
Itulah sebabnya
Presiden Soeharto pada masa Orba melakukan tindakan yang sangat keras untuk
membuat negara stabil dan tertib sehingga pada zamannya disebut sebagai “ekonomi adalah panglima”, berbeda daripada
era Presiden Soekarno yang disebut “politik
adalah panglima”. Sayangnya, Soeharto terlalu ekstrim sehingga membungkam
aspirasi rakyat dan sangat kejam terhadap mereka yang berbeda pandangan, orang bisa
tiba-tiba gila atau hilang tak diketahui di mana kuburannya. Dia dijatuhkan
karena hal itu salah satunya.
Pada masa ini diharapkan panglimanya adalah kesadaran
diri dan penegakkan hukum yang tegas dan adil sehingga situasi tetap bisa
terkendali untuk membuat suasana bisnis berjalan dengan baik dan menguntungkan.
Baru-baru ini ada contoh menarik, yaitu Elon Musk yang
awalnya diharapkan untuk membuat pabrik Tesla di Indonesia, ternyata memilih
untuk membangun pabrik di Thailand. Dia memang membuat pabrik juga di
Indonesia, tetapi hanya pabrik baterai yang bisa menyimpan listrik ratusan watt
atau mungkin lebih dari seribu watt. Nilainya jelas jauh antara pabrik mobil
dan pabrik baterai. Kalau pabrik Tesla ada di Indonesia, terbayang puluhan ribu
orang bisa bekerja mengikuti perputaran bisnis Tesla. Keputusan Elon Musk untuk
mendirikan pabrik di Thailand menggugurkan banyak kesempatan dan harapan untuk
kita.
Beberapa
pengamat menganalisa bahwa salah satu alasan Elon Musk tidak jadi membangun
pabrik Tesla di Indonesia adalah adanya konflik-konflik dan potensi perpecahan
yang ada di kalangan rakyat Indonesia meskipun itu bukan satu-satunya alasan.
Elon Musk memang dikenal sangat pemilih dalam menanamkan uangnya. Dia menilai
juga sejauh mana sebuah negara menghormati lingkungan, sikap para pengusaha
terhadap karyawan, kemudahan birokrasi terhadap rakyat dan para pengusaha, serta
yang lainnya.
Pendapat
para analis ini bisa debatable, bisa didebat kebenarannya. Akan tetapi,
cukuplah menjadi pelajaran bahwa untuk menjadi maju dan makmur, situasi harus
diciptakan damai, aman, dan harmonis agar ada banyak uang yang masuk untuk
diputarkan dalam bisnis serta menguntungkan banyak pihak. Kalau gemar tawuran
dan huru hara, sangat sulit akan terjadi perputaran usaha secara positif.
Ekstrimnya,
siapa yang akan menanamkan uangnya untuk buka usaha di Ukraina sekarang?
Tidak
ada.
Siapa
yang akan menanamkan uangnya di Afghanistan?
Cina
mulai berani bisnis di Afghanistan, tetapi masih memperhatikan situasi hingga
benar-benar aman untuk berbisnis di sana.
Mari
ciptakan Indonesia yang harmonis dan untung bersama. Insyaallah.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment