Sunday, 31 July 2022

Pernikahan Anak Anies Bukan Kegiatan Politik

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Tak bisakah kita berhenti sejenak untuk tidak menilai sesuatu dari pandangan kecurigaan politik?

            Tidak harus setiap kegiatan politisi itu adalah politik. Mereka punya keluarga, teman, kehidupan pribadi masing-masing yang tidak selalu harus bernuansa politis.

            Pernikahan puteri sulung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan dan Ali Saleh Alhuraiby di Aula Candi Bentar, Putri Duyung Resort Ancol, Pademangan, Jakarta Utara diselenggarakan pada 29 Juli 2022. Pernikahan itu dihadiri banyak tokoh politik, seperti, Muhaimin Iskandar, Surya Paloh, Yeni Wahid, AHY, Zulkifli Hasan, SBY, Wapres RI Maruf Amin, bahkan Presiden RI Jokowi. Foto pernikahan mereka saya dapatkan dari Dream.


Pernikahan Mutiara Annisa dan Ali Saleh (Foto: Dream)

            Karena banyak tokoh yang hadir dan juga yang tidak tampak hadir, banyak pengamat yang menghitung kekuatan politik Anies Baswedan dengan hasil analisa mereka. Ada yang mengatakan Anies kuat untuk Pilpres 2024, tetapi sangat banyak pula yang melihatnya lemah karena banyak kekuatan politik yang tidak hadir, termasuk tidak hadirnya Rizieq Shihab yang baru saja bebas bersyarat dari tahanan.

            Bagi saya, itu adalah pernikahan dua orang yang saling mencintai bukan urusan politik. Meskipun orangtuanya adalah politisi dan banyak politisi yang hadir dan tidak hadir, tidak perlu menjadi bahan perbincangan politik. Itu adalah urusan kekeluargaan dan persaudaraan. Akan tetapi, hak semua orang juga sih untuk melihatnya dari sisi politik, hanya bagi saya, berhenti dululah melihatnya dari sisi politik, itu pernikahan. Sebaiknya, kita doakan mereka yang menikah semoga menjadi keluarga Samawa dan penuh berkah.

            Daripada dihubungkan dengan ketegangan politik, lebih baik kita syukuri keakraban antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Anies Baswedan. Anies sempat memperbaiki dasi kupu-kupu Ridwan Kamil dalam acara itu. Hal itu adalah momen menyenangkan dan menjadi contoh yang baik. Mereka mungkin nanti bersaing keras dalam Pilpres 2024, tetapi dalam acara itu mereka adalah teman, bahkan saudara sebangsa dan setanah air. Foto Ridwan Kamil dan Anies Baswedan saya dapatkan dari Dream.


Anies rapikan dasi Ridwan Kamil (Foto: Dream)


            Redam semua ketegangan, mari belajar bersama hidup dalam kerukunan dan keakraban yang harmonis.

            Sampurasun.

Tuesday, 26 July 2022

Table Manner Fisip Universitas Al Ghifari

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Table manner adalah tatacara atau etika ketika di meja makan. Ini merupakan kegiatan yang wajib diselenggarakan di Program Studi Hubungan Internasional, Fisip, Universitas Al Ghifari. Dalam kegiatan ini para mahasiswa diajarkan tatacara atau etika makan di meja makan, khususnya ketika menghadapi tamu dari luar negeri.

            Dalam pergaulan internasional kita dituntut untuk memahami budaya, tatakrama, dan kebiasaan orang luar negeri, termasuk di dalamnya cara makan. Kita tidak bisa memaksakan cara-cara kita sehari-hari ketika menghadapi tamu atau bertamu ke luar negeri secara formal. Kita harus mengikuti dan menghormati aturan mereka agar diplomasi berjalan lancar dan menghasilkan keuntungan positif dari hubungan kita dengan dunia internasional. Dengan tatakrama yang baik, komunikasi akan lebih baik dan menarik rasa hormat orang asing kepada diri kita. Demikian pula, orang luar negeri mempelajari pula cara-cara orang Indonesia ketika makan dengan maksud yang sama dengan kita untuk mendapatkan keuntungan dari kita.

            Untuk hal itu, Fisip Universitas Al Ghifari mengajari para mahasiswa dalam acara Table Manner dengan tema “Good Etiquette and Impression at The Dining Table”, ‘Etika dan Kesan yang Baik di Meja Makan’. Pengajaran ini digelar di Hotel Savoy Homann, Jln. Asia Afrika, No.112, Bandung. Karena table manner ini bermula dari Perancis, maka menu makanan pun untuk kali ini berasal dari Perancis.

            Dalam acara ini mahasiswa diajari cara duduk, cara menggunakan lap, pisau besar, pisau kecil, garpu besar, garpu kecil, sendok, penggunaan piring besar dan kecil, cara memotong roti, memakan makanan, hingga menyimpan peralatan bekas makan. Diajari pula etika memakan makanan menu pembuka, menu utama, dan menu penutup, termasuk gerakan tangan ketika menyuapkan makanan.




            Sebelum ke pelatihan cara makan, para mahasiswa dianggap sebagai perwakilan dari setiap negara yang ada di dunia ini. Oleh sebab itu, mahasiswa disarankan untuk menggunakan bahasa dari negara yang diwakilinya ketika memperkenalkan diri. Kalau tidak, minimal menggunakan bahasa Inggris.

            Karena sangat banyak jumlah mahasiswa, ketika selesai perkenalan diri, panitia memotong acara dulu dengan ice breaking supaya tidak jenuh dan suasana penuh dengan keceriaan. Tentu saja dengan lagu-lagu saat ini yang bisa dijogetin bersama. Setelah itu, baru ke acara utama table manner. Selepas itu, ada beberapa para mahasiswa yang memiliki penampilan terbaik untuk setiap kategori sehingga diberi penghargaan khusus, termasuk dipilihnya King and Queen of Table Manner untuk tahun ini.




            Table manner yang hanya berlangsung satu hari itu diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk lebih memahami budaya dan tatakrama bangsa lain sehingga pada masa depan jika mendapatkan takdir untuk berperan membangun Indonesia dalam posisi untuk berhubungan dengan negara lain, dapat lebih mudah untuk berkomunikasi dan menghasilkan keuntungan positif bagi Indonesia.




            Sampurasun

Saturday, 23 July 2022

Anies Ngaku Kalah Ganteng Dibandingkan Ridwan Kamil

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Siapa bilang Indonesia bakal bangkrut?

Selama anak-anak muda gembira lenggak-lenggok di Citayam menggunakan zebra cross atau penyeberangan jalan dengan mengunakan berbagai gaya fashion, Indonesia baik-baik saja.

Citayam itu nama wilayah. Itu adalah singkatan dari bahasa Sunda, “pameuncitan hayam”, ‘pemotongan ayam’.

            Perilaku anak-anak muda yang kemudian dinamakan “Citayam Fashion Week” itu menarik perhatian dua gubernur, yaitu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Bahkan, Presiden Indonesia Jokowi pun ikut memperhatikannya.

            Ridwan Kamil dengan pakaian modis, tak kalah gaya dibandingkan anak-anak muda itu ikut bergaya di penyeberangan jalan itu ditemani para driver Ojol. Di samping itu, Ridwan Kamil memberikan nasihat agar kalau sudah berkegiatan Citayam Fashion Week, segera pulang, jangan menggelandang di jalanan. Foto Ridwan Kamil saya dapatkan dari Keuangan News dan Wahana News.


Ridwan Kamil (Foto: Keuangan News)


Ridwan Kamil (Foto: Wahana News)


Sementara itu, Anies Baswedan mengajak rekan-rekan bisnisnya dari Eropa untuk bersama-sama berjalan bergaya di tempat yang sama dengan menggunakan pakaian resmi pejabat. Bagi Anies, anak-anak muda itu selalu dapat melihat sesuatu yang baru dan positif. Selama itu dilaksanakan dengan tertib, tidak mengganggu orang lain, itu adalah hak kebebasan berekspresi, harus didukung, dan wajib dibukakan kesempatan bagi mereka. Foto Anies saya dapatkan dari Sinergi Papers.


Anies Baswedan (Foto: Sinergi Papers)


Hal senada pun disampaikan oleh Presiden Indonesia Jokowi. Dia merasa agak kesal dengan orang-orang yang meributkan secara negatif Citayam Fashion Week itu.

Mengapa kegiatan itu harus dilarang?

Bagi Jokowi, kegiatan itu positif dan menunjukkan kreativitas. Selama kegiatan itu tidak menabrak norma-norma hukum, itu adalah hak yang harus didukung. Jangan diributkan.

Hal yang menarik adalah ketika seorang anak muda di Citayam ditanya wartawan, “Siapa nama Gubernur DKI Jakarta?”

Remaja itu menjawab, “Ridwan Kamil!”

Ternyata, jawaban anak muda itu mendapat respon dari Anies Baswedan. Dia seolah-olah merasa sudah nasib kalah ganteng dan kalah tenar dibandingkan Ridwan Kamil sambil menyapa juga Ridwan Kamil yang Gubernur Jawa Barat itu. Ridwan Kamil pun membalas cuitan Anies dengan memohon agar Anies memaafkan anak muda itu yang sudah jauh-jauh datang dari Jawa Barat ke Jakarta, tetapi tidak mengenal penguasa DKI Jakarta. Celoteh saling balas cuitan antara Ridwan Kamil dan Anies itu tampak segar dan akrab. Menyenangkan sekali cara mereka berkomunikasi dengan ceria itu. Kita butuh para pemimpin yang berkomunikasi dengan cara yang hangat seperti mereka.

Benar, Citayam Fashion Week itu kegiatan positif, tetapi ada juga negatifnya. Secara positif, jelas adalah kreativitas, bahkan banyak yang menghasilkan uang di sana sehingga membantu orangtuanya. Di antara mereka ada yang memberikan uang kepada orangtuanya dalam sekali berkegiatan  Rp200 ribu, 300 ribu, satu juta, bahkan ada yang menghasilkan sampai dengan tiga puluh juta rupiah dari konten yang mereka buat dan dari pihak endorsee. Sisi negatifnya pun tidak boleh dilupakan, misalnya, kemacetan, sampah yang berserakan, penggunaan pakaian yang terlalu minim, terlalu seksi, laki-laki bergaya perempuan, tidur di jalanan tidak pulang ke rumah, adanya potensi pergaulan bebas, dan terlalu asyik mendapatkan uang secara mudah sehingga melupakan sekolah atau kuliah. Foto Citayam Fashion Week saya dapatkan dari Okezone.


Citayam Fashion Week (Foto: Okezone)


Anak-anak muda Generasi Z yang berusia antara 9 s.d. 24 tahun itu harus dberikan kesempatan, dibuka jalannya, diberikan dukungan, sambil tetap diberikan koridor agar tidak keluar dari pagar-pagar norma yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.

Sampurasun.

Friday, 15 July 2022

Jangan Jadi Generasi Sampah

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Pada 14 Juli 2022 saya diundang mahasiswa Hubungan Internasional (HI), Fisip, Universitas Al Ghifari untuk memberikan sedikit pencerahan dalam acara HUT ke-18 Himpunan Mahasiswa HI Unfari di Gedung KNPI, Jawa Barat. Selepas memberikan semangat, saya diminta untuk menerima pucuk tumpeng pertama dan memberikan santunan kepada para santri yatim dari Yayasan Raudhatul Jannah.






            Bagus sekali acara seperti itu dilaksanakan mahasiswa. Mereka tetap menghormati guru atau dosen dan berbagi kesenangan dengan mereka yang kurang mampu. Sejak muda sangatlah positif belajar berperilaku amanah. Ketika dititipi sumbangan oleh orang lain, segera disalurkan kepada mereka yang berhak dengan jumlah yang semestinya dan tidak dipotong secara serakah untuk kepentingan pribadi.




            Tidak banyak yang saya sampaikan dalam acara itu. Saya hanya memberikan semangat bahwa ada banyak kesempatan bekerja untuk lulusan hubungan internasional. Soalnya, perhatian dunia saat ini sedang terpusat di dua tempat, yaitu di Ukraina karena “perang” dan di Indonesia karena ada upaya “perdamaian”. Perangnya di Ukraina dan perdamaiannya di Indonesia. Dalam kondisi perang, hanya ada membunuh, menghancurkan, atau dibunuh dan dihancurkan. Adapun dalam kondisi damai, tercipta segala bisnis, kerja sama, alih teknologi, pendidikan, penggalakan seni budaya, pembangunan, perbaikan, dan perilaku positif lainnya.

            Perdamaian itu jauh lebih baik dibandingkan perang. Banyak kegiatan membangun ketika berdamai, sedangkan ketika perang banyak kegiatan yang merusakkan.

            Ketika Presiden Indonesia Jokowi menemui Presiden Ukraina Zelensky, terdengar jelas bahwa Zelensky meminta Jokowi untuk mendatangkan para ahli, perusahaan, dan rakyat Indonesia yang terampil untuk bekerja di Ukraina dalam membangun kembali Ukraina yang telah porak poranda setelah perang selesai. Itu artinya, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan anak-anak muda Indonesia di Ukraina nanti. Demikian pula Rusia akan menyuplai banyak pupuk, bibit pertanian, bahan baku, dan alat pertanian berkualitas tinggi untuk Indonesia. Di samping itu, tampaknya beberapa negara ingin belajar kepada Indonesia dalam upayanya menciptakan situasi sosial yang kondusif, lebih tenang, lebih cepat keluar dari bahaya Covid-19, serta lebih kuat bertahan dalam goncangan ekonomi dunia yang sangat mengerikan dan bisa membangkrutkan sebuah negara semacam Sri Lanka.

            Hal yang harus dilakukan para mahasiswa dan anak-anak muda sekarang adalah serius belajar secara akademis, serius belajar bekerja, menambah kemampuan, melengkapi diri dengan berbagai keterampilan, dan meningkatkan daya jual diri sehingga disukai orang lain. Lebih jauh lagi, ketika Indonesia mengalami bonus demografi dengan sangat banyaknya angkatan muda atau angkatan kerja dibandingkan negara-negara lain, akan sangat banyak negara yang membutuhkan anak-anak muda Indonesia yang terampil dan berpengetahuan tinggi. Akan tetapi, jika anak-anak muda Indonesia tidak mempersiapkan dirinya dengan baik, jumlah yang banyak itu hanya akan menjadi beban bagi negara dan beban bagi orang lain di sekitarnya. Bahkan, akan menjadi sampah jika bergabung dengan para kriminal dan teroris karena tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam perkembangan dunia ini.

            Jangan jadi sampah. Tingkatkan kualitas diri sambil berdoa tanpa henti berharap ridho Allah swt.

            Sampurasun.

Friday, 8 July 2022

Soal ACT, Semua Harus Bersabar


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Mungkin sudah tidak asing jika kita mendengar kata “ACT” (Aksi Cepat Tanggap) karena mereka rajin sekali promosi pada berbagai Medsos untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mereka juga mengumpulkan uang dari dalam negeri dan luar negeri.

            Lembaga pengumpul uang ini kini bermasalah. Saya memperhatikannya pertama kali ACT dilaporkan ke polisi oleh sebuah perusahaan yang pernah dibina oleh pengurus ACT sendiri, yaitu PT Hydro Perdana Retailindo untuk sebuah kasus pada 2021. Kemudian, ada penelurusan oleh media Tempo dengan segala dugaan penyelewengannya. Di masyarakat beredar kabar bahwa gaji para pengurus ACT yang luar biasa besar, fantastis, berikut hartanya yang sangat mewah bernilai miliaran rupiah. Terdapat pula dugaan keras bahwa ACT menyalurkan dananya untuk kegiatan teroris di Suriah, teroris  di New Delhi, India, dan gerakan radikal di dalam negeri Indonesia sendiri.

            Masyarakat yang tidak suka ACT banyak memberikan tuduhan dan mengumbar berbagai kejelekan ACT. Sebaliknya, para pendukung ACT, banyak memberikan bantahan, bahkan tudingan kepada pemerintah yang ingin menguasai harta ACT. Jadi, makin lucu memperhatikannya, tetapi bisa membahayakan.

            Kita harus menyadari bahwa itu semua hanyalah dugaan, belum bisa dikatakan sebagai kenyataan. Baik yang menuding ACT maupun yang membela ACT, tidak memiliki bukti atau fakta yang pasti. Di samping itu, mereka bukanlah pihak yang memiliki wewenang untuk menyatakan bahwa ACT bersalah atau benar.

            Siapa yang berhak menyatakan benar dan salah itu?

            Hakim di pengadilan!

            Kita semua harus bersabar menunggu pihak berwenang memeriksanya karena tuduhan bisa jadi fitnah dan pembelaan bisa jadi penipuan. Sekarang ini karena adanya laporan dan merebaknya banyak dugaan, ACT menjadi sasaran penyelidikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kepolisian, Kemensos RI, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Densus 88.

            Kalau kepolisian sudah memiliki minimal dua alat bukti, ACT bisa diadili. Hasilnya, belum tentu bersalah dan belum tentu benar. Semua data dan fakta akan dibuka di depan hakim. Jaksa berusaha membuktikan bahwa ACT bersalah dan pengacara berusaha membuktikan bahwa ACT tidak bersalah. Segala bukti dan dalil akan dikemukakan di pengadilan. Hakim akan mendengarkan dan memperhatikan semua fakta yang ada, kemudian memutuskan bahwa ACT bersalah atau tidak bersalah. Kalau bersalah, ya harus dihukum. Kalau tidak bersalah, ya harus dibebaskan serta nama baik dan kepercayaan masyarakat harus dikembalikan pada ACT.

            Semua harus tenang, tunggu prosesnya. Hal yang sudah pasti keputusannya adalah Kemensos RI mencabut izin operasional ACT karena adanya pelanggaran terhadap penggunaan dana operasional. Dalam pandangan pemerintah, dana operasional itu hanya bisa digunakan maksimal 10% dari jumlah dana sumbangan yang diterima. Adapun ACT dilaporkan menggunakan dana sejumlah 13,7% dari dana yang diterimanya. Itu artinya ada pelanggaran karena kelebihan pengambilan dana untuk operasional. Jadi, jika dititipi uang untuk disumbangkan Rp100 ribu, kita boleh menggunakan uang dari dana itu maksimal hanya  Rp10 ribu untuk operasional. Tidak boleh lebih. Ini Indonesia.

            Jangan menyimpulkan sesuatu atas dasar rasa suka atau tidak suka. Semua harus berdasarkan data dan fakta. Kalau baik dan benar, katakan baik dan benar. Kalau buruk dan salah, katakan pula buruk dan salah, terima konsekwensinya, kemudian perbaiki pada masa depan.

            Bagi masyarakat yang rajin memberikan uang sumbangan pada ACT, jangan lelah berderma, teruslah berbuat baik menolong orang lain. Karena ACT sudah dicabut izinnya, sumbangan itu bisa dialihkan ke lembaga lain, misalnya, NU dan atau Muhammadiyah yang sudah banyak terbukti gerakan dan hasilnya. Bisa pula langsung ke pihak yang membutuhkan di sekeliling kita. Itu malah lebih baik, membantu tetangga kita sendiri. Sebelum menolong yang jauh, menolong yang dekat adalah sangat baik.

Kata Nabi saw, tidaklah beriman seseorang jika dia tertidur lelap, tetapi tetangganya kelaparan. Mereka yang disebut tetangga kita adalah 60 rumah ke arah utara dari rumah kita, 60 rumah ke selatan, 60 rumah ke timur, dan 60 rumah ke arah barat. Begitu kata Muhammad saw. Jadi, tetangga itu ada 240 rumah di seputar rumah kita sesuai dengan empat penjuru arah mata angin tersebut.

Jangan kecewa, jangan marah, dan jangan lelah. Teruslah berbuat baik.

Oh ya, soal jumlah tetangga kita menurut Nabi Muhammad saw itu, koreksi jika saya salah. Saya dapatkan hadits itu dari guru ngaji saya dulu, saya bisa lupa-lupa ingat, saya bisa salah dengar. Mau bertanya ke guru ngaji saya lagi, tidak bisa karena beliau sudah wafat. Koreksi saya, saya sangat berterima kasih untuk itu.

Sampurasun.

Tuesday, 5 July 2022

Pasukan Muslim Kuasai Lisichansk, Akhmat Sila Allahu Akbar!

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia, pasukan Putin mundur dari Pulau Ular. Menurut Rusia, mundurnya dari Pulau Ular itu untuk membuka jalan bagi pasokan makanan, pupuk, dan lain sebagainya dari pelabuhan Odessa ke seluruh dunia. Akan tetapi, Ukraina mengklaim mundurnya pasukan Rusia itu adalah karena dikalahkan oleh Ukraina.

            Tampaknya, klaim Ukraina itu membuat marah Rusia dan pasukan muslim Chechnya. Kemudian, mereka seolah-olah membuktikan bahwa Rusia tidak kalah dan ngamuk sejadi-jadinya. Hanya dalam waktu satu setengah hari, pasukan muslim Chechnya yang membantu Rusia merebut Lisichansk, kota terakhir di wilayah Luhansk.

            Seperti biasa, mereka menaklukan Lisichansk dengan teriakan, “Akhmat Sila, Allahu Akbar!”

            Pasukan muslim Chechnya memang selalu seperti itu. Mereka meneriakkan kalimat itu ketika akan berperang, sedang berperang, dan setelah memenangkan perang.

            Saya tidak tahu arti kalimat “Akhmat Sila”. Dicari-cari juga sulit ketemu artinya, tetapi yang bisa saya pahami adalah Akhmat itu nama dari ayah Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov. Akhmat adalah pejuang Chechnya dan kalimat Akhmat Sila adalah kalimat penghormatan kepada Akhmat.  Kemudian, setelah kalimat itu, mereka meneriakkan kalimat Allahu Akbar yang setiap muslim harus tahu artinya.


Ramzan Kadyrov di tengah pasukan muslim Chechnya (Foro: Wahana News) 

            Foto Ramzan Kadyrov di tengah pasukan muslim Chechnya saya dapatkan dari Wahana News.

            Saya heran mereka bisa sengamuk dan semarah itu karena biasanya Rusia dan Chechnya selalu berhati-hati dan memilih waktu yang lama untuk memenangkan perang. Hal itu disebabkan sebagaimana yang dijelaskan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva bahwa mereka harus selalu berhati-hati karena tentara Ukraina kerap menggunakan permukiman penduduk, mall, pusat perbelanjaan, dan fasilitas publik lainnya untuk markas tentara. Rusia tidak mau mengorbankan rakyat sipil karena rakyat Rusia dan rakyat Ukraina sesungguhnya bersaudara, bahkan memiliki garis keluarga yang sama. Nama presidennya saja mirip. Presiden Ukraina nama depannya Volodimyr, sedangkan nama depan Presiden Rusia adalah Vladimir.

            Satu setengah hari adalah waktu yang sangat kilat untuk menguasai sebuah kota dan itu cukup membahayakan penduduk sipil.

            Sebetulnya sih, kalau mau, Rusia bisa menghancurkan Ukraina dalam seminggu, rata dengan tanah. Hal itu disebabkan menurut “Global Fire Power”, militer Rusia adalah rangking dua terkuat di dunia, sedangkan militer Ukraina adalah berada di rangking 22 dunia, jauh bedanya. Dengan militer Indonesia saja, Ukraina masih kalah karena Indonesia berada di rangking 15 dunia. Ini mirip dengan yang terjadi di Papua ketika TNI ingin menghancurkan teroris KKB. Kalau TNI mau, KKB bisa habis dalam beberapa hari. Akan tetapi, tidak semudah itu karena angggota KKB pun sering berbaur dan menyamar sebagai rakyat biasa yang bisa membahayakan rakyat sipil yang cinta NKRI. Semuanya harus dilakukan dengan berhati-hati agar tidak jatuh korban yang tidak diperlukan. Risikonya, waktu penanganannya menjadi lebih lama.

            Menurut saya, jika ingin cepat berdamai, Ukraina tidak perlu memprovokasi Rusia karena itu akan membuat pasukan Putin marah. Sebaiknya, Ukraina dan Rusia mengikuti nasihat Presiden Indonesia Jokowi untuk berdialog, “back to talk”, kembali berbicara. Permasalahan hendaknya diselesaikan dengan komunikasi terbuka dan lapang dada. Sama-sama mengoreksi dan memperbaiki kesalahan masing-masing. Di samping itu, Amerika Serikat dan pihak barat lainnya harus menghentikan pasokan senjatanya untuk Ukraina agar perang cepat berhenti dan tidak perlu lagi mengajak Ukraina menjadi anggota Nato yang dirasakan Rusia sebagai ancaman bagi dirinya.

            Sampurasun.

Sunday, 3 July 2022

Negara Terkuat Belajar Indonesia

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Negara-negara terkuat di dunia yang tergabung dalam G7 ternyata masih belum memahami Indonesia, bahkan mungkin juga belum paham tentang negara-negara di Asia dan Afrika. Itu mungkin disebabkan mereka tidak pernah ingin tahu tentang negara lain serta hanya ingin mendengar dan hanya ingin menunjukkan dirinya sendiri yang sangat kuat, makmur, dan tinggi dibandingkan negara lainnya. Hal itu bisa dilihat dari pertanyaan mereka yang ditujukan kepada Presiden RI Jokowi dengan pertanyaan memaksa ketika diundang sebagai tamu dalam pertemuan G7 di Jerman.

            Mereka menginginkan kepastian Indonesia dari Jokowi, “Apakah Indonesia pro-Ukraina (Barat) atau pro-Rusia?”

            Pertanyaan itu jelas menunjukkan bahwa mereka tidak memahami konsep “Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif” yang dianut Indonesia. Bagi mereka, hanya ada “hitam dan putih”; kalau tidak bersama kami, berarti musuh kami; kalau tidak pro-Barat, berarti musuh Barat. Untungnya, Jokowi patuh pada politik luar negeri yang disepakati para ulama, para santri, dan para pejuang nasionalis untuk tetap tidak berpihak ke mana pun, tetapi aktif menjaga ketertiban dan menciptakan perdamaian dunia. Kalau tidak patuh, Jokowi akan bermasalah di dalam negeri Indonesia dengan para pecinta NKRI. Itu berbahaya karena sangat besar kekuatannya. Kalau cuma bermasalah dengan pendukung khilafah, itu mah kecil.

            Sikap Jokowi yang kukuh tetap di tengah itu sudah memberikan pelajaran kepada negara-negara super power itu untuk lebih memahami sikap Indonesia yang tidak mau terseret-seret arus blok mana pun.

Sikap Jokowi itu diperkuat pula oleh pernyataan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dalam pertemuan para menteri pertahanan dunia dengan sangat tegas, “Musuh kalian belum tentu musuh kami.”

Negara-negara terkuat itu mungkin sudah mulai tertarik dan paham terhadap sikap Indonesia. Mereka tidak memiliki alasan untuk memusuhi Indonesia karena Indonesia tidak memusuhi mereka. Rusia pun tidak punya alasan untuk memusuhi Indonesia karena meskipun Indonesia bersahabat dengan barat, tidak mungkin memusuhi Rusia.

Saya juga tidak mengerti kenapa negara-negara terkuat itu berpakaian seperti Jokowi dengan baju putih dan lengan digulung?

Ini tidak biasa. Mereka biasanya menggunakan tuxedo mahal dengan dasi yang rapi. Kalau kegerahan, kan tinggal setel AC lebih dingin saja hingga seperti musim salju, nggak perlu buka jas, lalu hanya pakai kemeja seperti Jokowi.

Orang-orang bilang, mereka terpengaruhi Jokowi. Disebutnya, “Jokowi effect” atau “Jokowi Style”. Pengaruh Jokowi atau Gaya Jokowi.


Jokowi Effect, Jokowi Style (Foto: Terkini.Id)


Foto para pemimpin negara-negara terkuat di dunia yang berpakaian seperti Jokowi saya dapatkan dari Terkini id.

Sekarang mereka harus paham tentang sikap Indonesia dalam berhubungan secara internasional. Ke depan, mereka harus belajar Dasasila Bandung yang lebih baik dibandingkan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), apalagi sekarang PBB sudah menyatakan menyerah dalam menangani kasus perang Rusia Vs Ukraina yang disponsori pihak Barat.

Pancasila adalah lima sila yang menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan khusus untuk Indonesia. Adapun Dasasila Bandung adalah sepuluh sila yang harus digunakan seluruh bangsa di dunia agar tercipta keamanan, ketertiban, dan keadilan. Dasasila Bandung adalah dasar-dasar yang disepakati oleh para ulama dan para pejuang nasionalis dunia yang terdiri atas 29 negara yang pernah dijajah. Mereka membentuknya di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Sayangnya, negara-negara mulai melupakannya, bahkan bangsa Indonesia pun mungkin melupakannya. Lebih jauh lagi, warga Kota Bandung pun mungkin tidak mengenalnya. Parah.

Beruntung, pemerintah membuat monumen Dasasila Bandung berikut isinya di seputaran Jln. Asia Afrika, Bandung. Jalan-jalan saja ke seputaran Gedung Merdeka, Bandung. Insyaallah, akan menemukan monumen itu. Foto monumen Dasasila Bandung saya dapatkan dari Indo Public Art Archive.


Monumen Dasasila Bandung (Foto: Indo Public Art Archive)


Jangan berpikir macam-macam, para ulama dan para pejuang nasionalis sudah membentuk Pancasila untuk Indonesia dan Dasasila Bandung untuk dunia. Kita tinggal melaksanakannya, insyaallah tercipta rahmatan lil alamin.

Kalau ada pihak yang merasa lebih hebat, lebih shaleh, dan lebih pintar dibandingkan para ulama dan para pejuang nasionalis yang berpikir membentuk dasar-dasar kehidupan untuk kemaslahatan dunia sehingga ingin mengubah dunia sesuai dengan keinginannya, coba cari bukti dan tunjukkan jasa-jasa mereka untuk keselamatan umat manusia di dunia ini. Saya pasti menghargainya kalau memang ada. Kalau tidak ada, ya memang tidak ada apa-apanya.

Sampurasun.

Friday, 1 July 2022

Jokowi Datang, Rusia Mundur, Ukraina Klaim Kemenangan

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Beginilah indahnya memiliki politik luar negeri bebas dan aktif. Ketika para sahabat bertengkar, berkelahi, berperang, kita tidak memihak salah satu dari mereka, tetapi, berupaya mendamaikan mereka. Dengan demikian, kita tetap dihormati oleh semua pihak. Jika memihak salah satu, kita akan menjadi musuh bagi yang lainnya. Itu bukanlah Indonesia. Indonesia itu harus “thousands friends and zero enemy”, ‘ribuan teman dan nol musuh’.

            Sebelum Jokowi ke Kyiv menemui Presiden Ukraina Zelensky, Rusia membombardir Kyiv. Akan tetapi, ketika Jokowi datang, Rusia berhenti membombardir Kota Kyiv dan Kota Irpin karena kedua kota itu didatangi Jokowi. Di Kyiv Jokowi memberikan bantuan medis dan bertemu Zelensky, sedangkan di Irpin meninjau kehancuran puing-puing akibat bombardir Rusia. Setelah Jokowi pergi dari Ukraina pun Kyiv dan Irpin tidak lagi menjadi sasaran tembak Rusia, entah untuk berapa lama.

            Ketika Jokowi meninggalkan Ukraina menuju Rusia untuk menemui Presiden Putin, Rusia melakukan pertukaran tahanan perang dengan Ukraina sebagai tindakan kemanusiaan. Di samping itu juru bicara Rusia menjelaskan bahwa perang bisa berakhir dalam sehari dan selamanya jika Ukraina menyetujui syarat-syarat yang diinginkan Rusia.

Tambahan pula, Rusia segera menarik mundur pasukannya dari Pulau Ular karena paham bahwa Jokowi akan meminta itu agar Pelabuhan Kapal Laut di wilayah Laut Hitam itu bisa lagi berlayar untuk memasok makanan, terutama gandum, biji-bijian lainnya, dan pupuk ke seluruh dunia. Jika tidak,  ratusan juta, bahkan miliaran manusia bisa kelaparan dan itu sangat berbahaya bagi seluruh dunia.

Rusia menjelaskan bahwa penarikan mundur pasukannya dari Pulau Ular itu tujuannya adalah untuk kemanusiaan dan agar PBB bisa mengatur lagi pasokan makanan ke seluruh dunia sebagaimana yang diinginkan Jokowi. Presiden Putin pun menjelaskan bahwa bukan dirinya yang membuat pasokan makanan itu terhenti, melainkan Ukraina dan pihak barat yang memasang ranjau-ranjau di Laut Hitam. Setelah kedatangan Jokowi, Rusia mundur. Akan tetapi, mundurnya Rusia ini diklaim oleh Ukraina sebagai kemenangan Ukraina mengalahkan Rusia di Pulau Ular dan meningkatkan semangat prajurit Ukraina untuk mengambil alih wilayah-wilayah Ukraina yang telah dikuasai oleh Rusia.

Begitulah mereka, tidak mau kehilangan muka dan harga diri. Rusia menjelaskan bahwa mereka mundur adalah untuk membuka jalan bagi kemanusiaan, bukan kalah perang, sedangkan Ukraina mengklaim Rusia mundur karena kalah perang di Pulau Ular itu dan bukan untuk kemanusiaan seperti yang diminta Jokowi.

Ya, sudahlah, hal yang penting adalah satu hari setelah Jokowi datang mengunjungi Ukraina dan Rusia, ranjau-ranjau laut sudah dibersihkan dan kapal-kapal dagang bisa lagi beroperasi untuk memasok makanan serta berbagai bahan pangan lain untuk berbisnis ke seluruh dunia dan mencegah kelaparan. Itu yang penting bagi kita karena jika tidak begitu, Indonesia pun akan mengalami kelaparan yang sama.

Indonesia tidak punya kepentingan politik terhadap perang itu. Hal yang dilakukan Indonesia adalah berupaya secara perlahan menciptakan perdamaian dan hal yang harus dilakukan cepat adalah memberikan makanan ke seluruh dunia karena makanan adalah kebutuhan dasar manusia di mana pun berada.

Perang masih berlanjut, tetapi satu langkah kecil telah menyelamatkan miliaran nyawa manusia. Allah swt melihat itu.

Sampurasun.