Wednesday, 10 August 2022

Harga Mie Instant Naik

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Sebetulnya bukan hanya mie instant yang naik, melainkan pula segala bahan makanan yang berbahan baku gandum, seperti, roti, kue, sereal, bubur bayi, dan bubur bagi lanjut usia. Kenaikan harga ini disebabkan pasokan terbesar gandum dunia sebesar 40% berasal dari Rusia dan Ukraina. Kedua negara ini sekarang sedang sibuk berperang saling bunuh. Dengan demikian, gandum tidak bisa keluar dari pelabuhan dan yang sudah keluar dari pelabuhan pun terkatung-katung di laut.

            Hal yang lebih mengerikan adalah pernyataan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa harga mie instant bisa naik tiga kali lipat. Bayangkan, jika sekarang harganya Rp3.000,-, bakal naik menjadi Rp9.000,-. Mahal sekali.

            Kalau kenaikan harga itu benar-benar terjadi, maka seluruh mahasiswa kost-kostan di Indonesia harus serius mengutuk perang Rusia Vs Ukraina yang dibantu Nato itu. Kita tahu banyak mahasiswa lebih memilih mie karena instant, cepat, dan harganya murah. Gara-gara perang, makanan favorit itu jadi sulit dibeli karena mahal. Di samping itu, rakyat Indonesia penggemar mie instant pun harus mengutuk benar-benar perang yang terjadi karena mie instant sudah merupakan bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

            Terkutuklah perang!

            Hidup mie instant!

            Memang tidak menyehatkan sih kebanyakan makan mie instant, tetapi dalam keadaan tertentu makanan ini tetap menjadi favorit.

            Meskipun demikian, perang tidak perlu menjadi alasan utama. Rakyat sudah menggaji pemerintah, sudah selayaknya Menteri Pertanian bekerja sama dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Luar Negeri mencari alternatif dari negara lain di luar Rusia dan Ukraina untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri agar rakyat masih bisa menikmati mie instant dengan harga terjangkau. Para pengusaha atau produsen makanan Indonesia berbahan baku gandum pun harus menjadi mitra aktif dalam mengatasi kelangkaan gandum ini agar produksinya masih bisa dibeli oleh rakyat dengan murah. Di samping itu, rakyat pun harus mulai belajar mengganti makanan mie dengan makanan berbiaya murah lainnya, misalnya, singkong. Tanamlah singkong banyak-banyak di setiap jengkal tanah yang dimiliki untuk bisa menjadi bahan konsumsi kita. Para petani singkong dan pengusaha kuliner harus bisa lebih aktif merekayasa singkong agat lebih menarik dan menjadi makanan pengganti sekaligus makanan tambahan berbiaya murah.

            Mudah-mudahan tidak terjadi kenaikan harga. Kalaupun terjadi, mudah-mudahan naik sedikit, dan tidak sampai tiga kali lipat. Kasihan para penggemar mie instant.

            Hidup mie instant!

            Hidup singkong Indonesia!

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment