oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Samsudin yang berseteru
dengan Pesulap Merah Marcel Radhival ternyata sebelum jadi dukun adalah tukang
rongsokan, pengumpul barang-barang bekas bersama istri pertamanya. Setelah jadi
dukun, banyak uang, punya istri muda, penyanyi dangdut yang gagal lolos audisi
liga dangdut.
Kini izin praktik pengobatannya dicabut Bupati Blitar
karena penyalahgunaan praktik. Izin yang dia miliki adalah ternyata izin untuk
panti pijat, tetapi praktiknya, dia menggunakannya untuk praktik pengobatan,
majelis taklim, mengajari santri, dan lain sebagainya. Ternyata, seluruh ilmu
gaibnya kalah oleh tanda tangan Bupati, seluruh jin yang mungkin dikatakan
membantunya runtuh oleh keputusan Bupati. Samsudin tak boleh lagi berpraktik.
Sebaiknya, dia segera kembali menjadi tukang rongsokan
saja, mengumpulkan barang-barang bekas seperti sebelumnya. Demi Allah swt,
pekerjaan menjadi tukang rongsokan itu jauh lebih mulia daripada ngaku-ngaku
sebagai dukun berilmu gaib, tetapi ternyata hanya trik sulap biasa. Saya juga
menonton beberapa videonya yang aksinya itu memang sulap. Tekunilah menjadi
tukang rongsokan, lalu besarkan usahanya hingga memiliki banyak karyawan dan
menghidupi banyak orang. Itu jauh lebih mulia daripada mengambil uang dari
orang yang sedang sakit dan membohonginya dengan trik sulap. Foto Samsudin
bersama rongsokan saya dapatkan dari Tribunnewsmaker.
Samsudin dan Rongsokan (Foto: Tribunnewsmaker) |
Ingat,
itu orang yang sedang sakit, bukan orang yang sedang ulang tahun. Kalau orang
yang sedang ulang tahun, wajar dikasih tontonan sulap. Orang sakit itu harus didoakan
dan dibantu mendapat penanganan medis yang tepat.
Kembalilah jadi tukang rongsokan yang mulia, jujur, dan
berkembang menjadi besar sehingga bisa membantu karyawannya menghidupi
keluarganya. Insyaallah, berkah.
No comments:
Post a Comment