oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Saya pikir urusan ribut perdukunan
Marcel Radhival Pesulap Merah ini bakal sebentar, lalu hilang terbawa angin.
Soalnya, urusan beginian kan biasanya hanya ribut sebentar lalu hilang. Akan
tetapi, ternyata jadi panjang.
Dari kecil saya suka pengen ketawa, lucu kalau ngobrol
hal seperti ini. Diobrolin hilang, dibicarakan, terus dilupakan. Waktu saya
masih kecil, bertengkar dengan orang lain, suka mendapatkan ancaman gaib, dan
ini sering.
Anak yang sedang jadi musuh saya mengancam, “Saya
bilangin kakek saya. Kamu akan diteluh sama kakek saya!”
Kadang juga dapat ancaman, “Saya bilangin sama uwak saya
supaya kamu disantet.”
Saya selalu jawab, “Sok teluh saya! Santet saya! Saya
tunggu!”
Itu biasa waktu dulu. Kalau soal ini, memang keluarga dari
ayah saya rada-rada sompral.
Salah seorang adik saya malah lebih kasar, “Mana jurigna? Dihakan ku aing kabeh!”
‘Mana syetannya? Gua
makan semuanya!’
Adik saya yang lain lagi agak berbeda, suka menasihati agar
jangan terlalu kasar. Dia memang ustadz dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dengan makhluk gaib. Salah satu jin ada yang mengeluh kepadanya tentang
kelakuan adik saya yang kasar itu. Jin itu merasa tersinggung dan memohon agar
jangan berbicara kasar-kasar lagi kepada kaumnya.
Kelakuan saya dan adik-adik saya yang sompral itu tidak
perlu diikuti karena memang bukan perilaku yang baik, itu perilaku buruk. Kalau
saya sampai sekarang baik-baik saja tidak terkena santet, mungkin memang saya
tidak disantet, orang yang mengancam hanya ngomong, atau memang saya disantet,
tetapi santet itu kembali kepada pengirimnya. Saya tidak tahu.
Kembali ke soal Pesulap Merah Marcel Radhival yang
berseteru dengan Gus Samsudin.
Eh, Samsudin ini dapat gelar Gus dari mana ya?
Biasanya, yang saya tahu gelar Gus itu berasal dari
keluarga kiyai, pendiri NU, atau orang yang dihormati di kalangan NU. Harus
diperiksa keluarga Samsudin ini agar pasti dan tidak ngaku-ngaku saja.
Samsudin yang katanya bisa mengobati pasien santet,
teknik pengobatannya dibongkar yang menurut Marcel, itu bukan ilmu gaib, tetapi
trik sulap. Marcel bisa mempraktikannya sendiri. Kemudian, menantang Samsudin
dengan mendatanginya untuk pembuktian. Samsudin ternyata tidak dapat melayani
tantangan Marcel. Itu sangat disayangkan yang akhirnya berujung pada
demonstrasi warga sehingga tempat praktik perdukunan Samsudin ditutup.
Marcel Radhival tantang Gus Samsudin (Foto: suara.com) |
Lucunya, akibat peristiwa ini, Samsudin melaporkan Marcel
kepada pihak kepolisian karena dianggap telah mencemarkan nama baik. Bagi saya,
ini lucu.
Kenapa Samsudin tidak menyantet Marcel saja kalau memang
benar memiliki ilmu itu?
Kenapa harus lapor ke polisi?
Lebih hebat polisi dibandingkan jin?
Bagusnya
sih, Samsudin bikin lagi video sedang menyantet Marcel untuk membuktikan
ilmunya. Lalu, tunggu apa yang terjadi pada Marcel. Kalau Marcel memang terkena
santet, berarti Samsudin benar. Marcel dan Deddy Corbuzier harus menutup
chanelnya karena itu janji Marcel kalau Samsudin memang benar memiliki ilmu
gaib.
Bahkan, seharusnya Marcel Radhival dikeroyok oleh para
dukun santet yang pernah dibongkar teknik-teknik perdukunannya. Marcel ini
memang bikin marah banyak orang yang mengaku dukun berilmu gaib. Tak terhitung
jumlahnya.
Dia memang menantang orang-orang itu, “Silakan santet
saya. Buat paku-paku itu masuk dalam perut saya. Kalau terbukti, saya tutup
chanel dan saya akan berguru kepada para dukun itu.”
Begitu kira-kira yang dikatakan Marcel. Jadi, baiknya
para dukun yang tersinggung itu segera mengeroyok Marcel dengan santetnya.
Tentunya, tidak semua dukun ditantang Marcel, hanya dukun yang dianggapnya
menipu orang banyak dan mengambil uang dari para pasien secara jahat dalam
jumlah yang sangat banyak.
Segera keroyok Marcel! Lalu, kita lihat hasilnya.
Kalau diurus sama polisi, lucu jadinya ketika gelar
perkara. Apalagi jika masuk ruang pengadilan, lalu terjadi praktik pembuktian
dalam sidang di depan hakim, makin lucu jadinya, show sulap dan komat-kamit mantera
perdukunan dengan segala kleniknya.
Oh ya, foto Marcel dan Samsudin saya dapatkan dari suara
com.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment