Sunday, 7 August 2022

Marcel Kudu Disantet

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Saya pikir urusan ribut perdukunan Marcel Radhival Pesulap Merah ini bakal sebentar, lalu hilang terbawa angin. Soalnya, urusan beginian kan biasanya hanya ribut sebentar lalu hilang. Akan tetapi, ternyata jadi panjang.   

            Dari kecil saya suka pengen ketawa, lucu kalau ngobrol hal seperti ini. Diobrolin hilang, dibicarakan, terus dilupakan. Waktu saya masih kecil, bertengkar dengan orang lain, suka mendapatkan ancaman gaib, dan ini sering.

            Anak yang sedang jadi musuh saya mengancam, “Saya bilangin kakek saya. Kamu akan diteluh sama kakek saya!”

            Kadang juga dapat ancaman, “Saya bilangin sama uwak saya supaya kamu disantet.”

            Saya selalu jawab, “Sok teluh saya! Santet saya! Saya tunggu!”

            Itu biasa waktu dulu. Kalau soal ini, memang keluarga dari ayah saya rada-rada sompral.

            Salah seorang adik saya malah lebih kasar, “Mana jurigna? Dihakan ku aing kabeh!”

            ‘Mana syetannya? Gua makan semuanya!’

            Adik saya yang lain lagi agak berbeda, suka menasihati agar jangan terlalu kasar. Dia memang ustadz dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan makhluk gaib. Salah satu jin ada yang mengeluh kepadanya tentang kelakuan adik saya yang kasar itu. Jin itu merasa tersinggung dan memohon agar jangan berbicara kasar-kasar lagi kepada kaumnya.

            Kelakuan saya dan adik-adik saya yang sompral itu tidak perlu diikuti karena memang bukan perilaku yang baik, itu perilaku buruk. Kalau saya sampai sekarang baik-baik saja tidak terkena santet, mungkin memang saya tidak disantet, orang yang mengancam hanya ngomong, atau memang saya disantet, tetapi santet itu kembali kepada pengirimnya. Saya tidak tahu.

            Kembali ke soal Pesulap Merah Marcel Radhival yang berseteru dengan Gus Samsudin.

            Eh, Samsudin ini dapat gelar Gus dari mana ya?

            Biasanya, yang saya tahu gelar Gus itu berasal dari keluarga kiyai, pendiri NU, atau orang yang dihormati di kalangan NU. Harus diperiksa keluarga Samsudin ini agar pasti dan tidak ngaku-ngaku saja.

            Samsudin yang katanya bisa mengobati pasien santet, teknik pengobatannya dibongkar yang menurut Marcel, itu bukan ilmu gaib, tetapi trik sulap. Marcel bisa mempraktikannya sendiri. Kemudian, menantang Samsudin dengan mendatanginya untuk pembuktian. Samsudin ternyata tidak dapat melayani tantangan Marcel. Itu sangat disayangkan yang akhirnya berujung pada demonstrasi warga sehingga tempat praktik perdukunan Samsudin ditutup.


Marcel Radhival tantang Gus Samsudin (Foto: suara.com)


            Lucunya, akibat peristiwa ini, Samsudin melaporkan Marcel kepada pihak kepolisian karena dianggap telah mencemarkan nama baik. Bagi saya, ini lucu.

            Kenapa Samsudin tidak menyantet Marcel saja kalau memang benar memiliki ilmu itu?

            Kenapa harus lapor ke polisi?

            Lebih hebat polisi dibandingkan jin?

            Bagusnya sih, Samsudin bikin lagi video sedang menyantet Marcel untuk membuktikan ilmunya. Lalu, tunggu apa yang terjadi pada Marcel. Kalau Marcel memang terkena santet, berarti Samsudin benar. Marcel dan Deddy Corbuzier harus menutup chanelnya karena itu janji Marcel kalau Samsudin memang benar memiliki ilmu gaib.

            Bahkan, seharusnya Marcel Radhival dikeroyok oleh para dukun santet yang pernah dibongkar teknik-teknik perdukunannya. Marcel ini memang bikin marah banyak orang yang mengaku dukun berilmu gaib. Tak terhitung jumlahnya.

            Dia memang menantang orang-orang itu, “Silakan santet saya. Buat paku-paku itu masuk dalam perut saya. Kalau terbukti, saya tutup chanel dan saya akan berguru kepada para dukun itu.”

            Begitu kira-kira yang dikatakan Marcel. Jadi, baiknya para dukun yang tersinggung itu segera mengeroyok Marcel dengan santetnya. Tentunya, tidak semua dukun ditantang Marcel, hanya dukun yang dianggapnya menipu orang banyak dan mengambil uang dari para pasien secara jahat dalam jumlah yang sangat banyak.

            Segera keroyok Marcel! Lalu, kita lihat hasilnya.

            Kalau diurus sama polisi, lucu jadinya ketika gelar perkara. Apalagi jika masuk ruang pengadilan, lalu terjadi praktik pembuktian dalam sidang di depan hakim, makin lucu jadinya, show sulap dan komat-kamit mantera perdukunan dengan segala kleniknya.

            Oh ya, foto Marcel dan Samsudin saya dapatkan dari suara com.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment