oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ada hal menarik saat terjadi
final sepak bola di ajang Sea Games 2023 baru-baru ini di Kamboja. Pertandingan
final yang terjadi adalah antara Indonesia melawan Thailand yang berakhir untuk
kemenangan Indonesia dengan skor 5-2. Indonesia juara dan mendapatkan medali
emas. Banyak faktor yang membuat Indonesia menang. Salah satunya adalah faktor
penonton atau suporter.
Pendukung Indonesia di lapang pertandingan bertambah
banyak karena didukung oleh penonton Kamboja dan Malaysia. Jadi, jumlah suporter
Indonesia jauh melebihi suporter Thailand.
Ketika diteliti lebih jauh, ternyata Kamboja mendukung
Indonesia disebabkan sedang bermusuhan dengan Thailand. Kamboja sering diejek
dan dibuli Thailand dengan disebut sebagai salah satu provinsi Cina karena Cina
memang banyak membantu ekonomi Kamboja. Di samping itu, Thailand sering
mengklaim budaya-budaya Kamboja sebagai budaya Thailand. Dari segi militer dan
politik, Kamboja dan Thailand sedang dalam sengketa perbatasan serta berebut
kuil keagamaan bersejarah di sekitar perbatasan itu. Tak heran jika warga Kamboja
mengibarkan bendera Kamboja dan merah putih Indonesia di sepanjang
pertandingan. Bahkan, rakyat Kamboja dengan senang hati membentangkan merah
putih raksasa di tribun penonton. Mereka merasa sangat puas hati menyaksikan
musuh mereka, Thailand, dikalahkan Garuda Muda Indonesia 5-2. Foto warga
Kamboja bergabung dengan suporter Indonesia saya dapatkan dari Suara com.
Kamboja dukung Indonesia (Foto: Suara.com) |
Adapun suporter Malaysia yang juga mendukung penuh Indonesia disebabkan sakit hati dan merasa dilecehkan Thailand. Ketika Thailand mengalahkan Malaysia, pemain bola Thailand mengejek Malaysia dengan tarian bebek yang dianggap warga Malaysia sebagai penghinaan. Hal ini disampaikan dengan jelas oleh rakyat Malaysia dan pengurus organisasi sepak bola Malaysia. Mereka berterima kasih kepada Indonesia yang telah mengalahkan Thailand. Sakit hati Malaysia terbayarkan oleh kemenangan Indonesia atas Thailand. Malaysia yang biasanya sengit memusuhi Indonesia dalam sepak bola, kini berbalik menjadi pendukung Indonesia. Foto Malaysia mendukung Indonesia saya dapatkan dari CNN Indonesia.
Malaysia dukung Indonesia (Foto: CNN Indonesia) |
Musuh dari musuhku adalah temanku. Ketika dalam pertandingan, Thailand adalah musuh Indonesia. Musuh Thailand, yaitu Kamboja dan Malaysia menjadi teman Indonesia. Akan tetapi, bagi Indonesia, bermusuhan dengan Thailand cukup terjadi hanya di lapang sepak bola dan hanya sepanjang pertandingan. Selepas itu, kita tetap harus bersahabat. Soal sengketa politik, militer, dan budaya antara Kamboja dengan Thailand, itu urusan mereka, bukan urusan kita. Demikian pula, soal rasa sakit hati Malaysia sekaligus rasa puas hati atas kekalahan Thailand oleh Indonesia, itu urusan mereka juga. Kita tidak perlu ikut-ikutan urusan orang lain. Urusan kita adalah negara kita sendiri.
Hal yang harus diingat adalah permusuhan, pertikaian, dan
dukungan dalam pertandingan sepak bola itu sama sekali tidak terkait dengan
perbedaan atau kesamaan agama. Kalau soal agama, seharusnya Kamboja mendukung
Thailand karena mayoritas mereka adalah pengguna kuil, tetapi Kamboja justru
mendukung Indonesia yang mayoritas pengguna masjid. Demikian pula dengan
Malaysia, mendukung Indonesia bukanlah karena kesamaan agama, melainkan karena
perilaku buruk Thailand yang diterima oleh Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa
akhlak yang baik dan perilaku terpuji adalah bernilai universal. Tak masalah
soal perbedaan atau kesamaan agama, tingkah laku yang baik dan menyenangkan
akan mendapatkan dukungan dari semua orang baik.
Begitulah yang disampaikan Nabi Muhammad saw bahwa
dirinya diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak. Artinya, akhlak yang buruk
menjadi baik dan yang sudah baik menjadi lebih baik.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment