Saturday, 20 May 2023

Musuh dari Musuhku Adalah Temanku: 5-2

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ada hal menarik saat terjadi final sepak bola di ajang Sea Games 2023 baru-baru ini di Kamboja. Pertandingan final yang terjadi adalah antara Indonesia melawan Thailand yang berakhir untuk kemenangan Indonesia dengan skor 5-2. Indonesia juara dan mendapatkan medali emas. Banyak faktor yang membuat Indonesia menang. Salah satunya adalah faktor penonton atau suporter.

            Pendukung Indonesia di lapang pertandingan bertambah banyak karena didukung oleh penonton Kamboja dan Malaysia. Jadi, jumlah suporter Indonesia jauh melebihi suporter Thailand.

            Ketika diteliti lebih jauh, ternyata Kamboja mendukung Indonesia disebabkan sedang bermusuhan dengan Thailand. Kamboja sering diejek dan dibuli Thailand dengan disebut sebagai salah satu provinsi Cina karena Cina memang banyak membantu ekonomi Kamboja. Di samping itu, Thailand sering mengklaim budaya-budaya Kamboja sebagai budaya Thailand. Dari segi militer dan politik, Kamboja dan Thailand sedang dalam sengketa perbatasan serta berebut kuil keagamaan bersejarah di sekitar perbatasan itu. Tak heran jika warga Kamboja mengibarkan bendera Kamboja dan merah putih Indonesia di sepanjang pertandingan. Bahkan, rakyat Kamboja dengan senang hati membentangkan merah putih raksasa di tribun penonton. Mereka merasa sangat puas hati menyaksikan musuh mereka, Thailand, dikalahkan Garuda Muda Indonesia 5-2. Foto warga Kamboja bergabung dengan suporter Indonesia saya dapatkan dari Suara com.


Kamboja dukung Indonesia (Foto: Suara.com)


            Adapun suporter Malaysia yang juga mendukung penuh Indonesia disebabkan sakit hati dan merasa dilecehkan Thailand. Ketika Thailand mengalahkan Malaysia, pemain bola Thailand mengejek Malaysia dengan tarian bebek yang dianggap warga Malaysia sebagai penghinaan. Hal ini disampaikan dengan jelas oleh rakyat Malaysia dan pengurus organisasi sepak bola Malaysia. Mereka berterima kasih kepada Indonesia yang telah mengalahkan Thailand. Sakit hati Malaysia terbayarkan oleh kemenangan Indonesia atas Thailand. Malaysia yang biasanya sengit memusuhi Indonesia dalam sepak bola, kini berbalik menjadi pendukung Indonesia. Foto Malaysia mendukung Indonesia saya dapatkan dari CNN Indonesia.


Malaysia dukung Indonesia (Foto: CNN Indonesia)


            Musuh dari musuhku adalah temanku. Ketika dalam pertandingan, Thailand adalah musuh Indonesia. Musuh Thailand, yaitu Kamboja dan Malaysia menjadi teman Indonesia. Akan tetapi, bagi Indonesia, bermusuhan dengan Thailand cukup terjadi hanya di lapang sepak bola dan hanya sepanjang pertandingan. Selepas itu, kita tetap harus bersahabat. Soal sengketa politik, militer, dan budaya antara Kamboja dengan Thailand, itu urusan mereka, bukan urusan kita. Demikian pula, soal rasa sakit hati Malaysia sekaligus rasa puas hati atas kekalahan Thailand oleh Indonesia, itu urusan mereka juga. Kita tidak perlu ikut-ikutan urusan orang lain. Urusan kita adalah negara kita sendiri.

            Hal yang harus diingat adalah permusuhan, pertikaian, dan dukungan dalam pertandingan sepak bola itu sama sekali tidak terkait dengan perbedaan atau kesamaan agama. Kalau soal agama, seharusnya Kamboja mendukung Thailand karena mayoritas mereka adalah pengguna kuil, tetapi Kamboja justru mendukung Indonesia yang mayoritas pengguna masjid. Demikian pula dengan Malaysia, mendukung Indonesia bukanlah karena kesamaan agama, melainkan karena perilaku buruk Thailand yang diterima oleh Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik dan perilaku terpuji adalah bernilai universal. Tak masalah soal perbedaan atau kesamaan agama, tingkah laku yang baik dan menyenangkan akan mendapatkan dukungan dari semua orang baik.

            Begitulah yang disampaikan Nabi Muhammad saw bahwa dirinya diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak. Artinya, akhlak yang buruk menjadi baik dan yang sudah baik menjadi lebih baik.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment