Showing posts with label Perempuan. Show all posts
Showing posts with label Perempuan. Show all posts

Thursday, 11 May 2017

Laki-Laki Diciptakan Lebih Dulu

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Dalam proses penciptaan manusia, Allah swt menciptakan dulu laki-laki sebagai awal atau leluhur nenek moyang sebuah suku. Suku ini diberi kemampuan intelektualitas tertentu, bentuk fisik tertentu, bahasa tertentu, dan tantangan hidup tertentu yang berbeda dibandingkan suku-suku lainnya. Agar terjadi regenerasi atau perkembangbiakkan, Allah swt menciptakan perempuan dari tubuh laki-laki pertama itu. Setelah itu, semakin banyaklah jumlah manusia dalam setiap suku tersebut.

            Kata Allah swt, “Wahai Manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (laki-laki) dan (Allah) menciptakan pasangannya (perempuan) dari (diri)nya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS An Nisa 4 : 1)

            Para ahli berpendapat bahwa bagian tubuh laki-laki pertama yang dijadikan perempuan sebagai pasangannya adalah tiga pasang tulang rusuk. Ketiga pasang tulang rusuk itulah yang menjadi perempuan sebagai istrinya. Jadi, perempuan itu sebenarnya berasal dari laki-laki. Laki-lakilah yang pertama kali dari tubuhnya terwujud makhluk baru yang bernama perempuan. Setelah itu, perempuanlah yang mengeluarkan manusia baru dari tubuhnya melalui proses melahirkan. Adapun laki-laki tidak lagi untuk saat sekarang ini. Entah dengan teknologi yang berkembang masa depan mungkin manusia bisa melakukan kreasi penciptaan manusia baru dari tubuh laki-laki.

            Kejadian ini hanya satu kali sampai saat ini, yaitu terhadap laki-laki pertama dan perempuan pertama sebagai cikal bakal suku tertentu. Tidak lagi terjadi pada generasi-generasi berikutnya. Jangan ada lagi yang menduga bahwa laki-laki yang sedang mencari pasangan diartikan sebagai sedang “mencari tulang rusuknya”. Hal itu disebabkan generasi-generasi berikutnya manusia terlahir dari pasangan ibu-bapaknya yang berbeda-beda keluarga.

            Kalau pujangga, penyair, bolehlah mengatakan bahwa engkau adalah tulang rusukku atau aku adalah tulang rusukmu. Itu kan hanya bahasa cinta, bahasa rayuan, bahasa gombal, bahasa rasa rindu, bahasa yang agak lebay. Boleh-boleh saja. Akan tetapi, itu bukanlah kebenaran ilmu karena Allah swt dan ilmu pengetahuan tidak sependapat dengan hal itu.

            Tugas mereka, baik laki-laki dan perempuan itu adalah berkembang biak untuk menjadi suku tertentu sambil tetap hidup dalam keadaan bertakwa kepada Allah swt sampai Allah swt menghentikan hidup mereka dan mengembalikan mereka kepada asalnya, yaitu Allah swt.


            Sampurasun.

Thursday, 10 November 2016

Amerika Serikat Tak Siap Kesetaraan Gender

oleh Tom Finadin


Bandung, Putera Sang Surya

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) atas Hillary Clinton, tak lepas dari perilaku dan suasana kebatinan rakyat AS sendiri. Angka hasil pemilihan di AS dapat dijadikan cermin bagaimana sebenarnya perilaku batin rakyat AS kebanyakan. Seorang pengusaha AS dalam bidang IT, Timothy Francis, yang diwawancarai tvOne secara langsung dari AS, menyatakan bahwa kekalahan Hillary Clinton salah satunya disebabkan oleh “tidak siapnya rakyat AS menerima perempuan sebagai pemimpin atau presiden”. Rakyat AS ternyata seperti itu, masih mempersoalkan jenis kelamin dalam hal kepemimpinan.

            Saya hanya ingin tertawa terbahak-bahak. Bukan menertawakan AS, melainkan menertawakan orang-orang sok tahu dan sok pintar di Indonesia. Banyak aktivis kesetaraan gender di Indonesia sangat sering merendahkan pandangan, nilai, dan norma bangsanya sendiri, Indonesia, sebagai masih terbelakang karena mendahulukan pria untuk menjadi pemimpin serta meminggirkan kaum perempuan dalam soal politik dan hubungan sosial. Banyak aktivis dan politisi sejenis ini yang sering sekali membanding-bandingkan antara Indonesia dengan Amerika Serikat mengenai kesetaraan gender. Mereka dengan sangat yakin bahwa Amerika Serikat lebih maju karena tidak menghalangi perempuan untuk menjadi pemimpin. Kata mereka rakyat AS sudah berpikiran sangat terbuka karena tidak mempermasalahkan antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi pemimpin. Mereka sangat yakin bahwa AS lebih beradab dibandingkan Indonesia.

            Dasar sok tahu orang-orang ini!

            Dasar Penipu!

            Mereka berbicara sok cerdas dengan mengharapkan Indonesia menjadi seperti AS dengan memberikan kesempatan yang luas bagi kaum perempuan.

            Dasar banyak omong tanpa ilmu kalian!

            Sampai sekarang saja Amerika Serikat menurut Timothy Francis masih enggan untuk memiliki presiden berjenis kelamin perempuan sehingga Donald Trump menjadi Presiden AS ke-45. Jadi, para aktivis dan politisi yang sok tahu dan penipu itu sudah terpenjara pikirannya dengan selalu menganggap bahwa apa pun tentang AS pasti bagus dan apa pun tentang Indonesia pasti buruk dan terbelakang. Lalu, pengetahuan mereka yang terbatas itu digunakan untuk merendahkan Indonesia dan Islam dengan membuat ilustrasi bahwa Islam dan Indonesia menghalangi perempuan untuk maju.

            Bodoh orang-orang ini!

            Mereka pantas ditertawakan … hahahahahaha …!

            Soal gender ini justru Indonesia lebih bagus. Indonesia pernah punya presiden perempuan, yaitu Megawati Soekarnoputeri. Bahkan, sesungguhnya sejak zaman dulu pun Indonesia sudah memberikan kesempatan yang teramat luar biasa bagi perempuan untuk aktif dalam berbagai bidang kehidupan asal para perempuannya bisa aktif di luar rumah. Tak ada yang menghalangi perempuan Indonesia untuk berkiprah dalam kehidupan. Jauh sebelum orang-orang kulit putih itu teriak-teriak soal kesetaraan gender, Indonesia sudah memiliki banyak pemimpin perempuan.

            Saya ingatkan lagi soal ini.

            Soekarno mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan Indonesia itu ibarat dua sayap burung Garuda. Burung Garuda bisa terbang sangat tinggi jika kedua sayapnya kuat dan sehat. Jika salah satu sayapnya sakit, Garuda pun tidak bisa terbang tinggi.

            Hal itu menunjukkan bahwa Soekarno sangat mendukung para perempuan dalam memajukan bangsa dan negara bersama kaum laki-laki. Bahkan, dalam hal pendidikan, jika dalam sebuah keluarga mengalami kesulitan ekonomi untuk menyekolahkan anaknya, anak yang harus lebih dulu mendapatkan pendidikan adalah anak perempuan, bukan anak laki-laki. Biarkan anak laki-laki belakangan. Dahulukan anak perempuan. Soekarno menjelaskan bahwa anak perempuan harus lebih dahulu mendapatkan pendidikan karena akan menjadi ibu dan harus mendidik putera-puterinya untuk masa depan. Di samping itu, Soekarno menjelaskan bahwa kaum pria hanya bekerja sepanjang siang, sedangkan perempuan bekerja siang dan malam.

            Apa lagi yang diragukan mengenai penghormatan Indonesia kepada kaum perempuannya?

            Jangan sedikit-sedikit mencontohkan luar negeri. Sedikit-sedikit Amerika Serikat. Sedikit-sedikit Eropa. Sebetulnya, bangsa Indonesia ini sudah membebaskan perempuan untuk bergerak dan berprestasi dari dulu. Asal perempuannya mau dan bisa, tidak ada yang akan menghalangi. Akan tetapi, kalau tidak mau dan tidak bisa, jangan teriak-teriak pengen bebas dan memiliki hak sama.

            Memangnya mau melakukan apa teriak-teriak tentang kebebasan?

            Pengen bebas keluyuran?

            Pengen bebas berbuat maksiat?

            Tidak perlu teriak-teriak soal kesamaan hak. Perempuan Indonesia itu dari dulu sudah bebas kok asal mau dan bisa.

            Nggak percaya?

            Perhatikan para perempuan yang bebas bergerak tanpa harus teriak tentang persamaan hak dan Ham dari luar negeri itu!

            Subanglarang, Permaisuri Raja Sunda Pajajaran. Ia hidup antara abad 16-17 Masehi. Subanglarang adalah ratu yang melahirkan Raden Kian Santang, Pangeran Sunda yang menyebarkan Islam di tanah Pasundan. Subanglarang mendirikan pesantren besar dan mendapat cinderamata dari Laksamana Cina Cheng Ho berupa mercusuar.

            Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga sekitar tahun 674 Masehi. Ia menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan serta mendorong agar rakyatnya senantiasa jujur. Ia pun melarang rakyat untuk memiliki emas. Ia sadar emas bisa membuat rakyatnya jahat dan gemar bertengkar.  Ia pernah menghukum anaknya sendiri karena kaki anaknya tidak sengaja menyentuh karung emas.

            Dyah Pitaloka Citraresmi, hidup antara 1340-1357 Masehi. Ia  adalah Puteri Kerajaan Sunda. Ia adalah perempuan tercantik di seluruh kerajaan kepulauan Nusantara. Banyak raja yang ingin memperistri Dyah Pitaloka dan tak ada perempuan yang membuat Raja Majapahit Hayam Wuruk jatuh cinta, kecuali Dyah Pitaloka Citraresmi.

            Ia perempuan yang sangat berani. Ia tetap melakukan perlawanan meskipun seluruh prajurit dan keluarganya telah gugur dalam Perang Bubat. Ia sendirian bertahan melawan 5.000 pasukan musuh. Dyah Pitaloka Citraresmi tetap mempertahankan harga diri Kerajaan Sunda dari penghinaan musuh-musuhnya. Sampai hari ini ada ribuan gadis Sunda yang menggunakan nama Dyah Pitaloka.

            Cut Nyak Dhien, pemimpin besar Perang Kerajaan Islam Aceh yang hidup antara  1848–1908. Sepanjang hidupnya bertempur melawan penjajahan Belanda. Dia tidak pernah kalah perang. Teriakan Allahu Akbar adalah senjatanya.

            Akan tetapi, ketika sudah tua, ia sakit. Seorang pasukannya mengadakan perjanjian dengan Belanda. Ia ingin Belanda mengobati Cut Nyak Dhien. Belanda setuju. Akan tetapi, Cut Nyak Dhien marah.

            Meskipun dirawat di rumah sakit, ia tetap berhubungan dengan pasukan Aceh untuk terus bertempur.  Akhirnya, Belanda memindahkan Cut Nyak Dhien ke Sumedang, Jawa Barat dan meninggal di sana.

            Gambar Cut Nyak Dhien menjadi gambar salah satu pecahan mata uang kertas Indonesia.

            Cut Nyak Meutia. pejuang perang Aceh yang hidup pada 1870-1910. Ia bersama suaminya yang bernama Teuku Muhammad melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

            Raden Dewi Sartika adalah pahlawan pendidikan yang lahir di Bandung. Ia hidup antara 1884–1947. Ia adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Dewi Sartika adalah orang pertama yang membuka sekolah untuk perempuan, “Sakola Istri”.

            Raden Adjeng Kartini, puteri bangsawan Jawa. Ia hidup  antara 1879-1904. Ia gemar membaca majalah-majalah Eropa. Ia kemudian berhubungan melalui surat menyurat dengan teman-temannya di Eropa. Setelah Kartini meninggal, surat-surat itu dikumpulkan kemudian menjadi buku, “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

            Rangkayo Rasuna Said, perempuan pejuang antikolonial yang hebat. Ia hidup antara 1910 s.d. 1965. Tulisan-tulisannya yang sangat tajam menyerang pemerintah Kolonial Belanda. Akibatnya, ia sempat ditahan Belanda. Kemudian, ia dipercaya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat. Setelah itu, ia kembali dipercaya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.

            Maria Walanda Maramis  hidup pada 1872-1924. Ia lahir dalam keluarga pejuang antikolonialis. Kakaknya, Andries Maramis, adalah aktivis yang  memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian, ia pernah menjadi menteri dan duta besar Indonesia.

            Maria Walanda Maramis adalah perempuan yang sangat memperhatikan tugas dan tanggung jawab perempuan, baik di dalam rumah tangga sebagai ibu, sebagai istri, maupun sebagai pendidik. Ia kemudian mendirikan organisasi  Percintaan Ibu kepada Anak Temurunannya (Pikat). Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.

            Martha Christina Tiahahu, pemberani yang hidup antara 1800-1818. Pada usia 17 ia melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Ia selalu mendampingi ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu dalam menyerang Belanda. Ia selalu mengobarkan semangat perang prajuritnya dan mengajak para perempuan untuk ikut berperang. Akibatnya, Belanda kewalahan mendapat perlawanan dari para perempuan. Karena semangat dan keberaniannya, pemerintah Indonesia membuat patung Martha Christina Tiahahu.

            Siti Walidah Ahmad Dahlan hidup pada 1872-1946. Ia adalah Istri Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Muhammadiyah. Siti sangat memperhatikan kaum perempuan. Oleh sebab itu, ia mendirikan organisasi perempuan yang bernama Sopo Tresno  untuk mendidik kaum perempuan. Ia bersama suaminya mengganti nama Sopo Tresno menjadi Aisyiyah. Nama itu berasal dari nama isteri Nabi Muhammad saw, Aisyah ra. Dalam organisasi itu, ia mendirikan lembaga pendidikan bagi para perempuan. Para perempuan dididik agar mampu menjadi pendidik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ia adalah perempuan pertama yang memimpin rapat besar organisasi besar Muhammadiyah di Indonesia.

            Nyi Ageng Serang terlahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Nyi Ageng Serang merupakan puteri dari Pangeran Natapraja, seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah yang juga merupakan Panglima Perang Sultan Hamengkeu Buwono I. Nyi Ageng juga merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga penyebar Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia.

            Ketika menjadi penguasa Serang, banyak rakyatnya kelaparan dan mengalami kesengsaraan akibat ulah dari penjajah Belanda. Ia selalu membantu kesengsaraan rakyatnya dengan membagi-bagikan pangan. Selain itu, ia juga melakukan perlawanan fisik untuk mengusir pasukan Belanda dari tanah kelahirannya itu.

            Ia pun ikut dalam Perang Diponegoro pada 1825. Atas jasa dan keberaniannya, pemerintah Indonesia membuat monumen Nyi Ageng Serang.

            Opu Daeng Risadju, anggota keluarga bangsawan Luwu.  Ia lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, pada 1880. Dalam sepanjang hidupnya ia dididik ajaran dan nilai-nilai moral baik yang berlandaskan budaya maupun agama Islam.

            Opu Daeng Risaju melakukan perlawanan terhadap kejahatan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang berkeinginan untuk menjajah kembali Indonesia. NICA memutuskan untuk mengobrak-abrik masjid bahkan menginjak Al-Quran. Opu Daeng Risaju pun segera membangkitkan dan memobilisasi para pemuda untuk melakukan perlawanan terhadap tentara NICA.

            Indonesia sejak dulu sudah sangat menghormati perempuan. Bahkan, semakin tua perempuan, semakin besar kekuasaannya di Indonesia ini. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan peneliti Belanda (saya lupa lagi namanya) disebutkan bahwa hidup kaum perempuan Indonesia masa lalu terbagi dalam tiga fase penting, yaitu masa kanak-kanak yang penuh keriangan dan kesenangan, masa kepatuhan kepada suami, dan masa penuh kekuasaan ketika menjadi seorang nenek. Ketiga masa itu adalah sangat bagus dan penuh kehormatan dibandingkan masa sekarang yang terlalu bangga dengan perilaku-perilaku impor dari negara lain. Masa sekarang ini malah cenderung mengkhawatirkan karena perempuan Indonesa bisa terjerumus ke dalam empat fase kehidupan penting yang negatif, yaitu: masa kanak-kanak yang penuh kebingungan karena kurang pengawasan, masa remaja yang penuh kegalauan tanpa bimbingan, masa pernikahan yang rentan perceraian akibat perselingkuhan, dan masa pembuangan ke panti jompo setelah menjadi nenek.

            Mana yang lebih baik, masa lalu yang diikat oleh keluhuran norma dan budaya asli Indonesia atau masa sekarang yang bangga dengan perilaku impor bangsa asing?

            Orang waras yang punya otak cerdas dan jernih pasti bisa menjawabnya dengan mudah.

            Dengan demikian, jangan suka sok tahu dengan mengatakan bahwa orang-orang Barat peradaban nilai dan normanya lebih hebat dibandingkan Indonesia. Sementara itu, Indonesia masih terbelakang karena tidak menghargai perempuan. Padahal, Hillary Clinton tidak bisa menjadi presiden AS salah satunya disebabkan dia perempuan. Ini terjadi pada abad modern.

            Paham, ya?


            Masa tidak paham.

Friday, 3 June 2016

Gerakan Kaum Perempuan

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Dalam memandang gerakan kaum perempuan yang sangat besar dari dulu sudah diwanti-wanti oleh Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Ir. Soekarno. Gerakan-gerakan itu banyak yang dilakukan tidak tulus dan bukan untuk kepentingan perempuan itu sendiri. Para perempuan banyak yang hanya memiliki semangat untuk menyaingi kaum laki-laki. Mereka bosan dan kesal harus selalu berada di bawah laki-laki. Mereka pun hanya terjebak emosi untuk mengalahkan laki-laki. Kemarahan para perempuan dan kekesalan emosional mereka dimanfaatkan oleh orang-orang kapitalis, para pengusaha besar. Mereka mendukung penuh gerakan kaum perempuan itu. Soekarno mengatakan bahwa gerakan-gerakan perempuan dari Barat dan Timur itu, dari Amerika Serikat dan Rusia itu, disokong oleh kaum modal yang besar usaha.

            Para kapitalis pemilik modal itu tentu saja memiliki kepentingan dan keuntungan dari kebebasan para perempuan itu. Mereka sangat senang jika para perempuan bisa keluar dari rumahnya dengan bebas dan pulang malam dengan bebas pula. Hal itu disebabkan para pengusaha akan mendapatkan para pekerja wanita yang bisa dibayar dengan upah buruh rendah dibandingkan laki-laki serta lebih penurut dibandingkan para pria. Kaum laki-laki itu selalu ingin dibayar besar karena tanggung jawabnya besar dan mudah sekali melakukan protes. Adapun kaum perempuan lebih jinak dan mudah diatur.

            Pada masa kini pun gerakan kebebasan perempuan banyak sekali mendapatkan dukungan dari para pengusaha. Ahmad Deedat, ulama besar dunia, mengingatkan bahwa para pengusaha banyak menggunakan perempuan sebagai alat pemasaran untuk menarik iklan-iklan perusahaan mereka semacam produk kendaraan mobil dan motor. Memang akan menarik perhatian pria jika ada iklan mobil yang disertai perempuan berpakaian minim, lalu di tayangan iklannya ditulis You Can Try Me. Iklan itu sesungguhnya menurunkan derajat harga diri perempuan yang dibungkus oleh kalimat persamaan hak. Di samping itu pun, menurut Ahmad Deedat, gerakan kebebasan perempuan didorong pula oleh para pengusaha kosmetik, pakaian, dan perhiasan-perhiasan lain. Para perempuan yang gemar keluyuran siang malam dan aktif dalam banyak hubungan jelas membutuhkan banyak kosmetik, pakaian, dan perhiasan. Hal itu jelas merupakan keuntungan bagi para pengusaha.

            Sebenarnya, perempuan Indonesia tidak perlu mengimpor gerakan-gerakan atau semangat persamaan hak dari luar negeri. Bangsa Indonesia ini sudah menempatkan perempuan dalam derajat yang bukan lagi sama dengan laki-laki, melainkan lebih tinggi. Sejarah sudah menunjukkan hal itu sejak lama. Akan tetapi, anehnya, para perempuan Indonesia ini gemar sekali meniru-niru negara lain yang cenderung merusakkan martabat wanita itu sendiri.

            Soekarno mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan Indonesia itu ibarat dua sayap burung Garuda. Burung Garuda bisa terbang sangat tinggi jika kedua sayapnya kuat dan sehat. Jika salah satu sayapnya sakit, Garuda pun tidak bisa terbang tinggi.

            Hal itu menunjukkan bahwa Soekarno sangat mendukung para perempuan dalam memajukan bangsa dan negara bersama kaum laki-laki. Bahkan, dalam hal pendidikan, jika dalam sebuah keluarga mengalami kesulitan ekonomi untuk menyekolahkan anaknya, anak yang harus lebih dulu mendapatkan pendidikan adalah anak perempuan, bukan anak laki-laki. Biarkan anak laki-laki belakangan. Dahulukan anak perempuan. Soekarno menjelaskan bahwa anak perempuan harus lebih dahulu mendapatkan pendidikan karena akan menjadi ibu dan harus mendidik putera-puterinya untuk masa depan. Di samping itu, Soekarno menjelaskan bahwa kaum pria hanya bekerja sepanjang siang, sedangkan perempuan bekerja siang dan malam.

            Apa lagi yang diragukan mengenai penghormatan Indonesia kepada kaum perempuannya?

            Jangan sedikit-sedikit mencontohkan luar negeri. Sedikit-sedikit Amerika Serikat. Sedikit-sedikit Eropa. Padahal, gerakan di luar negeri itu banyak digerakkan oleh para pengusaha untuk kepentingan perusahaannya, bukan untuk peningkatan harkat dan martabat perempuan itu sendiri. Lihat saja efek sampingnya seperti yang kita derita juga, gemar keluyuran siang malam, bergaul tanpa memilih teman, keluarga tidak harmonis, akhirnya seks bebas, Narkoba, Miras, diperkosa, HIV, Aids, dan rupa-rupa kerusakan lainnya.

            Sebetulnya, bangsa Indonesia ini sudah membebaskan perempuan untuk bergerak dan berprestasi dari dulu. Asal perempuannya mau dan bisa, tidak ada yang akan menghalangi. Akan tetapi, kalau tidak mau dan tidak bisa, jangan teriak-teriak pengen bebas dan memiliki hak sama.

            Memangnya mau melakukan apa teriak-teriak tentang kebebasan?

            Pengen bebas keluyuran?

            Pengen bebas berbuat maksiat?

            Tidak perlu teriak-teriak soal kesamaan hak, Ham, atau kebebasan yang diimpor itu. Perempuan Indonesia itu dari dulu sudah bebas kok asal mau dan bisa.

            Nggak percaya?

            Masyaallah.

            Perhatikan para perempuan yang bebas bergerak tanpa harus teriak tentang persamaan hak dan Ham dari luar negeri itu!

            Subanglarang, Permaisuri Raja Sunda Pajajaran. Ia hidup antara abad 16-17 masehi. Subanglarang adalah ratu yang melahirkan Raden Kian Santang, Pangeran Sunda yang menyebarkan Islam di tanah Pasundan. Subanglarang mendirikan pesantren besar dan mendapat cinderamata dari Laksamana Cina Cheng Ho berupa mercusuar.

            Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga sekitar tahun 674 Masehi. Ia menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan serta mendorong agar rakyatnya senantiasa jujur. Ia pun melarang rakyat untuk memiliki emas. Ia sadar emas bisa membuat rakyatnya jahat dan gemar bertengkar.  Ia pernah menghukum anaknya sendiri karena kaki anaknya tidak sengaja menyentuh karung emas.

            Dyah Pitaloka Citraresmi, hidup antara 1340-1357 masehi. Ia  adalah Puteri Kerajaan Sunda. Ia adalah perempuan tercantik di seluruh kerajaan kepulauan Nusantara. Banyak raja yang ingin memperistri Dyah Pitaloka dan tak ada perempuan yang membuat Raja Majapahit Hayam Wuruk jatuh cinta, kecuali Dyah Pitaloka Citraresmi.

            Ia perempuan yang sangat berani. Ia tetap melakukan perlawanan meskipun seluruh prajurit dan keluarganya telah gugur dalam Perang Bubat. Ia sendirian bertahan melawan 5.000 pasukan musuh. Dyah Pitaloka Citraresmi tetap mempertahankan harga diri Kerajaan Sunda dari penghinaan musuh-musuhnya. Sampai hari ini ada ribuan gadis Sunda yang menggunakan nama Dyah Pitaloka.

            Cut Nyak Dhien, pemimpin besar Perang Kerajaan Islam Aceh yang hidup antara  1848–1908. Sepanjang hidupnya bertempur melawan penjajahan Belanda. Dia tidak pernah kalah perang. Teriakan Allahu Akbar adalah senjatanya.
            Akan tetapi, ketika sudah tua, ia sakit. Seorang pasukannya mengadakan perjanjian dengan Belanda. Ia ingin Belanda mengobati Cut Nyak Dhien. Belanda setuju. Akan tetapi, Cut Nyak Dhien marah.

            Meskipun dirawat di rumah sakit, ia tetap berhubungan dengan pasukan Aceh untuk terus bertempur.  Akhirnya, Belanda memindahkan Cut Nyak Dhien ke Sumedang, Jawa Barat dan meninggal di sana.

            Gambar Cut Nyak Dhien menjadi gambar salah satu pecahan mata uang kertas Indonesia.

            Cut Nyak Meutia. pejuang perang Aceh yang hidup pada 1870-1910. Ia bersama suaminya yang bernama Teuku Muhammad melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

            Raden Dewi Sartika adalah pahlawan pendidikan yang lahir di Bandung. Ia hidup antara 1884–1947. Ia adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Dewi Sartika adalah orang pertama yang membuka sekolah untuk perempuan, “Sakola Istri”.

            Raden Adjeng Kartini, puteri bangsawan Jawa. Ia hidup  antara 1879-1904. Ia gemar membaca majalah-majalah Eropa. Ia kemudian berhubungan melalui surat menyurat dengan teman-temannya di Eropa. Setelah Kartini meninggal, surat-surat itu dikumpulkan kemudian menjadi buku, “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

            Rangkayo Rasuna Said, perempuan pejuang antikolonial yang hebat. Ia hidup antara 1910 s.d. 1965. Tulisan-tulisannya yang sangat tajam menyerang pemerintah Kolonial Belanda. Akibatnya, ia sempat ditahan Belanda. Kemudian, ia dipercaya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat. Setelah itu, ia kembali dipercaya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.

            Maria Walanda Maramis  hidup pada 1872-1924. Ia lahir dalam keluarga pejuang antikolonialis. Kakaknya, Andries Maramis, adalah aktivis yang  memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian, ia pernah menjadi menteri dan duta besar Indonesia.

            Maria Walanda Maramis adalah perempuan yang sangat memperhatikan tugas dan tanggung jawab perempuan, baik di dalam rumah tangga sebagai ibu, sebagai istri, maupun sebagai pendidik. Ia kemudian mendirikan organisasi  Percintaan Ibu kepada Anak Temurunannya (Pikat). Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.

            Martha Christina Tiahahu, pemberani yang hidup antara 1800-1818. Pada usia 17 ia melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Ia selalu mendampingi ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu dalam menyerang Belanda. Ia selalu mengobarkan semangat perang prajuritnya dan mengajak para perempuan untuk ikut berperang. Akibatnya, Belanda kewalahan mendapat perlawanan dari para perempuan. Karena semangat dan keberaniannya, pemerintah Indonesia membuat patung Martha Christina Tiahahu.

            Siti Walidah Ahmad Dahlan hidup pada 1872-1946. Ia adalah Istri Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Muhammadiyah. Siti sangat memperhatikan kaum perempuan. Oleh sebab itu, ia mendirikan organisasi perempuan yang bernama Sopo Tresno  untuk mendidik kaum perempuan. Ia bersama suaminya mengganti nama Sopo Tresno menjadi Aisyiyah. Nama itu berasal dari nama isteri Nabi Muhammad saw, Aisyah. Dalam organisasi itu, ia mendirikan lembaga pendidikan bagi para perempuan. Para perempuan dididik agar mampu menjadi pendidik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ia adalah perempuan pertama yang memimpin rapat besar organisasi besar Muhammadiyah di Indonesia.

            Nyi Ageng Serang terlahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Nyi Ageng Serang merupakan puteri dari Pangeran Natapraja, seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah yang juga merupakan Panglima Perang Sultan Hamengkeu Buwono I. Nyi Ageng juga merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga penyebar Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia.

            Ketika menjadi penguasa Serang, banyak rakyatnya kelaparan dan mengalami kesengsaraan akibat ulah dari penjajah Belanda. Ia selalu membantu kesengsaraan rakyatnya dengan membagi-bagikan pangan. Selain itu, ia juga melakukan perlawanan fisik untuk mengusir pasukan Belanda dari tanah kelahirannya itu.

            Ia pun ikut dalam Perang Diponegoro pada 1825. Atas jasa dan keberaniannya, pemerintah Indonesia membuat monumen Nyi Ageng Serang.

            Opu Daeng Risadju, anggota keluarga bangsawan Luwu.  Ia lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, pada 1880. Dalam sepanjang hidupnya ia dididik ajaran dan nilai-nilai moral baik yang berlandaskan budaya maupun agama Islam.

            Opu Daeng Risaju melakukan perlawanan terhadap kejahatan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang berkeinginan untuk menjajah kembali Indonesia. NICA memutuskan untuk mengobrak-abrik masjid bahkan menginjak Al-Quran. Opu Daeng Risaju pun segera membangkitkan dan memobilisasi para pemuda untuk melakukan perlawanan terhadap tentara NICA.

            Masih banyak perempuan hebat Indonesia lainnya yang derajatnya berada di atas para pria pada zamannya. Kepada merekalah perempuan Indonesia harus memandang dan meneladani, bukan kepada orang-orang di luar negeri. Para perempuan-perempuan itulah yang harus menjadi inspirasi karena mereka bergerak dan bertindak untuk kepentingan manusia, kemanusiaan, serta bangsa dan negara. Mereka bergerak bukan karena sokongan kaum modal yang besar usaha. Mereka berjuang bukan untuk kepentingan para pengusaha atau ego dari perempuan itu sendiri. Mereka berjuang untuk hidup dan kehidupan.

            Salah besar jika ada yang menganggap bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang mengekang atau merendahkan kaum perempuan. Sejak dulu juga kaum perempuan terbuka untuk bergerak dan aktif asal mau, bisa, dan bermanfaat. Sejarah membuktikan hal itu.

            Tidak perlu lagi banyak kisah tentang “kesamaan gender”. Dari dulu juga sudah sama bahwa laki-laki dan perempuan Indonesia itu adalah bagai dua sayap burung garuda. Jika salah satu sakit, Indonesia pun sakit.

            Lihat mereka para perempuan Indonesia hebat itu. Jangan selalu melihat ke para perempuan berambut kuning kemerahan yang pirang!

Saturday, 28 May 2016

Laki-Laki Indonesia Itu Baik-Baik

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Ukuran seseorang bisa disebut pria baik-baik itu relatif. Akan tetapi, dalam menanggapi kasus perkosaan dan pelecehan seksual yang kini marak diberitakan, kita terlalu berlebihan. Sesungguhnya, laki-laki Indonesia itu sangat baik dalam arti tidak melakukan perkosaan. Mari kita hitung berapa banyak laki-laki Indonesia yang melakukan perkosaan dan pelecehan seks. Jumlahnya pasti sangat sedikit, tidak sampai 1% dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Artinya, mayoritas laki-laki Indonesia 99% adalah pria baik-baik.

            Kita ini terlalu berlebihan dan sangat lebay dalam bereaksi terhadap kasus perkosaan dan pelecehan seksual. Hal itu bisa dilihat dari betapa berlebihannya dalam menyalahkan laki-laki. Bahkan, ada yang sok tahu bahwa kita selalu mengajari wanita untuk berpakaian yang baik agar tidak mengundang birahi laki-laki, tetapi tidak pernah mengajari laki-laki untuk tidak melakukan perkosaan.

            Siapa bilang laki-laki tidak pernah diajari untuk tidak memperkosa?

            Kalian sok tahu!

            Seluruh pemuka agama, rohaniwan, orang-orang saleh di negeri ini setiap ada kesempatan selalu mengajarkan untuk tidak melakukan perkosaan dan tidak menyakiti orang lain. Bahkan, dalam ajaran Islam, jangankan memperkosa, berzinah atas dasar suka sama suka saja tidak boleh. Zinah saja yang tidak merugikan siapa pun dalam kaca mata manusia sudah tidak boleh, apalagi memperkosa. Malahan, ketika pembaca sekalian membaca tulisan saya ini, ada banyak orang baik-baik yang sedang menasihati orang banyak untuk tidak melakukan perkosaan dan perzinahan.

            Kalian mengerti?

            Jangan lebay dan berlebihan!

            Ada lagi yang teriak-teriak bego, “Sekarang sudah saatnya kita mengubah mindset kita! Jangan lagi mengajari perempuan bagaimana caranya berpakaian, tetapi harus mulai mengajari laki-laki untuk tidak memperkosa!”

            Teriakan itu mendapatkan tepukan yang meriah. Yang teriak bego, yang ngasih tepukan pun sama bodohnya.

            Tidak perlu lagi ada gerakan lebay mengajari laki-laki untuk tidak memperkosa. Ajaran untuk itu setiap hari ada dan tidak pernah berhenti dilakukan oleh orang-orang saleh. Hasilnya, sangat bagus, yaitu mayoritas laki-laki di Indonesia tidak melakukan perkosaan. Mereka sadar bahwa memperkosa itu salah. Di samping merugikan orang lain, juga merugikan dirinya sendiri. Buktinya kan bisa dicek di kantor kepolisian berapa orang yang melakukan perkosaan dan pelecehan, lalu bandingkan dengan yang tidak melakukannya. Pasti banyak yang tidak melakukan hal itu.

            Benar kan?

            Laki-laki yang melakukan pelecehan dan perkosaan itu sedang terpicu birahinya dan menyalurkan dorongan seksualnya secara salah. Mereka terpicu oleh hal-hal yang memicunya, misalnya, video porno, wanita seksi di panggung hiburan, atau wanita-wanita berpakaian minim yang lalu-lalang di depan mata mereka. Ketika mereka terpicu, mereka pun mencari sasaran yang mudah mereka kuasai. Terjadilah perkosaan.

            Jujur saja, mayoritas laki-laki di Indonesia 99% tidak melakukan perkosaan dan pelecehan. Mereka orang-orang baik yang mampu menahan dirinya. Akan tetapi, mari kita jujur berapa persen wanita Indonesia yang mampu menahan diri agar tidak mencari-cari perhatian laki-laki dengan menggunakan tubuhnya. Saya bisa mengira-ngira bahwa hampir 90% wanita Indonesia berupaya menggoda perhatian pria dengan kecantikan wajah dan tubuhnya. Hanya 10% wanita yang berupaya untuk menghindarkan pandangan laki-laki dari dirinya. Kalau masih tidak bisa menggoda laki-laki, para wanita pun berusaha mencari cara yang lebih ampuh untuk menarik perhatian laki-laki. Akhirnya, pakaian pun diminim-minimkan. Itu kenyataan.

            Jujur saja, jangan berbelit-belit, dan tidak perlu membela diri karena kalau banyak alasan akan salah berpikir dan salah melangkah.

            Jangan heran kalau polisi dalam kasus pelecehan dan perkosaan kerap dituduh sebagai “menyalahkan” korban yang perempuan itu. Hal itu disebabkan memang wanita pun berkontribusi sangat signifikan dalam berbagai kasus perkosaan dan pelecehan.

            Wahai wanita-wanita seksi yang gemar berpakaian seksi! Kalian jangan merasa aman dari kasus perkosaan dan pelecehan seksual. Kalaupun kalian saat ini bukan korban pelecehan dan perkosaan, di akhirat nanti kalian akan dituntut sebagai pemicu perkosaan dan pelecehan. Saya ingatkan hal itu. Laki-laki jahat yang telah melakukan pelecehan dan perkosaan akan berupaya membela dirinya di Mahkamah Akhirat nanti. Mereka akan mencari cara agar selamat dengan menyalahkan siapa saja yang bisa disalahkan. Mereka akan menuduh telah dipengaruhi oleh para pemain dalam video porno dan para produsernya. Mereka akan menuduh wanita-wanita seksi sebagai pihak yang telah mempengaruhi pikirannya.

            Ketika malaikat bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian melecehkan dan memperkosa perempuan? Bukankah sudah ada jalan yang halal, yaitu pernikahan?”

            Para pemerkosa itu akan menjawab, “Saya khilaf karena telah tergoda oleh wanita-wanita yang berpakaian minim itu.”

            Kalau sudah begitu bagaimana?

            Para malaikat pun akan memanggil pihak-pihak yang disebutkan oleh para laki-laki pelaku pelecehan dan perkosaan itu. Para wanita yang telah disalahkan laki-laki itu pun akan ditanyai tentang kebenarannya. Di sana tidak bisa berbohong karena seluruh tubuh kita pun akan menjadi saksi.

            Hasilnya, semuanya berada di tangan Allah swt. Allah swt Mahateliti. Tak ada hal kecil pun yang luput dari perhatian-Nya. Semut hitam di atas batu hitam pada malam kelam pun sangat jelas dalam pandangan Allah swt.


            Hati-hati.