oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ukuran seseorang bisa
disebut pria baik-baik itu relatif. Akan tetapi, dalam menanggapi kasus
perkosaan dan pelecehan seksual yang kini marak diberitakan, kita terlalu berlebihan. Sesungguhnya, laki-laki Indonesia itu sangat baik dalam arti tidak melakukan perkosaan. Mari
kita hitung berapa banyak laki-laki Indonesia yang melakukan perkosaan dan
pelecehan seks. Jumlahnya pasti sangat sedikit, tidak sampai 1% dari seluruh
jumlah rakyat Indonesia. Artinya, mayoritas laki-laki Indonesia 99% adalah pria
baik-baik.
Kita ini terlalu berlebihan dan sangat lebay dalam bereaksi terhadap kasus
perkosaan dan pelecehan seksual. Hal itu bisa dilihat dari betapa berlebihannya
dalam menyalahkan laki-laki. Bahkan, ada yang sok tahu bahwa kita selalu
mengajari wanita untuk berpakaian yang baik agar tidak mengundang birahi
laki-laki, tetapi tidak pernah mengajari laki-laki untuk tidak melakukan
perkosaan.
Siapa bilang laki-laki tidak pernah diajari untuk tidak
memperkosa?
Kalian sok tahu!
Seluruh pemuka agama, rohaniwan, orang-orang saleh di
negeri ini setiap ada kesempatan selalu mengajarkan untuk tidak melakukan
perkosaan dan tidak menyakiti orang lain. Bahkan, dalam ajaran Islam, jangankan
memperkosa, berzinah atas dasar suka sama suka saja tidak boleh. Zinah saja
yang tidak merugikan siapa pun dalam kaca mata manusia sudah tidak boleh,
apalagi memperkosa. Malahan, ketika pembaca sekalian membaca tulisan saya ini,
ada banyak orang baik-baik yang sedang menasihati orang banyak untuk tidak
melakukan perkosaan dan perzinahan.
Kalian mengerti?
Jangan lebay dan berlebihan!
Ada lagi yang teriak-teriak bego, “Sekarang sudah saatnya
kita mengubah mindset kita! Jangan
lagi mengajari perempuan bagaimana caranya berpakaian, tetapi harus mulai
mengajari laki-laki untuk tidak memperkosa!”
Teriakan itu mendapatkan tepukan yang meriah. Yang teriak
bego, yang ngasih tepukan pun sama bodohnya.
Tidak perlu lagi ada gerakan lebay mengajari laki-laki
untuk tidak memperkosa. Ajaran untuk itu setiap hari ada dan tidak pernah
berhenti dilakukan oleh orang-orang saleh. Hasilnya, sangat bagus, yaitu
mayoritas laki-laki di Indonesia tidak melakukan perkosaan. Mereka sadar bahwa
memperkosa itu salah. Di samping merugikan orang lain, juga merugikan dirinya
sendiri. Buktinya kan bisa dicek di kantor kepolisian berapa orang yang
melakukan perkosaan dan pelecehan, lalu bandingkan dengan yang tidak
melakukannya. Pasti banyak yang tidak melakukan hal itu.
Benar kan?
Laki-laki yang melakukan pelecehan dan perkosaan itu
sedang terpicu birahinya dan menyalurkan dorongan seksualnya secara salah.
Mereka terpicu oleh hal-hal yang memicunya, misalnya, video porno, wanita seksi
di panggung hiburan, atau wanita-wanita berpakaian minim yang lalu-lalang di
depan mata mereka. Ketika mereka terpicu, mereka pun mencari sasaran yang mudah
mereka kuasai. Terjadilah perkosaan.
Jujur saja, mayoritas laki-laki di Indonesia 99% tidak
melakukan perkosaan dan pelecehan. Mereka orang-orang baik yang mampu menahan
dirinya. Akan tetapi, mari kita jujur berapa persen wanita Indonesia yang mampu
menahan diri agar tidak mencari-cari perhatian laki-laki dengan menggunakan
tubuhnya. Saya bisa mengira-ngira bahwa hampir 90% wanita Indonesia berupaya
menggoda perhatian pria dengan kecantikan wajah dan tubuhnya. Hanya 10% wanita
yang berupaya untuk menghindarkan pandangan laki-laki dari dirinya. Kalau masih
tidak bisa menggoda laki-laki, para wanita pun berusaha mencari cara yang lebih
ampuh untuk menarik perhatian laki-laki. Akhirnya, pakaian pun
diminim-minimkan. Itu kenyataan.
Jujur saja, jangan berbelit-belit, dan tidak perlu
membela diri karena kalau banyak alasan akan salah berpikir dan salah
melangkah.
Jangan heran kalau polisi dalam kasus pelecehan dan
perkosaan kerap dituduh sebagai “menyalahkan” korban yang perempuan itu. Hal
itu disebabkan memang wanita pun berkontribusi sangat signifikan dalam berbagai
kasus perkosaan dan pelecehan.
Wahai wanita-wanita seksi yang gemar berpakaian seksi!
Kalian jangan merasa aman dari kasus perkosaan dan pelecehan seksual. Kalaupun
kalian saat ini bukan korban pelecehan dan perkosaan, di akhirat nanti kalian
akan dituntut sebagai pemicu perkosaan dan pelecehan. Saya ingatkan hal itu.
Laki-laki jahat yang telah melakukan pelecehan dan perkosaan akan berupaya
membela dirinya di Mahkamah Akhirat nanti. Mereka akan mencari cara agar
selamat dengan menyalahkan siapa saja yang bisa disalahkan. Mereka akan menuduh
telah dipengaruhi oleh para pemain dalam video porno dan para produsernya.
Mereka akan menuduh wanita-wanita seksi sebagai pihak yang telah mempengaruhi
pikirannya.
Ketika malaikat bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian
melecehkan dan memperkosa perempuan? Bukankah sudah ada jalan yang halal, yaitu
pernikahan?”
Para pemerkosa itu akan menjawab, “Saya khilaf karena
telah tergoda oleh wanita-wanita yang berpakaian minim itu.”
Kalau sudah begitu bagaimana?
Para malaikat pun akan memanggil pihak-pihak yang
disebutkan oleh para laki-laki pelaku pelecehan dan perkosaan itu. Para wanita
yang telah disalahkan laki-laki itu pun akan ditanyai tentang kebenarannya. Di
sana tidak bisa berbohong karena seluruh tubuh kita pun akan menjadi saksi.
Hasilnya, semuanya berada di tangan Allah swt. Allah swt
Mahateliti. Tak ada hal kecil pun yang luput dari perhatian-Nya. Semut hitam di
atas batu hitam pada malam kelam pun sangat jelas dalam pandangan Allah swt.
Hati-hati.
No comments:
Post a Comment