Saturday, 28 May 2016

Laki-Laki Indonesia Itu Baik-Baik

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Ukuran seseorang bisa disebut pria baik-baik itu relatif. Akan tetapi, dalam menanggapi kasus perkosaan dan pelecehan seksual yang kini marak diberitakan, kita terlalu berlebihan. Sesungguhnya, laki-laki Indonesia itu sangat baik dalam arti tidak melakukan perkosaan. Mari kita hitung berapa banyak laki-laki Indonesia yang melakukan perkosaan dan pelecehan seks. Jumlahnya pasti sangat sedikit, tidak sampai 1% dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Artinya, mayoritas laki-laki Indonesia 99% adalah pria baik-baik.

            Kita ini terlalu berlebihan dan sangat lebay dalam bereaksi terhadap kasus perkosaan dan pelecehan seksual. Hal itu bisa dilihat dari betapa berlebihannya dalam menyalahkan laki-laki. Bahkan, ada yang sok tahu bahwa kita selalu mengajari wanita untuk berpakaian yang baik agar tidak mengundang birahi laki-laki, tetapi tidak pernah mengajari laki-laki untuk tidak melakukan perkosaan.

            Siapa bilang laki-laki tidak pernah diajari untuk tidak memperkosa?

            Kalian sok tahu!

            Seluruh pemuka agama, rohaniwan, orang-orang saleh di negeri ini setiap ada kesempatan selalu mengajarkan untuk tidak melakukan perkosaan dan tidak menyakiti orang lain. Bahkan, dalam ajaran Islam, jangankan memperkosa, berzinah atas dasar suka sama suka saja tidak boleh. Zinah saja yang tidak merugikan siapa pun dalam kaca mata manusia sudah tidak boleh, apalagi memperkosa. Malahan, ketika pembaca sekalian membaca tulisan saya ini, ada banyak orang baik-baik yang sedang menasihati orang banyak untuk tidak melakukan perkosaan dan perzinahan.

            Kalian mengerti?

            Jangan lebay dan berlebihan!

            Ada lagi yang teriak-teriak bego, “Sekarang sudah saatnya kita mengubah mindset kita! Jangan lagi mengajari perempuan bagaimana caranya berpakaian, tetapi harus mulai mengajari laki-laki untuk tidak memperkosa!”

            Teriakan itu mendapatkan tepukan yang meriah. Yang teriak bego, yang ngasih tepukan pun sama bodohnya.

            Tidak perlu lagi ada gerakan lebay mengajari laki-laki untuk tidak memperkosa. Ajaran untuk itu setiap hari ada dan tidak pernah berhenti dilakukan oleh orang-orang saleh. Hasilnya, sangat bagus, yaitu mayoritas laki-laki di Indonesia tidak melakukan perkosaan. Mereka sadar bahwa memperkosa itu salah. Di samping merugikan orang lain, juga merugikan dirinya sendiri. Buktinya kan bisa dicek di kantor kepolisian berapa orang yang melakukan perkosaan dan pelecehan, lalu bandingkan dengan yang tidak melakukannya. Pasti banyak yang tidak melakukan hal itu.

            Benar kan?

            Laki-laki yang melakukan pelecehan dan perkosaan itu sedang terpicu birahinya dan menyalurkan dorongan seksualnya secara salah. Mereka terpicu oleh hal-hal yang memicunya, misalnya, video porno, wanita seksi di panggung hiburan, atau wanita-wanita berpakaian minim yang lalu-lalang di depan mata mereka. Ketika mereka terpicu, mereka pun mencari sasaran yang mudah mereka kuasai. Terjadilah perkosaan.

            Jujur saja, mayoritas laki-laki di Indonesia 99% tidak melakukan perkosaan dan pelecehan. Mereka orang-orang baik yang mampu menahan dirinya. Akan tetapi, mari kita jujur berapa persen wanita Indonesia yang mampu menahan diri agar tidak mencari-cari perhatian laki-laki dengan menggunakan tubuhnya. Saya bisa mengira-ngira bahwa hampir 90% wanita Indonesia berupaya menggoda perhatian pria dengan kecantikan wajah dan tubuhnya. Hanya 10% wanita yang berupaya untuk menghindarkan pandangan laki-laki dari dirinya. Kalau masih tidak bisa menggoda laki-laki, para wanita pun berusaha mencari cara yang lebih ampuh untuk menarik perhatian laki-laki. Akhirnya, pakaian pun diminim-minimkan. Itu kenyataan.

            Jujur saja, jangan berbelit-belit, dan tidak perlu membela diri karena kalau banyak alasan akan salah berpikir dan salah melangkah.

            Jangan heran kalau polisi dalam kasus pelecehan dan perkosaan kerap dituduh sebagai “menyalahkan” korban yang perempuan itu. Hal itu disebabkan memang wanita pun berkontribusi sangat signifikan dalam berbagai kasus perkosaan dan pelecehan.

            Wahai wanita-wanita seksi yang gemar berpakaian seksi! Kalian jangan merasa aman dari kasus perkosaan dan pelecehan seksual. Kalaupun kalian saat ini bukan korban pelecehan dan perkosaan, di akhirat nanti kalian akan dituntut sebagai pemicu perkosaan dan pelecehan. Saya ingatkan hal itu. Laki-laki jahat yang telah melakukan pelecehan dan perkosaan akan berupaya membela dirinya di Mahkamah Akhirat nanti. Mereka akan mencari cara agar selamat dengan menyalahkan siapa saja yang bisa disalahkan. Mereka akan menuduh telah dipengaruhi oleh para pemain dalam video porno dan para produsernya. Mereka akan menuduh wanita-wanita seksi sebagai pihak yang telah mempengaruhi pikirannya.

            Ketika malaikat bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian melecehkan dan memperkosa perempuan? Bukankah sudah ada jalan yang halal, yaitu pernikahan?”

            Para pemerkosa itu akan menjawab, “Saya khilaf karena telah tergoda oleh wanita-wanita yang berpakaian minim itu.”

            Kalau sudah begitu bagaimana?

            Para malaikat pun akan memanggil pihak-pihak yang disebutkan oleh para laki-laki pelaku pelecehan dan perkosaan itu. Para wanita yang telah disalahkan laki-laki itu pun akan ditanyai tentang kebenarannya. Di sana tidak bisa berbohong karena seluruh tubuh kita pun akan menjadi saksi.

            Hasilnya, semuanya berada di tangan Allah swt. Allah swt Mahateliti. Tak ada hal kecil pun yang luput dari perhatian-Nya. Semut hitam di atas batu hitam pada malam kelam pun sangat jelas dalam pandangan Allah swt.


            Hati-hati.

No comments:

Post a Comment