Friday, 27 May 2016

Kabayan, Abunawas, Nazarudin Khoja

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Kabayan, Abunawas, dan Nazarudin Khoja adalah tokoh yang dikenal kocak, jujur, pintar, tetapi pandir. Orang-orang menyukainya karena kocak dan pandir. Karena pandir itulah mereka menjadi kocak. Kalau ada orang yang dianggap pandir, lalu menimbulkan kelucuan, biasanya disamakan dengan ketiga tokoh itu. Soalnya, dia sendiri tidak sadar bahwa kelakuannya itu salah sehingga menimbulkan kelucuan. Dasar Kabayan kamu mah.

            Kabayan adalah tokoh terkenal dari Sunda, Indonesia. Adapun Abunawas dan Nazarudin Khoja berasal dari kisah-kisah 1001 malam dari Irak.

            Saya pernah diledekin seperti Abunawas oleh ayah saya. Saat itu ayah saya menyuruh saya menutup pintu rumah agar tidak ada binatang masuk. Biasanya, kalau pintu terbuka, suka ada binatang masuk, seperti, ayam, kucing, bahkan anjing punya orang lain. Binatang itu memang suka membuat kotor lantai rumah, bahkan terkadang mencuri makanan, dan tak jarang membuat barang-barang di dapur berantakan. Saya pun segera mematuhi keinginan ayah saya. Saya menutup pintu depan, malahan menguncinya. Di samping dikunci pakai kunci pintu, ditambah dikunci pakai slot. Jadi, jangankan binatang, manusia saja tidak bisa masuk, kecuali mengetuk pintu rumah dan dibukakan dari dalam. Akan tetapi, beberapa menit kemudian saya kaget, ternyata di dapur ada ayam dan kucing yang masuk. Ayah saya juga tahu.

            Dia bilang, “Kamu ini bagaimana? Pintu depan dikunci, tetapi pintu belakang tetap terbuka.”

            Saya memang lupa.

            Saat itulah ayah saya bilang, “Dasar Abunawas kamu mah!”

            Memang sih, jadi kayak orang pandir dengan menutup pintu depan agar tidak ada binatang masuk, tetapi pintu belakang tetap terbuka. Dengan demikian, binatang-binatang itu masih tetap bisa masuk.

            Nah, dalam mengatasi perkosaan dan pelecehan seksual pun, kita, Indonesia, memiliki dua pintu. Pintu depan berupa penegakkan hukum. Pintu belakang berupa penyebab terjadinya perilaku pelecehan dan perkosaan. Pintu depan memang ditutup rapat dengan kunci yang kuat dengan pemberatan berlipat-lipat. Maksudnya, supaya pelecehan dan perkosaan itu tidak terjadi. Akan tetapi, pintu belakang berupa penyebab terjadinya perkosaan dan pelecehan, tetap terbuka lebar.

            Itu kan seperti saya yang menutup rapat pintu depan, tetapi membiarkan pintu belakang terbuka. Akibatnya, tetap saja binatang bisa masuk.

            Jangan-jangan, Negara Indonesia pun mirip Si …. Ah, jangan deh.           

            Apa penyebab pelecehan dan perkosaan itu?

            Banyak, banyak sekali. Ada video porno, ada wanita-wanita seksi yang gemar mencari perhatian laki-laki, pakaian-pakaian yang mengundang birahi, berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua dan guru, tidak adanya teladan yang baik bagi masyarakat, pendidikan yang berubah hanya menjadi pengajaran, keluarga dan lingkungan yang acuh tak acuh, dan lain sebagainya.

            Benar, kita sudah berupaya menutup pintu depan kita dengan sangat kuat dengan hukum yang diperberat. Akan tetapi, sayangnya, pintu belakang yang memungkinkan terjadinya tindakan pelecehan dan perkosaan itu masih sangat terbuka lebar. Orang-orang takut untuk menutup pintu belakang karena terlalu memuja Ham yang dari luar negeri itu dan enggan menunjukkan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang sopan dan penuh kesantunan. Kita masih terlalu pengecut untuk menutup pintu belakang karena akan disebut sebagai fanatik, kampungan, radikal, tidak modern, dan lain sebagainya.

            Kalau saya sih, tidak peduli disebut fanatik, Islam garis keras, radikal, tidak modern, dan lain sebagainya. Yang penting kan tujuan nasional Indonesia yang juga tujuan setiap individu Indonesia dapat tercapai, yaitu makmur lahir dan batin.

            Buat apa disebut modern, hebat, dan pemuja Ham, tetapi hidup penuh masalah?

            Mendingan disebut kampungan, tetapi hidup penuh kebahagiaan dan ketenteraman.

            Iya toh?

            Iya toh pisan eta mah.


            Coba itu tutup pintu belakang supaya tidak diledek, “Dasar Keturunan Si Kabayan!”

No comments:

Post a Comment