oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Indonesia semakin dikenal di
dunia. Tanah airnya penuh dengan keindahan. Jika dikelola dengan baik, setiap
wilayah di Indonesia ini akan menjadi sektor pariwisata yang sangat mengagumkan.
Masih teramat banyak keindahan negeri yang tersembunyi dan belum tersentuh
dengan baik. Setiap lekuk Indonesia menawarkan pemandangan yang luar biasa
indah. Keindahan itu jangan sampai rusak oleh pembangunan dan oleh mereka yang
ingin menikmatinya. Pembangunan harus hanya menjadi sarana penunjang untuk
tetap lestarinya keindahan anugerah Allah swt tersebut.
Dengan semakin dikenalnya Indonesia oleh dunia yang
disertai pembangunan yang tidak mendurhakai alam, Indonesia akan menjadi pusat
pariwisata nomor satu di dunia. Orang-orang akan berbondong-bondong datang.
Demikian pula, uang akan banyak masuk dan mengalir dengan deras.
Hal yang harus diperhatikan adalah Indonesia harus
menawarkan “keindonesiaan", bukan menawarkan hal sama yang sudah dinikmati
orang lain di negeri mereka sendiri. Indonesia harus menawarkan keindahan yang
belum pernah dilihat orang dan memberikan fasilitas suasana keindonesiaan.
Bidang pariwisata jangan menjadi pintu masuk bagi pengaruh-pengaruh negatif asing
terhadap Indonesia, melainkan wajib menjadi sarana dalam memberikan pengaruh
positif pada orang lain sesuai dengan kebaikan yang kita miliki. Tak perlu
menawarkan hal-hal negatif yang bisa didapat mereka di negerinya sendiri.
Kita tidak perlu menawarkan alkohol karena alkohol bisa
dinikmati mereka di negerinya sendiri. Sebaiknya, kita menawarkan minuman sehat
dari alam Indonesia. Jangan menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk
bermabuk-mabukan. Kalau mau mabuk, jangan di Indonesia. Di tempatnya sendiri
saja yang lebih banyak pilihan minuman keras. Tak perlu menawarkan pelacuran di
Indonesia. Kalau mau ngeseks, di
negaranya sendiri lebih banyak pilihan wanita yang rupa-rupa warnanya, tetapi
rasanya pasti sama. Kita sebaiknya menawarkan keramahan dan kelembutan kaum
perempuan yang bening mata dan hatinya sehingga membuat nyaman siapa pun. Kita
tidak harus menawarkan diskotik karena di negaranya diskotik pasti lebih heboh
dan mengasyikan. Sebaiknya, kita memperlihatkan tarian dan seni yang mengajak
mereka pada kebersamaan, kelembutan, kedamaian, dan rasa saling menghormati.
Mereka datang dari berbagai negara adalah untuk menikmati
sesuatu yang lain daripada yang lain. “Sesuatu” itu adalah jati diri Indonesia
yang hanya bisa ditemukan di Indonesia.
Apa menariknya menyuguhkan berbagai hal yang mereka
sendiri dapat temui di negaranya sendiri?
Apabila kita mampu menunjukkan siapa diri kita
sebenarnya, mereka yang pernah datang ke Indonesia akan berceritera tentang
Indonesia yang lain daripada yang lain. Hal itu akan membuat lebih banyak orang
yang datang dan membelanjakan uangnya di Indonesia.
Jangan membiarkan perilaku bangsa lain yang negatif berpengaruh
pada bangsa Indonesia melalui pintu pariwisata. Seharusnya, seluruh sektor pariwisata
mampu menghembuskan angin sejuk “keindonesiaan” pada siapa pun yang datang
sehingga mereka dapat pulang dengan membawa oleh-oleh yang tak terlupakan dan
terpengaruh positif oleh diri kita.
Mulailah dari penghentian pasar minuman keras. Hal itu
disebabkan minuman keras mengakibatkan hal-hal buruk lainnya.
Pernah dengar kisah seorang Israel yang saleh dan rajin
ibadat yang berakhir menjadi durhaka?
Ia adalah orang yang sangat saleh dan rajin ibadat.
Sepanjang hidupnya dihabiskan oleh mengabdikan diri kepada Allah swt. Oleh
sebab itu, orang-orang percaya kepadanya, termasuk dipercaya untuk menjaga adik
perempuan beberapa laki-laki yang akan pergi berperang. Akan tetapi, suatu saat
ia tergoda syetan. Syetan pun memberikan pilihan antara minuman keras, berzina,
dan membunuh. Ia memilih yang paling ringan dosanya, yaitu meminum minuman
keras. Setelah mabuk, ia kehilangan kesadaran, dorongan seksualnya meningkat
tak terkendali. Akhirnya, ia memperkosa perempuan yang seharusnya dia jaga.
Setelah memperkosa, ia sadar dan takut ketahuan. Perempuan itu pun dibunuh,
lalu dikuburnya. Ketika kakak-kakaknya datang dan menanyakan adik perempuan
yang dititipkan padanya. Ia pun berbohong dan seterusnya dan seterusnya.
Begitulah minuman keras. Disangkanya hanya berakhir
sampai mabuk. Ternyata, tidak sama sekali. Ia menuntun manusia melakukan
hal-hal buruk lainnya, termasuk memperkosa dan membunuh orang lain.
Minuman keras, perzinahan, dan pembunuhan itu adalah tiga
serangkai yang penuh persaudaraan. Hal itu sama dengan batuk, pilek, dan sakit
kepala yang juga tiga serangkai bersaudara yang kerap datang bersamaan. Keluhan
batuk itu sering sekali disertai pilek dan sakit kepala. Sama halnya dengan
Miras yang kerap mendorong perzinahan, bahkan perkosaan yang menumbuhkan
pembunuhan.
Kita, bangsa Indonesia, sudah sangat marah dan kesal
karena pelecehan seksual dan perkosaan. Kasus-kasus itu menjadi sangat besar
mendapat perhatian banyak orang. Jangan lagi memperumit diri dengan maksud
membuat nyaman orang lain yang datang ke Indonesia dengan menyediakan alkohol
dan berbagai aktivitas kemaksiatan lainnya. Promosikan Indonesia sebagaimana
Indonesia, bukan sebagai tempat berbagai kemaksiatan dapat ditemukan.
Kita pengaruhi siapa pun yang datang ke Indonesia menjadi
orang-orang baik sebagaimana kebaikan yang tertanam dalam diri kita. Syaratnya,
kitanya sendiri yang harus baik terlebih dahulu.
Bagaimana kita dapat meniupkan “angin kebaikan” kepada orang lain jika kita sendiri sangat gemar melakukan berbagai keburukan dan kemaksiatan?
No comments:
Post a Comment