Sunday 10 October 2010

Seluruh Rakyat Wajib Siaga Satu Setiap September!

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

September ini sepertinya merupakan bulan emas yang digunakan para teroris dunia, baik di tingkat internasional maupun di dalam setiap negeri untuk melakukan serangkaian aksi kejahatan atas kemanusiaan di mana pun berada. Biasanya, mereka menang telak pada bulan ini dalam arti menciptakan ketakutan dan sejarah hitam dalam kehidupan manusia, bukan dalam arti menguasai manusia secara utuh dan terbuka. Oleh sebab itu, mereka berulang-ulang melakukannya pada bulan yang sama, September.

Seandainya kita mau memperhatikan, mungkin di antara Saudara-saudara Pembaca sekalian bisa mendapatkan catatan dan kenyataan bahwa pada banyak bulan September telah terjadi rangkaian kejahatan atas manusia atau peristiwa menghebohkan dalam sejarah manusia. Ada baiknya Saudara-saudara sekalian membuat data tentang berbagai persitiwa fenomenal lengkap dengan tahun, bulan, hari, jam, menit, dan detiknya. Hasilnya, bisa digunakan kita sendiri yang sadar dan awas untuk berhati-hati dalam menjalani hidup ini. Lebih baik lagi jika berbagi informasi dengan orang banyak agar semua orang dapat lebih hati-hati dan sigap dalam menghindari aksi-aksi teror yang dilakukan para penjahat pengecut itu.

Berikut beberapa contoh data yang dapat saya catat mengenai berbagai kejahatan pada bulan September ini.

Jenderal Augusto Pinochet mengudeta Presiden Sosialis Salvador Allende dari Partai Rakyat Chile pada 11 September. Dalam sebuah majalah terbitan Ibukota, CIA mengatakan bahwa operasi penggulingan itu bernama Operasi Jakarta Jakarta. Mereka mengakui nama operasi itu merupakan lambang keberhasilan penggulingan Soekarno pada peristiwa G-30-S. CIA menggunakan Jenderal Augusto Pinochet untuk mengudeta Allende. Pinochet mengebom Allende di Istana La Moneda. Allende pun tewas. Setelah berkuasa, Pinochet menjadi diktator. Lebih dari 3.200 warga Chili dibunuh atau dihilangkan. Pinochet menjadi boneka CIA. Kejadian itu terjadi pada 11 September. Peristiwa itu dibuat film dengan judul House of Spirit. Kita, bangsa Indonesia, juga punya film yang tidak diputar lagi karena dianggap buruk, yaitu tentang peristiwa malam G-30-S itu.

Penyerangan terhadap menara kembar WTC terjadi pula pada 11 September 2001 pukul 09.00. Amerika dan CIA menuduh Osama bin Laden sebagai dalangnya. Kemudian, menggelar dan mengampanyekan perang terhadap teroris. Sementara itu, terlalu banyak yang tidak mempercayai Osama sebagai dalangnya. Sampai saat ini tuduhan AS belum mendapatkan bukti kecuali propaganda dan isu rendahan. Di Indonesia pun demikian pula, orang-orang cerdas dan sadar memiliki banyak analisa bahwa hal itu dilakukan bukan oleh Osama bin Laden. Prof. Dr. Amien Rais mengatakan bahwa Osama tidak memiliki kemampuan dan teknologi untuk melakukan itu. Malahan, banyak pihak yang curiga bahwa aksi teror itu hanya akal-akalan untuk memasuki negeri-negeri Islam yang kaya minyak dan sumber daya alam lainnya di samping meredam kecepatan luar biasa dari para intelektual muda Islam dalam berkiprah di berbagai lapangan kehidupan di tingkat internasional. Kalangan futurolog berpendapat bahwa aksi itu merupakan sebuah jalan bagi kapitalis dan Yahudi untuk memerangi kedatangan Imam Mahdi yang akan menghancurkan seluruh kemaksiatan di muka Bumi ini dan memenuhi Bumi dengan kebaikan. Bahkan, tudingan yang terbaru datang dari Presiden Iran Ahmadinejad bahwa aksi penghancuran gedung WTC itu merupakan rekayasa AS sendiri dalam menangani kondisi ekonomi negerinya yang sedang menurun sekaligus mengalihkan isu agar dunia tidak lagi memperhatikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan AS bersama Yahudi, sekutu emasnya.

Di Indonesia pemboman terhadap Kedubes Australia di Jakarta terjadi pada 9 September pukul 11 siang. Demikian pula G-30-S berlangsung pada bulan September yang ujungnya terselenggara pesta pembunuhan jutaan manusia yang tidak terkait dengan peristiwa tersebut sekaligus menciptakan rasa saling curiga di antara anak bangsa sampai dengan pada hari ini. Dulu mengemuka sekali bahwa PKI adalah pelakunya. Namun, sekarang menggeliat tuduhan bahwa CIA dan Nekolim berada di belakangnya dengan menggunakan perwira yang tidak terkenal (awalnya), tetapi cukup cerdas, Soeharto yang pernah menjadi Presiden RI itu.

Pada 30 September pagi, antara pukul 09.00 dan 11.00, Dul Arief bersama-sama dengan perwira intelijen Batalion 530/Brawijaya, Letnan Satu Ngadimo, dan Komandan Batalion 454/Diponegoro, Mayor Sukirno, telah datang menghadap tim Operasi Khusus Kostrad. Entah apa yang mereka bicarakan (Tragedi Manusia dan Kemanusiaan dalam Fitradjaja P. & B. Setiawan).

Yang baru-baru ini terjadi di negeri yang kita cintai ini adalah aksi teror yang kampungan itu. Perampokan Bank CIMB Niaga terjadi pada bulan September 2010, huru-hara di Tarakan terjadi pada September 2010, bentrokan di Ampera pun pada September 2010, demikian pula bom bunuh diri sepeda ontel di Jaktim terjadi pada September 2010, tambahan lagi baku tembak antara polisi dan teroris di Tebing Tinggi berlangsung pada September 2010.

Jika dihitung, bulan September adalah bulan ke-9. Tampaknya, kita musti hati-hati dalam bulan ini, terutama pada tanggal dan jam-jam yang berkaitan dengan angka 911. Entah ada kejadian-kejadian buruk apalagi pada bulan September ini sepanjang sejarah manusia. Para pembaca dapat menelusurinya sendiri. Sayang, saya hanya baru mendapatkan sedikit contoh.

Hal itu menguatkan dugaan bahwa aksi-aksi kejahatan manusia di atas muka Bumi ini telah direncanakan dan diskenariokan secara sistematis oleh sebuah kekuatan besar yang pengecut dan gemar bersembunyi.

Seorang Jenderal Amerika, William Gay Karl, mengaku bahwa sejak Revolusi Perancis tahun 1789 M sampai sekarang (13 Oktober 1958: Pen.), masih ada kekuatan misterius yang menggerakkan berbagai revolusi dan menggunakan orang-orang berpengaruh, seperti, Mirabeau, Lafayette, dan Duke Dourlian. Sejumlah orang masih mewakili kekuatan misterius gerakan-gerakan ini. Walaupun nama-nama mereka berbeda, mereka tidak keluar dari tangan-tangan kekuasaan misterius yang mewujudkan gerakan-gerakan itu. Mereka diperalat untuk menimbulkan pemberontakan-pemberontakan. Ketika mereka melaksanakan kepentingan itu, mereka dibersihkan dari kekuatan-kekuatan yang dibelanya. Kekuatan-kekuatan misterius itu melemparkan tuduhan dan memikulkan dosa yang sebenarnya adalah tanggungan mereka. Beginilah orang-orang itu mati karena noda dan dosa mereka, padahal kekuatan-kekuatan misterius itu tetap ada di belakang komplotan-komplotan internasional yang berlepas diri dari setiap prasangka (Muhammad Isa Dawud: 1996).

Dunia pun sampai kini masih dibuat bingung tentang peristiwa pembunuhan Presiden John F. Kennedy plus kematian keturunannya; pembunuhan Presiden Abraham Lincoln; pembunuhan Malcolm X; pembantaian terhadap orang Yahudi oleh Hitler, apakah benar ataukah kisah rekaan?; Segitiga Bermuda; UFO; Neil Armstrong; Teori Evolusi; pembunuhan terhadap para pembesar negara serta penghilangan tokoh-tokoh dan aktivis; terorisme; peledakan bom di tempat-tempat yang bukan seharusnya; tragedi penabrakan gedung WTC; invasi AS ke Irak; masalah Palestina; G-30-S; Medio Mei 1998, Peristiwa Poso; Bom Bali; Bom JW Marriot; pemboman di Kedubes Australia; virus flu burung; hasil-hasil Pemilu. Di samping itu, saya yakin bahwa masih banyak peristiwa misterius, baik di tingkat internasional, maupun di tingkat negara masing-masing.

Dari seluruh rangkaian peristiwa menghebohkan itu, baik di tingkat internasional maupun di dalam negeri sendiri, kita akan merasakan sesuatu yang aneh, semacam invisible hand atau menurut Cherep Spiridovich, gubernur dari Skandinavia yang telah dibunuh secara misterius, The Hiden Hand. Tangan-tangan itu kekuatannya menjurus ke satu arah, satu maksud, dan berasal dari satu arah juga. Siapa pun pelakunya, negara mana pun yang menjadi bintangnya, selalu ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya.

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa tak ada yang namanya skenario global, baik itu pejabat sipil, militer, akademisi, aktivis, ataupun rakyat biasa, hanya ada dua kemungkinan bagi orang itu, yaitu: dia orang bodoh dan tolol atau dia itu anak buah syetan, baik sadar ataupun tidak. Kalau bodoh dan tolol, lumayanlah, dia bisa belajar lagi agama dari awal yang mengajarkan bahwa syetan sudah bertekad memerangi manusia tak terbatas oleh batas-batas negara. Di mana pun ada manusia, di sana ia melancarkan aksinya, baik menyesatkan secara individual maupun sosial. Kalau tidak bodoh dan tolol, berarti orang itu sudah benar-benar kesetanan.

Siaga satu setiap September!

No comments:

Post a Comment