Monday, 21 March 2016

Cina Incar Curi Ikan Indonesia Rp3,5 Miliar per Ekor

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Perilaku Tiongkok atau Cina yang mencuri ikan di perairan Indonesia tidak perlu dibuat heran karena memang mereka pernah mendapat ikan tuna dari laut yang berhadapan langsung dengan Pantai Rancabuaya, Garut Selatan, Jawa Barat, Indonesia. Ikan tuna yang mereka dapatkan memiliki harga yang sangat fantastis, yaitu Rp3,5 miliar per satu ekor. Orang-orang Cina itu berhasil mengambil banyak ikan tuna. Bayangkan, untuk dua ekor saja sudah bisa mencapai harga Rp7 miliar.

            Bagaimana kalau sudah sepuluh ekor?

            Seratus ekor?

            Hitung saja sendiri!

            Hal itu pernah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat acara Forum Jabar Selatan (Forjabsel) Summit 2 di Rancabuaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Hal itu pulalah yang menjadi salah satu dorongan bagi pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat Indonesia untuk membangun wilayah selatan Jawa Barat. Tentunya, keinginan membangun itu pun disebabkan pula oleh besarnya potensi sumber daya alam di wilayah Jawa Barat bagian selatan.

            Heryawan pun memastikan bahwa nelayan Indonesia belum pernah mendapatkan ikan tuna yang harganya sangat mahal tersebut. Ia menyayangkan kenapa harus nelayan-nelayan Cina yang harus lebih dahulu mendapatkannya. Seharusnya, nelayan-nelayan Indonesia-lah yang menikmatinya lebih dulu, khususnya nelayan-nelayan Garut.

            Dengan melihat pengalaman tersebut, bukan tak mungkin bahwa nelayan-nelayan Cina berupaya mencuri ikan-ikan tuna yang sangat mahal tersebut berikut ikan-ikan lainnya di Perairan Natuna, Indonesia. Tak perlu heran jika kapal-kapal Cina pencuri ikan itu, termasuk KM Kway Fey 1008 dikawal oleh kapal coastguard China. Hal itu disebabkan pencurian ikan di Indonesia sangatlah menguntungkan, apalagi mereka sempat mendapatkan banyak ikan tuna yang harganya Rp3,5 miliar per ekor. Mereka mungkin berharap dapat menangkap ikan yang harganya spetakuler tersebut sebagaimana yang pernah mereka dapatkan di laut yang berhadapan dengan Pantai Rancabuaya, Garut, Jawa Barat, Indonesia.


Tindakan Cina yang Memalukan

Tindakan yang dilakukan kapal coastguard China dengan melakukan penabrakan terhadap kapal pesakitan KM Kway Fey 10078 saat ditarik ke Natuna oleh kapal Indonesia, Kapal Pengawas Hiu 11, adalah tindakan yang memalukan. Mereka sudah mencuri, lalu berupaya melakukan provokasi agar kapal pencuri milik mereka selamat. Hal itu memang terjadi, kapal pencuri itu selamat, tetapi 8 ABK-nya ditahan pihak Indonesia.

            Hal yang lebih memalukan lagi adalah setelah melakukan pelanggaran, pemerintah Cina berupaya mengelak dan malah menyalahkan pemerintah Indonesia. Hal itu jelas harus diselesaikan dan dibuktikan hingga clear agar ditemukan kebenaran yang pasti.


RI Tak Boleh Takut

Cina yang besar mungkin merasa dirinya memang besar, tetapi tidaklah sebesar yang mereka kira. Mereka mungkin merasa bisa bersikap arogan karena negaranya merasa lebih makmur dan kuat. Itu cuma ada dalam perasaan mereka. Kenyataannya, belum tentu. Seluruh negara yang pernah menjajah Indonesia merasa dirinya lebih hebat dibandingkan dengan Indonesia, tetapi kenyataannya adalah mereka yang kabur dan kalah.

            Memang benar hubungan bilateral yang baik harus dipertahankan, tetapi kedaulatan hukum dan kehormatan negara harus berada di atas “hubungan baik” itu. Jika kita harus memilih antara “damai” dengan “merdeka”, maka merdeka adalah yang harus kita pilih.

            Untuk apa berdamai jika tidak merdeka?

            Justru dengan kemerdekaan kita dapat merajut perdamaian. Tak akan ada perdamaian tanpa kemerdekaan. Perdamaian tanpa kemerdekaan hanya melahirkan penjajahan.

            Demikian pula jika kita harus memilih antara “hubungan baik” dengan “kehormatan negara”, maka kehormatan negara adalah yang harus kita pilih. Hubungan baik tanpa kehormatan negara hanya akan melahirkan pelecehan dan penghinaan. Justru dengan menjadi negara terhormat kita akan bisa melakukan hubungan baik yang lebih baik lagi.

            Menteri Susi Pudjiastuti tak boleh takut dan tak boleh mundur. Jangan terbius atau tersihir dengan kata-kata “menjaga hubungan baik” sehingga menyebabkan pelecehan terhadap kehormatan negara dan penghinaan terhadap kedaulatan hukum Indonesia. Tetap tegas dan kuatlah dengan pernyataan resmi bahwa kapal milik Cina telah melakukan Ilegal, Unreported, Unregisrated (IUU) Fishing di zona ekonomi ekslusif Indonesia. Bahkan, saya sangat menyayangkan dengan dibiarkannya kapal pencuri ikan dari Cina itu keluar dari perbatasan laut Indonesia. Mestinya, kapal TNI AL menembak saja langsung hingga kapal pencuri itu tenggelam atau dikuasai benar-benar, tidak perlu mengantarnya keluar dari perbatasan.


            Menjadi negara terhormat dan berdaulat adalah harga mati!

No comments:

Post a Comment