Wednesday, 28 October 2020

Pembunuhan Atas Nama Cinta Nabi Muhammad saw

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Beberapa tahun lalu, saya sering “chit chat” di youtube dengan orang asing, orang luar negeri dengan beragam keyakinan. Ada yang berasal dari Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, India, Italia, dan Australia; paling banyak dari Inggris. Pernah saya hitung, mereka yang chit-chat dengan saya itu sekitar 208 orang. Mereka beragam keyakinannya, ada yang ateis, Katolik, Hindu, dan Budha; paling banyak ateis. Di negaranya mereka gemar sekali menghina Islam dan Nabi Muhammad saw. Mereka membuat video-video bohong, dusta, dan berbagai penghinaan kepada Nabi Muhammad saw. Mereka banyak yang mem-bully saya sebagai anggota Isis, imigran gelap, dan tidak berperikemanusiaan. Hal itu disebabkan saat itu memang Isis berada pada puncak kekuasaannya, di Inggris sedang terjadi kampanye pemilihan walikota London yang kemudian dimenangkan oleh orang Islam bernama Sadiq Khan, dan di Indonesia sedang dilaksanakan persiapan hukuman mati bagi delapan pengedar Narkoba dari berbagai negara. Hal itu membuat mereka marah dan melakukan banyak penghinaan kepada Islam dan kepada diri saya juga. Percakapan saya dengan mereka bisa dilihat di Google+ saya. Sayangnya, Google+ saya sudah tidak aktif.

            Hal yang aneh adalah mereka itu marah pada keadaan, tetapi menyalahkan Islam dan Muhammad saw. Padahal, jika ada orang yang salah, mereka benci dan kebetulan beragam Islam, seharusnya orangnya atau kelompoknya saja yang disalahkan, dibenci, dan dihukum. Jangan menghina Islam dan Muhammad saw karena hal itu berbahaya, membuat masalah menjadi makin luas dan mengerikan.

            Meskipun mereka mem-bully saya. Saya sih tenang-tenang saja. Kalaupun saya marah, nggak ada penyelesaiannya. Saya di Bandung, Indonesia, sedangkan mereka ada di negara mereka dan di kotanya masing-masing. Kami hanya chit chat lewat youtube. Pengennya sih saya hajar mereka, tetapi kan susah, jauh.

            Saya ingatkan mereka, “Jangan menghina Muhammad saw. Umat Islam itu lebih cinta Muhammad dibandingkan dirinya sendiri. Kalau kalian berperilaku seperti itu, kita tidak tahu akan ada orang yang marah di negara kalian. Lalu, masuk kamar kalian ketika kalian tidur dan leher kalian digoroknya.”

            Mereka nggak mau tahu, malah menjawab, “Negara kami adalah negara maju dan punya alat untuk mendeteksi kejahatan seperti itu.”

            Ya, sudah. Saya sudah mengingatkan.

            Saya jawab saja, “Bagus kalian punya alat seperti itu.”

            Sayangnya, alat itu tidak pernah ada dan hanya celoteh kosong mereka saja. Dua hari kemudian, ada berita bahwa di Amerika Serikat terjadi penembakan terhadap ketua panitia lomba menggambar karikatur Nabi Muhammad saw. Itu tandanya alat itu tidak pernah ada. Mereka cuma cari penyakit.

            Mereka pun bertanya lagi sama saya, ”Mengapa Muhammad tidak boleh digambar? Itu kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi!”

            Yakin sekali mereka dengan kebebasan berekspresi kampungan itu.

            Saya jawab saja, “Kalian membuat karikatur Muhammad saw dengan pose-pose yang sangat buruk dan itu menyakiti perasaan umat Islam.”

            Mereka tetap berkilah bahwa itu adalah kebebasan berekspresi.

            Ya sudah, saya tanya mereka dengan pertanyaan kasar dan sangat ekstrim, “Kalau ibu kalian digambar sedang telanjang di kandang babi dan melakukan hubungan seks dengan babi, hukuman apa yang akan kalian lakukan terhadap orang yang menggambar ibu kalian itu?”

            Saya yakin dalam hati mereka akan menjawab “hukuman mati”. Akan tetapi, mereka tidak mau menjawab dan tidak pernah ada jawaban sampai hari ini.

            Sekarang sedang viral pembunuhan seorang guru sejarah di Perancis yang mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad saw oleh seorang muslim Rusia, Chechen. Itu juga atas nama kebebasan berekspresi yang menimbulkan kemarahan dan kematian.

            Betul kan hal yang saya ingatkan kepada mereka?

            “Jangan menghina Nabi Muhammad saw karena kita tidak pernah tahu akan ada orang yang marah dan menggorok leher kalian dengan tiba-tiba”.

            Perancis perlu meniru Jerman yang menerapkan hukuman kepada para penghina Muhammad saw.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment