Monday, 4 October 2021

Orang Jawa Jangan Terprovokasi Natalius Pigai

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Natalius Pigai eks komisioner Komnas Ham ini menjadi bahan perhatian banyak orang karena cuitannya di twitter yang dianggap rasis dalam @NataliusPigai2. Banyak sekali yang marah, menyayangkan, kesal, menyalahkan, bahkan melaporkannya kepada polisi karena dianggap rasis.

            Begini cuitan Si Pigai yang saya dapatkan dari detikcom tanpa saya kurangi atau tambahi, termasuk titik komanya, "Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan)."

            Coba pembaca baca sendiri dan renungkan kalimat itu, kemudian beri kesimpulan sendiri.

            Setelah diserang sana-sini, bahkan dilaporkan ke polisi, Pigai berkilah bahwa dia tidak rasis, tidak menghina suku Jawa, hanya mengatakan Provinsi Jawa Tengah. Dia hanya mengkritik Jokowi dan Ganjar.


Natalius Pigai (Foto: Suara.com)


            Lalu, buat apa dia mengatakan Jawa Tengah? Apa maksudnya?

            Padahal, kan bisa dia tulis “Jgn percaya Jokowi & Ganjar”. Selesai tidak akan ada tuduhan rasis.

            Lalu, kritikan apa yang dia buat? Dia sedang mengkritik apa dalam tulisan itu?

            Tidak ada kritikan di sana, kecuali kebencian dan provokasi.

            Dia bilang Jawa Tengah dan Jokowi dalam tulisannya adalah frasa, tidak ada koma, artinya tidak menghina suku Jawa. Gayanya seperti ahli bahasa, padahal tulisan dia sendiri berantakan: banyak kata yang dia singkat tidak sesuai aturan yang benar, huruf kapital yang sembarangan, dan tanda baca yang juga ngaco. Lihat saja sendiri.

            Belum lagi dia juga harus membuktikan bahwa Jokowi dan Ganjar telah merampok kekayaan Papua, membunuh rakyat Papua, dan menginjak-injak harga diri bangsa Papua. Dia harus membuktikan dengan jelas. Kalau tidak, dia sedang membuat fitnah, hoax, dan ujaran kebencian. Kalau tidak bisa membuktikan, dia telah memproduksi kedustaan.

            Dia membela diri bahwa dia sedang mengingatkan Ganjar agar jangan seperti Jokowi.

            Masa mengingatkan Ganjar Pranowo kalimatnya seperti itu?

            Yang benar aja. Yang jelas dalam kalimat itu, dia sedang memprovokasi orang untuk tidak percaya terhadap Ganjar.

            Memang lucu jika melihat kalimat itu. Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah dan mengurus Provinsi Jawa Tengah.

            Kapan dia menyakiti rakyat Papua?

            Terus, siapa yang mengatakan rakyat Papua adalah monyet dan sampah?

            Dalam cuitan Pigai hanya ada tiga pihak, yaitu Jawa Tengah, Jokowi, Ganjar.

            Siapa dari ketiganya yang rasis itu? Apakah mereka semuanya? Harus Jelas.

            Perhatikan potongan cuitan dia.

“Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah”.

            Makin lucu ketika Pigai mengalihkan masalah dengan menyalahkan ada perempuan Papua yang memprovokasi tuduhan rasis kepada dirinya. Ah, pokoknya mah ngaco.

            Orang lain banyak yang marah, tetapi saya mah pengen tertawa, lucu soalnya. Saya melihatnya seperti ini. Pigai membuat cuitan itu  pada Sabtu, 2 Oktober 2021. Sebelum hari itu, Ganjar Pranowo datang ke Papua. Niatnya untuk memberikan semangat kepada para atlet Jawa Tengah yang bertanding di Papua dalam PON ke-20. Akan tetapi, baru sampai di Bandara Sentani saja, rakyat Papua sudah memburunya, mereka menyambutnya dengan tarian dan berlomba untuk berfoto bersama. Ganjar diajak menari tarian Papua, senang sekali mereka.

            Dalam videonya, terdengar ada orang Papua yang berteriak, “Itu calon presiden Indonesia!”

            Di samping itu, Ganjar disuguhi hidangan masakan Papua.

            Ganjar bilang, “Makanan Papua enak.”

            Nah, itulah yang saya kira membuat Natalius Pigai besoknya bikin cuitan seperti itu. Sepertinya dia iri, cembokur, cemburu terhadap Ganjar yang diperlakukan rakyat Papua dengan istimewa. Sementara itu, kita belum pernah melihat Pigai disambut seperti Ganjar, padahal dia orang Papua. Ganjar adalah orang Jawa Tengah. Soal Jokowi, sudah tidak perlu dibicarakan karena setiap Jokowi ke Papua, meriahnya luar biasa. Orang bisa histeris dan berdesakkan menghampiri Jokowi.

            Di Papua memang Ganjar Pranowo sudah dikenal sebagai calon presiden. Jadi, wajar dong kalau mereka berbaik-baik kepada Ganjar karena berharap mereka benar-benar bisa setara dengan saudara-saudaranya di seluruh Indonesia, bahkan mampu lebih baik jika Ganjar terpilih menjadi presiden pasca-Jokowi.

            Bagi saya, cuitan Natalius Pigai nilainya sama dengan “sampah” karena berbahaya, berpotensi memecah belah bangsa dan membangkitkan kebencian, terutama terhadap rakyat Papua. Negeri ini selalu bersusah payah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, berupaya keluar dari beragam kesulitan, berharap semua sadar untuk bergotong royong, saling bahu untuk kebaikan bersama. Provokasi untuk menimbulkan kebencian sungguh berbahaya dan merugikan kita semua. Saya sendiri punya banyak murid asal Papua. Saya tidak pernah membedakan mereka dengan murid yang lain. Saya tidak peduli asal murid saya bersuku apa dan beragama apa. Saya hanya punya kewajiban untuk membuat mereka lebih baik pada masa depan dari mana pun mereka berasal.

            Saat ini rakyat Papua sedang bergembira, bersenang-senang dengan saudara-saudaranya dari suku-suku lain di seluruh Indonesia. Papua sedang menjadi pusat perayaan olah raga nasional, PON XX. Soal menang atau kalah dalam berolah raga bukan tujuan utama. Rakyat Papua sedang menikmati kegembiraan mereka dengan berbagai kemeriahan dan persaudaraan. Jangan ganggu dan jangan rusakkan persaudaraan sebangsa dan setanah air dengan provokasi yang didasarkan kebencian, kedustaan, ataupun ketakutan terhadap kekalahan dalam pemilihan politik, baik pemilihan presiden, gubernur, bupati, ataupun walikota.

            Begitu ya, Pigai!

            Orang Jawa Tengah jangan terprovokasi oleh cuitan Pigai, tenang saja. Sebagai wilayah yang melahirkan banyak pemimpin, harus lebih sabar dan bijaksana. Saya sendiri orang Sunda dan berusaha untuk belajar sabar dalam setiap keadaan. Rakyat Papua adalah saudara kita.

Biarkan Si Pigai yang dituding rasis itu mempertanggungjawabkan perilakunya di  depan hukum jika polisi memprosesnya. Kalaupun polisi tidak memprosesnya, dia akan jatuh sendiri karena kelakuannya seperti orang lain yang sudah pada jatuh itu.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment