oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Bingung tidak dengan judul itu?
Kalau
saya sih, bingung. Kalau haram, berarti harus tidak ada.
Iya,
kan?
Kalau
haram, tetapi harus ada, membingungkan.
Iya, kan?
Kalau kita mengharamkan minuman keras, daging babi,
daging anjing, dsb., berarti kita akan menghilangkannya atau menjauhkannya dari
lingkungan kita, iya kan?
Banyak orang yang mengharamkan adanya patung.
Kalau
mengharamkan patung, seharusnya mendukung orang yang menghilangkan patung, iya
kan?
Kalau
mengharamkan patung, tetapi memaki-maki atau menyalahkan orang yang
menghilangkannya, membingungkan.
Soal
isu PKI ini seperti agenda tahunan yang selalu diramaikan. Ketika patung Soeharto,
Sarwo Edhi, dan A.H. Nasution tidak ada di Museum Dharma Bhakti, Kostrad, mantan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menuding bahwa TNI telah disusupi PKI
karena ketiga patung itu menggambarkan sejarah dalam masa-masa masih ada PKI di
Indonesia.
Patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan A.H. Nasution yang Tidak Tampak di Museum Dharma Bhakti, Kostrad. (Foto: INDOZONE) |
Pernyataan
itu segera mendapatkan sambutan luar biasa dari mereka yang selalu
menghembuskan adanya PKI hingga hari ini. Mereka pun mendukung bahwa hilangnya
patung itu merupakan tanda-tanda kehadiran PKI. Artinya, mereka marah bahwa
patung itu harus tetap ada di tempatnya.
Anehnya,
banyak di antara mereka yang mengecam hilangnya patung itu adalah orang-orang
yang selalu berceramah, berteriak, mengajarkan, dan berpendapat bahwa patung
adalah haram dalam Islam. Patung adalah tempatnya syetan menurut mereka. Akan
tetapi, ketika patung Soeharto hilang, mereka marah dan menuding adanya PKI di
TNI.
Seharusnya
kan kalau memang mengharamkan patung, semua patung harus diharamkan dan
mendukung penghilangan atau penghancuran patung, patung apa pun. Mau patung
siapa pun harus didukung untuk dihilangkan. Aneh jadinya kalau mengharamkan
patung, tetapi patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan Nasution tetap harus ada.
Kan
lucu jadinya jika ada pernyataan semua patung haram, kecuali Soeharto, Sarwo
Edhie, dan Nasution.
Ajaran
apa itu?
Kalau
yakin bahwa patung haram, seluruh patung harus hilang. Kalau tidak mengharamkan
patung, ya biasa-biasa saja.
Bagi
yang tidak mengharamkan patung, kan tinggal dicek hilangnya patung itu kenapa.
Faktanya, ketiga patung itu dipindahkan atas permintaan mantan Pangkostrad Azmyn
Yusri Nasution yang dulu berinisiatif membuat patung itu. Karena dirinya yakin
bahwa patung itu haram, ia meminta Pangkostrad sekarang, Dudung Abdurachman,
untuk memindahkan patung itu supaya dirinya tenang menghadapi hari tuanya, kini
dia sudah berusia 67 tahun.
Jelas
ya, patung itu bukan dihilangkan karena TNI terpengaruh PKI. Itu disebabkan
Kostrad menghormati keinginan hidup tenang dari mantan Pangkostrad Azmyn Yusri
Nasution.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment