Wednesday, 20 October 2021

Soal Jln. Ataturk Makin Lucu

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Usulan pemerintah Turki Recep Tayyip Erdogan agar Indonesia dapat mengabadikan nama Mustafa Kemal Ataturk menjadi nama jalan di Indonesia mendapat tentangan dari beberapa gelintir orang yang berpikiran sangat lucu. Mereka ini seperti sedang melawak.

            Mereka yang lucu itu adalah sedikit orang-orang Indonesia para pemuja Presiden Erdogan. Para pemuja ini menganggap Erdogan adalah pemimpin yang paling membela Islam, pemimpin utama pujaan umat Islam. Akan tetapi, pada saat yang sama para pemuja Erdogan ini membenci Mustafa Kemal Ataturk. Mereka menganggap bahwa Kemal adalah penjahat yang pasti masuk neraka karena meruntuhkan kekuatan terakhir kekhalifahan di Turki. Padahal, Erdogan yang mereka puja itu sangat menghormati Kemal sebagai “Bapak Turki”. Ataturk itu artinya Bapak Turki. Erdogan menjaga ketat patung Kemal dan kuburan Kemal serta menjadi daya tarik wisatawan yang datang berziarah dari seluruh dunia. Erdogan meneruskan cita-cita Kemal dan tidak mengembalikan Turki ke sistem kekhalifahan.

            Betapa tidak lucu?

            Para pemuja ini memuja Erdogan, tetapi membenci Kemal, padahal Erdogan yang mereka puja ini mengagungkan Kemal.

            Penghormatan kepada Kemal inilah yang membuat pemerintahan Turki Erdogan mengusulkan ada jalan yang menggunakan nama Kemal Ataturk untuk mempererat persahabatan antara Turki dengan Indonesia.  

            Hal yang lebih parah membuat pengen tertawa adalah mereka menyalahkan Presiden RI Jokowi. Kata mereka ini adalah ciri bahwa Jokowi tidak memihak Islam dan mengarahkan Indonesia menjadi negara sekuler.

            Apa hubungannya antara Jokowi dengan usulan Erdogan?

            Erdogan yang punya usul, kok Jokowi yang disalahkan?

            Mereka memang bagusnya menjadi pelawak saja. Sudah copot saja itu gelar ustadz, lalu jadi komedian saja sekalian.

            Hal yang tak kalah lucunya adalah mereka seolah-olah sangat paham tentang diri Kemal dibandingkan rakyat Turki sendiri. Kemal itu orang Turki, pemimpin Turki, pasti orang Turki yang lebih mengenal Kemal dibandingkan orang-orang Indonesia.

            Lucunya, segelintir orang Indonesia yang sok tahu ini menuduh Kemal adalah penjahat, padahal orang-orang Turki sangat menghormati dan menghargai Kemal.

            Kalau ditanya, siapa yang lebih mengenal Jenderal Sudirman?

            Orang Indonesia atau orang Turki?

            Pasti jawabannya orang Indonesia karena Sudirman adalah orang Indonesia dan pemimpin Indonesia.

            Mana mungkin orang Turki lebih mengenal Sudirman dibandingkan orang Indonesia?

            Sudahlah, kita tinggalkan saja orang-orang lucu itu.

            Begini sedikit penjelasan tentang Kemal yang saya tahu dari Presiden ke-1 RI Soekarno dalam bukunya “Dibawah Bendera Revolusi” yang sangat tebal itu. Saat itu Turki sedang dalam keadaan bahaya, sangat genting. Negeri itu diambang kehancuran. Dari luar mereka mendapatkan banyak ancaman serangan militer negara lain dan dari dalam negeri sendiri menghadapi banyak pemberontakan. Saking berantakan dan rusaknya Turki, negeri itu disebut “The Sick Man from Europe”, ‘Si Orang Sakit dari Eropa’. Untuk memperbaikinya, diperlukan upaya yang tepat dan sangat cepat karena hanya punya sedikit waktu, Turki bisa kapan saja runtuh. Upaya perbaikan itu sangat berjalan lambat dan kerap tidak sesuai dengan yang diharapkan untuk menyelamatkan Turki. Hal itu disebabkan segala keputusan negara harus mendapatkan pertimbangan dan persetujuan para ulama. Di sinilah masalahnya.

            Menurut Soekarno, para ulama itu adalah mereka yang tinggal dan hidupnya di kuburan-kuburan. Hal itu membuat mereka tidak mengerti tentang situasi negara. Hal ini bagi Mustafa Kemal Ataturk sangat menghambat upaya penyelamatan Turki. Dalam suatu pertemuan dengan para ulama, Kemal sangat kesal sehingga naik ke atas meja dan berteriak lantang untuk menyelamatkan negara sambil memarahi para ulama itu. Kisah selanjutnya, Kemal memang mengambil alih kewenangan Turki. Hasilnya, Turki hingga sekarang bisa hidup dan terus ada dengan menggunakan sistem pemerintahan yang sangat berbeda dibandingkan sistem kekhalifahan masa lalu. Oleh sebab itu, tak heran jika Erdogan dan rakyat Turki menggelarinya sebagai Bapak Turki karena Kemal telah menyelamatkan Turki dari jurang kehancuran.

            Begitu Bro yang saya pahami dari tulisan Soekarno.

            Jadi, berpikir itu harus lurus serta ada data dan faktanya. Sumber informasinya juga harus jelas. Jangan bikin orang tertawa.

            Hayu ah.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment