oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Hal pertama yang harus kita
pahami adalah keharusan membedakan antara Islam dengan “gerakan Islam”. Islam
adalah agama yang diyakini paling benar oleh para pengikutnya. Risalah yang
dibawa oleh Muhammad saw adalah menyempurnakan ajaran Islam yang hadir sejak
Adam as. Dengan demikian, Islam adalah agama yang paling sempurna. Adapun gerakan
Islam adalah gerakan keagamaan yang dilakukan kelompok-kelompok manusia
beragama Islam. Gerakan ini berwujud dan bernama organisasi-organisasi tertentu
yang memiliki ciri khas sebagaimana yang diletakkan untuk menjadi dasar gerakan
oleh para pendirinya atau para pemimpinnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa
Islam adalah agama, sementara gerakan Islam adalah kumpulan manusia beragama
Islam.
Gerakan-gerakan ini secara umum ingin melaksanakan dan
menerapkan ajaran Islam secara berkelompok untuk mendapatkan pahala dan
kebaikan sebagaimana yang diyakini. Hal ini merupakan upaya dan fenomena yang
teramat baik dan sehat dalam kehidupan kaum muslimin. Akan tetapi, hal ini pun
akan menjadi bencana ketika setiap organisasi ataupun gerakan mengklaim dirinya
paling sempurna dan paling benar. Ingat yang sempurna itu Islam, bukan kumpulan
manusia beragama Islam.
Manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan, berpotensi
benar dan salah. Demikian pula kumpulan manusia, kelompok, ataupun organisasi
memiliki potensi benar dan salah serta kelebihan sekaligus kekurangan.
Saling klaim sebagai organisasi atau jamaah yang paling
benar, paling baik, dan paling sempurna adalah suatu kesalahan, bahkan bencana
bagi keutuhan kaum muslimin. Tak ada yang sempurna dari setiap gerakan Islam. Semua
memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Oleh sebab itulah, kaum
muslimin harus menyadarinya agar setiap organisasi dapat belajar dari
organisasi di luar dirinya. Energi gairah keislaman semestinya diarahkan untuk
saling belajar dan bukan saling menyalahkan atau malah saling mengafirkan.
Apabila sudah merasa diri sebagai paling benar, matilah
ilmu pengetahuan, matilah kesadaran untuk belajar. Padahal, setiap muslim
diwajibkan untuk belajar sejak buaian
hingga liang lahat, ‘sejak lahir sampai liang kubur’.
Apabila ada perbedaan dalam setiap organisasi, sikap
toleran adalah hal pertama yang harus dilakukan. Apabila ingin diluruskan,
berdebatlah dengan baik disertai dasar-dasar keilmuan yang jelas dengan meredam
emosi yang menghancurkan. Berdebatlah sesuai dengan level partner debat dan
jangan dengan orang yang berbeda level pemikiran karena akan memicu kesesatan
berpikir dan membelokkan ajaran Islam itu sendiri. Hal yang paling penting adalah
perdebatan itu haruslah didasari semangat cinta dan kasih sayang dalam rangka
saling menasihati dan saling memberikan ilmu. Tak perlu memaksakan kehendak
karena pada dasarnya Allah swt adalah Zat Yang Paling berhak memberikan
petunjuk atau bahkan menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Kita hanya
berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran, selebihnya urusan Allah swt.
Tak ada gerakan Islam yang sempurna, belajarlah satu sama
lain. Semoga Allah swt selalu memberikan petunjuk, perlindungan, dan kemenangan
bagi kita. Amin.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment