Sunday, 7 July 2019

Tak Ada Gerakan Islam yang Sempurna


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Hal pertama yang harus kita pahami adalah keharusan membedakan antara Islam dengan “gerakan Islam”. Islam adalah agama yang diyakini paling benar oleh para pengikutnya. Risalah yang dibawa oleh Muhammad saw adalah menyempurnakan ajaran Islam yang hadir sejak Adam as. Dengan demikian, Islam adalah agama yang paling sempurna. Adapun gerakan Islam adalah gerakan keagamaan yang dilakukan kelompok-kelompok manusia beragama Islam. Gerakan ini berwujud dan bernama organisasi-organisasi tertentu yang memiliki ciri khas sebagaimana yang diletakkan untuk menjadi dasar gerakan oleh para pendirinya atau para pemimpinnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa Islam adalah agama, sementara gerakan Islam adalah kumpulan manusia beragama Islam.

            Gerakan-gerakan ini secara umum ingin melaksanakan dan menerapkan ajaran Islam secara berkelompok untuk mendapatkan pahala dan kebaikan sebagaimana yang diyakini. Hal ini merupakan upaya dan fenomena yang teramat baik dan sehat dalam kehidupan kaum muslimin. Akan tetapi, hal ini pun akan menjadi bencana ketika setiap organisasi ataupun gerakan mengklaim dirinya paling sempurna dan paling benar. Ingat yang sempurna itu Islam, bukan kumpulan manusia beragama Islam.

            Manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan, berpotensi benar dan salah. Demikian pula kumpulan manusia, kelompok, ataupun organisasi memiliki potensi benar dan salah serta kelebihan sekaligus kekurangan.

            Saling klaim sebagai organisasi atau jamaah yang paling benar, paling baik, dan paling sempurna adalah suatu kesalahan, bahkan bencana bagi keutuhan kaum muslimin. Tak ada yang sempurna dari setiap gerakan Islam. Semua memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Oleh sebab itulah, kaum muslimin harus menyadarinya agar setiap organisasi dapat belajar dari organisasi di luar dirinya. Energi gairah keislaman semestinya diarahkan untuk saling belajar dan bukan saling menyalahkan atau malah saling mengafirkan.

            Apabila sudah merasa diri sebagai paling benar, matilah ilmu pengetahuan, matilah kesadaran untuk belajar. Padahal, setiap muslim diwajibkan untuk belajar sejak buaian hingga liang lahat, ‘sejak lahir sampai liang kubur’.

            Apabila ada perbedaan dalam setiap organisasi, sikap toleran adalah hal pertama yang harus dilakukan. Apabila ingin diluruskan, berdebatlah dengan baik disertai dasar-dasar keilmuan yang jelas dengan meredam emosi yang menghancurkan. Berdebatlah sesuai dengan level partner debat dan jangan dengan orang yang berbeda level pemikiran karena akan memicu kesesatan berpikir dan membelokkan ajaran Islam itu sendiri. Hal yang paling penting adalah perdebatan itu haruslah didasari semangat cinta dan kasih sayang dalam rangka saling menasihati dan saling memberikan ilmu. Tak perlu memaksakan kehendak karena pada dasarnya Allah swt adalah Zat Yang Paling berhak memberikan petunjuk atau bahkan menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Kita hanya berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran, selebihnya urusan Allah swt.

            Tak ada gerakan Islam yang sempurna, belajarlah satu sama lain. Semoga Allah swt selalu memberikan petunjuk, perlindungan, dan kemenangan bagi kita. Amin.


Sampurasun.

No comments:

Post a Comment