Thursday, 28 November 2019

Antara Menghormat dan Menyembah


oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Permasalahan menghormat bendera itu sudah lama terjadi. Kasus ini di Indonesia sudah terjadi sejak lama pada beberapa kelompok muslim. Setahap demi setahap dalam kelompok muslim ini diselesaikan dengan baik. Penyebab tidak mau untuk menghormat bendera Merah Putih paling tidak, ada dua, yaitu pertama, tidak mengakui eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta kedua, kesalahan pemahaman dalam mengartikan kata “menghormat” yang disamakan dengan kata “menyembah”.

            Penyebab yang pertama jelas itu bisa dikategorikan pelanggaran berat karena tidak mengakui keberadaan NKRI yang bisa berujung pada hukum dengan tuduhan makar, intoleran, radikal, ataupun teror. Hal ini memang sudah ada niatan untuk memisahkan diri dari NKRI atau mengubah NKRI sesuai dengan keyakinannya. Berbeda dengan penyebab yang kedua, yaitu kesalahan dalam memahami kata menghormat dengan menyembah. Ini tidak bisa disamakan dengan yang pertama. Pelakunya tetap mengakui NKRI, tetapi memiliki kekhawatiran bahwa sikap menghormati bendera itu melanggar ajaran agamanya. Hal ini bisa diselesaikan dengan berdiskusi atau berdebat tentang kata menghormat dan menyembah.

            Jika kita lihat kasus yang terjadi di SMPN 21 Batam, kedua siswa yang tidak mau menghormat bendera itu disebabkan kesalahan pemahaman dalam mengartikan kata menghormat dengan menyembah.

            Hal ini sebagaimana yang disampaikan salah seorang orangtua siswa tersebut, “Dalam iman kami, menghormat itu sama dengan menyembah.”

            Mereka ngotot tidak mau mengangkat tangan untuk menghormati bendera meskipun tetap menghormati bendera dan seluruh rangkaian upacara dengan cara berdiri tegap.

            Tampak sekali kesalahan pemahaman itu. Hal ini bisa diselesaikan dengan diskusi, perdebatan, dan pencerahan. Dari beberapa berita yang beredar, pihak sekolah sudah berulang-ulang memberikan pengertian dan pemahaman, bahkan dengan mendatangkan ahli agama, tetapi tidak dicapai kata sepakat. Lebih jauh, terjadi perselisihan dan perdebatan yang tidak berujung. Akhirnya, kedua siswa kelas 8 dan 9 SMPN 21 Batam itu dikembalikan kepada orangtuanya karena dianggap melanggar peraturan sekolah dan dikhawatirkan berpengaruh pada siswa yang lainnya.

            Dalam menyelesaikan masalah itu, memang pihak sekolah mendatangkan ahli agama, tetapi ahli agama apa?

            Kalau mau lebih terang, seharusnya yang didatangkan itu adalah pendeta dari agama yang mereka anut dan sekeyakinan dengan mereka. Mereka penganut sekte “Saksi Yehowa” (Jehovah’s Witnesses). Jadi, Pendeta Saksi Yehowa yang menjadi pemimpin di gereja mereka yang harus didatangkan. Sebelumnya, pendeta itu pun harus diselidiki dulu tentang benar-tidaknya mengajarkan bahwa menghormat bendera itu sama dengan menyembah bendera. Kalau benar, pendeta itu dulu yang harus diberikan pembinaan. Kalau tidak, berarti keluarga itu yang menafsirkan sendiri tentang agamanya di luar pemahaman pendeta. Hal itu harus diperbaiki oleh pendeta mereka sendiri.

            Hal yang menjadi pertanyaan saya, berapa banyak jumlah penganut Saksi Yehowa di Indonesia?

            Apakah mereka juga sama semua sikapnya untuk tidak menghormati bendera karena dianggap menyembah bendera?

            Kalau semua sama, pembinaan harus dilakukan kepada para pendetanya secara massal. Kalau tidak, pembinaan dapat dilakukan di tempat-tempat yang bermasalah saja.

            Saya juga  punya tetangga penganut Saksi Yehowa yang punya anak SMP, kadang saya bantu dia jika membutuhkan pakaian, bahkan makanan. Dia berteman dengan anak saya. Dia sekolahnya baik-baik saja, tak ada kisah bermasalah soal penghormatan terhadap bendera.

            Memang akan menjadi masalah jika menghormat bendera disamakan dengan menyembah bendera. Kita menghormati bendera itu karena dalam penghormatan itu terkandung sikap menghormat kepada para pahlawan, tanah air, korban-korban revolusi, anugerah Allah swt berupa kemerdekaan, dan lain sebagainya. Kita pun pasti tidak akan mau menghormat bendera jika harus disamakan dengan menyembah Tuhan yang menciptakan, memelihara, mengatur, dan memberikan rezeki buat kita.

            Menghormat bendera itu bukan menyembah bendera. Bendera Merah Putih adalah lambang, ciri sebagai bangsa dan Negara Indonesia tempat kita dihidupkan, diperjalankan, bahkan mungkin dimatikan.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment