Monday, 4 November 2019

Ibadat Boleh Terang-Terangan


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Melakukan ibadat atau amal kebaikan, terutama yang sunnah memang sebaiknya dilakukan sembunyi-sembunyi supaya menghindari riya atau pamer yang bisa menghilangkan pahala kita. Akan tetapi, sama sekali tidak dilarang untuk melakukannya secara terang-terangan agar dilihat orang lain. Persoalannya adalah sekuat apa hati kita melakukan amal kebaikan jika dilakukan dengan terang-terangan. Kita mudah sekali terjebak pada sikap riya, pamer, sombong, dan itu berbahaya karena akan membuat amal kita sia-sia. Meskipun demikian, jika hati kita kuat menahan rasa pamer, sombong, atau riya, bolehlah amal kebaikan kita ditunjukkan dengan terang-terangan agar dicontoh oleh orang lain. Hal itu akan menambah pahala bagi kita.

            Terkait hal itu pun kita tidak perlu menilai orang lain yang melakukan amal kebaikan atau ibadat secara terang-terangan. Kita tidak perlu nyinyir ataupun sinis dengan menudingnya sebagai pencitraan. Hal itu disebabkan kita sama sekali tidak memiliki ilmu untuk melihat kedalaman hati orang lain. Orang yang suka nyinyir atau menuding pencitraan biasanya orang yang mudah iri atau dengki pada orang lain, apalagi jika orang lain itu adalah lawannya, baik lawan politik atau saingan dalam kehidupannya.

            Kita sulit mengetahui apakah orang yang berbuat kebaikan atau ibadat dengan terang-terangan dilihat orang lain itu berupaya untuk pamer, riya, sombong, ingin dipuji, atau memang berupaya memberikan contoh agar diikuti orang lain. Seorang pemimpin masyarakat, pemimpin agama, guru, dosen, ustadz, ulama, mubaligh boleh jadi melakukan kebaikan dengan terang-terangan dan sengaja melakukannya seperti itu sebagai contoh bagi rakyatnya atau murid-muridnya.

            Kita sulit mengetahui isi hati orang, kecuali diberi ilmu linuwih yang dapat melihat isi hati orang lain. Orang yang benar-benar memahami isi hati adalah orang itu sendiri dan Allah swt. Nabi Muhammad saw sendiri pernah menegur sahabatnya dalam suatu perang ketika sahabatnya membunuh orang kafir.

            Ketika hendak dibunuh, orang kafir itu mengucapkan syahadat, tetapi Sahabat Nabi saw tetap membunuhnya dengan alasan, “Itu hanya cara dia agar tidak dibunuh.”

            Nabi Muhammad saw menegurnya, “Apakah telah kamu belah dadanya sehingga kamu tahu isi hatinya yang sebenarnya?”

            Teguran Nabi saw itu jelas bahwa Sang Sahabat tidak boleh gegabah menuding orang lain sebagai mengada-ada mengucapkan syahadat agar tidak dibunuh. Itu Sahabat Nabi saw, apalagi kita yang tidak tergolong sahabat Nabi saw, harus lebih berhati-hati menilai orang karena penilaian kita bisa sangat salah, menimbulkan dosa, dan memicu murka Allah swt.

            Pada dasarnya melakukan kebaikan itu bisa sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dan kita tidak boleh sembarangan menuding orang lain sebagai pencitraan atau riya, bahkan pamer. Dalamnya laut bisa diseberangi, dalamnya hati, siapa yang tahu.

            Hal itu pun sudah diajarkan oleh Allah swt dalam QS Al Baqarah 2 : 271. Para ahli suka menggunakan ayat ini untuk menerangkan boleh-tidaknya melakukan kebaikan dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

            “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Allâh akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan.

            Jika kita kuat hati untuk tidak pamer, riya, menampakkan kebaikan yang kita lakukan adalah bagus agar dicontoh orang lain. Akan tetapi, jika hati kita masih sangat lemah, sebaiknya lakukanlah secara sembunyi-sembunyi agar pahala kita tidak rusak. Di samping itu, jangan terlalu mudah menilai orang lain pamer, riya, atau sombong karena kita tidak tahu isi hati orang lain. Bisa-bisa kita yang terkena dosa dan azab karena menuding orang lain tidak baik, padahal sangat mulia dalam pandangan Allah swt.

            Sampurasun

No comments:

Post a Comment