Thursday 11 November 2021

Boikot Dudung Abdurachman dan Fadil Imran!

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah Jenderal Andika Perkasa diusulkan Presiden RI Jokowi untuk menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujuinya, semakin jelaslah posisi yang akan diduduki Andika Perkasa. Dengan posisi barunya itu, Andika Perkasa jelas meninggalkan jabatan lamanya, yaitu Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).

            Karena meninggalkan posisi Kasad, jelas pula harus ada prajurit lain untuk mengisinya. Prajurit yang santer diberitakan akan mengganti Andika, sebagai Kasad, adalah Jenderal Dudung Abdurachman yang masih menjadi Pangdam Jaya. Berita ini membuat naik pitam HRS. Wajar HRS marah karena Dudung adalah orang yang memerintahkan pembongkaran baligo bergambar dirinya yang dipasang oleh Front Pembela Islam (FPI) yang telah dibubarkan itu. Oleh sebab itu, HRS marah dan dari dalam penjara mengeluarkan seruan kepada para pendukungnya untuk memboikot Dudung. Di samping itu, HRS pun sekalian menyerukan memboikot Kapolda Metro Jaya Muhammad Fadil Imran. Fadil memang sangat berperan dalam pembubaran FPI demi penegakan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

            Awalnya saya bingung, bagaimana bisa HRS memboikot Dudung dan Fadil?

            Siapa sih dia?

            Sehebat apa sih dia?

            Setelah saya cari-cari informasi, ternyata ada dua cara memboikot Dudung dan Fadil. Saya memahaminya dan menganggapnya bagus.

            Cara boikot pertama, para pengikutnya dilarang mengundang Dudung dan Fadil jika mengadakan acara-acara. Itu normal, bagus juga sih karena kalau diundang pun mereka belum tentu mau datang karena kesibukan. Saya sendiri sering mengadakan acara dengan mengundang gubernur atau walikota, terkadang mereka tidak bisa hadir karena kesibukan atau karena dipanggil atasannya, dipanggil presiden, misalnya. Kalau tidak bisa hadir, mereka biasanya mengutus wakilnya untuk menghadiri undangan kita. Itu masih beruntung jika wakilnya yang hadir, tetapi wakil pun kadang tidak bisa hadir, lalu mengutus bawahannya yang setingkat kepala biro. Kita harus puas dengan hal itu. Demikian pula dengan Dudung dan Fadil yang pejabat tinggi di kesatuannya, mereka orang sibuk. Kalau diundang, bisa hadir ataupun tidak. Jadi, cara boikot seperti itu biasa-biasa saja, nggak ada masalah apa pun.

            Cara boikot kedua, kalau ada acara yang diadakan pihak lain,tetapi dihadiri pula oleh pengikut HRS, kemudian hadir Dudung atau Fadil dalam acara itu, pengikut HRS harus bubar. Itu juga tidak mengapa, biasa saja. Wajar marah kalau organisasinya dibubarkan, asal jangan disalurkan kemarahannya dengan cara melanggar hukum karena akan menjadi masalah baru.

Ada bagusnya juga sih. Kalau dalam suatu acara ada hal-hal yang dianggap Dudung atau Fadil cenderung mengarah pada ketidaktertiban atau pelanggaran pada aturan, tinggal datang saja Dudung atau Fadil atau keduanya bersamaan, otomatis acara itu akan bubar dengan sendirinya. Jadi, tidak perlu banyak menurunkan pasukan dan mengeluarkan dana banyak untuk membubarkan mereka. Cukup hadir Dudung atau Fadil, bubar semua.

Ini sesuatu yang wajar, negeri ini perlu terus menyesuaikan diri untuk mendapatkan adjustment yang diperlukan untuk memperkuat integrasi bangsa. Kalau tidak mampu menyesuaikan diri di dalam tubuh negara sendiri, yang terjadi adalah maladjustment dan mengarah pada disorganisasi, disintegrasi, perpecahan, dan kehancuran. Kita bisa menyaksikan bagaimana negara-negara yang telah mengalami perpecahan dan kerusakan, penuh dengan penderitaan.

Growing pain, kata orang barat, “tumbuh dewasa itu menyakitkan”, kita memang harus mengalami rasa sakit untuk menjadi manusia-manusia yang lebih baik lagi. Dalam proses penyesuaian ini, semua orang harus paham dan mengerti bahwa semuanya harus memproses diri ke arah perbaikan. Kalau gagal, menyesuaikan diri, yang terjadi adalah saling mengalahkan serta ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah. Jika mampu menyesuaikan diri, kita akan mendapatkan suasana yang win win solution, semuanya menang dan mendapatkan manfaat yang sama.

Sampurasun

No comments:

Post a Comment