oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Baru-baru ini pihak Pasukan
Perbatasan Australia (ABF) telah menangkap enam belas kapal nelayan Indonesia
yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Australia, tepatnya dekat
“Rowley Shoals Marine Park”, lepas Pantai
Utara Australia Barat. Dari enam belas kapal yang ditangkap itu, tiga belas
diusir agar pulang ke Indonesia, tiga kapal lagi yang dianggap membahayakan
lingkungan laut dibakar Australia. Kejadian ini diberitakan pada 8 November 2021.
Kejadian ini tentu saja membuat marah pihak Indonesia. Pihak
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia bereaksi keras
dengan bersikap menunda patroli bersama yang biasanya dilakukan dengan ABF.
Respon keras dari Indonesia ini membuat Australia melunak dengan menyatakan
tidak akan lagi melakukan pembakaran kapal nelayan Indonesia.
Menurut saya, baik Indonesia maupun Australia telah
bersikap arogan yang sama. Australia telah menangkap dan membakar langsung
kapal nelayan Indonesia di tengah laut tanpa proses pengadilan. Itu arogan.
Indonesia terlalu bereaksi keras atas nelayannya yang telah memasuki kawasan
perairan Australia tanpa izin. Itu juga arogan. Memang Australia memiliki hak
untuk mengamankan wilayahnya, tetapi jika ada pelanggar yang masuk, sebaiknya proses
dulu secara hukum agar lebih jelas kesalahannya. Demikian juga pemerintah Indonesia
memiliki kewajiban untuk melindungi dan membela rakyatnya, tetapi jika memang
benar rakyatnya terbukti melanggar hukum di negara lain, harus memakluminya.
Sebaiknya, hubungan Indonesia dan Australia dapat
dibangun lebih bersahabat lagi karena memang bersahabat. Indonesia dapat lebih
membina lagi para nelayannya tentang berbagai peraturan internasional di
kawasan laut dan jangan menjarah hak orang lain. Australia pun dapat lebih
menangani pelanggar aturan laut dari Indonesia lebih soft lagi. Ada hubungan
dan kepentingan yang lebih besar antara Indonesia dan Australia dibandingkan
dengan mengurusi hal-hal kecil semacam itu atas dasar kecintaan kepada
negaranya masing-masing yang justru bisa membuat hubungan menjadi panas dan
tegang.
Soal kebutuhan hidup, seluruh potensi di muka Bumi ini
diciptakan Allah swt agar kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Oleh sebab
itu, manusia harus saling berbagi tentang kekayaan alam ini secara bijak dan
adil dengan saling menghormati hak masing-masing yang dibangun atas kesepakatan
bersama.
Sampurasun.
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=gJFcKGuB4GQ
https://www.youtube.com/watch?v=OLDz7pTJa_g
https://www.youtube.com/watch?v=Lr45g_bniQs&t=6s
No comments:
Post a Comment