oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Densus 88 antiteror telah
menyita 400 hingga 1.000 kotak amal yang beredar di mini-mini market,
toko-toko, apotik, dan berbagai tempat lainnya karena ternyata kotak-kotak amal
itu telah digunakan untuk membiayai gerakan terorisme di Indonesia. Para
pengurus kotak amal itu sebagian telah ditangkap. Dari 400 s.d. 1.000 kotak
amal itu ternyata dapat menghasilkan 70 hingga 100 juta rupiah per bulan.
Celakanya, kotak amal para teroris itu diperkirakan berjumlah 20.000 yang
tersebar di seluruh Indonesia. Artinya, pendanaan terorisme sangat luar biasa
membahayakan di Indonesia. Mereka tertawa dan menari di atas kerusakan, derita,
dan darah manusia.
Para teroris itu menggunakan kebaikan dan kedermawanan
rakyat Indonesia yang mudah menolong dan bersedekah. Memang Indonesia itu pada
2018 dan 2021 adalah negara paling dermawan, No. 1, sedunia. Hal itu
disampaikan oleh “Charities Aid
Foundation (CAF)” dengan menggunakan standar “World Giving Index (WGI)”. Amerika Serikat saja berada pada
peringkat ke-19, Inggris ke-26, dan Singapura ke-22. Luar biasanya, pada 2021 Indonesia
mengalami peningkatan hebat dalam hal berzakat dan bersedekah. Hal itu terjadi
karena didorong oleh Pandemi Covid-19. Orang-orang baik tergerak hatinya untuk
membantu sesama. Berbeda dengan orang-orang yang busuk hatinya, bukannya
membantu, melainkan terus bikin fitnah, kebohongan, caci maki, dan membodohi
rakyat, teriak-teriak nggak karuan.
Lebih parah lagi, mereka yang kotor hati dan perilakunya
justru memanfaatkan kebaikan hati orang-orang shaleh dengan cara menebarkan
puluhan ribu kotak amal dan menyalahgunakan uang orang-orang baik itu untuk
kegiatan terorisme. Mereka menuliskan di kotak amalnya berupa penipuan,
seperti, membangun masjid, menolong anak-anak yatim piatu, membantu fakir
miskin, dan penipuan lainnya.
Kotak amal-kotak amal para teoris ini membuat kotak-kotak
amal lain yang benar-benar tulus niatnya untuk mengajak ibadat dengan berbuat baik
menjadi ikut tercoreng dan kemungkinan akan membuat para penyumbang menjadi
enggan menyumbang dan bersedekah lagi melalui kotak amal. Inilah kerusakan yang
ditimbulkan para teroris itu, kotak amal yang tulus menjadi terkotori oleh
kotak amal teroris. Hal ini disebabkan semakin banyak orang yang mengingatkan untuk
tidak lagi bersedekah melalui kotak amal. Saya juga menyarankan seperti itu.
Saya sarankan kalau ingin bersedekah atau menyumbang, sebaiknya disalurkan
melalui orang-orang atau lembaga yang sudah sangat dikenal dengan baik, paham
dengan niatnya, tahu pula uang kita digunakan untuk apa. Jangan menyumbang
melalui kotak amal atau lembaga atau orang yang tidak kita kenal. Berbahaya.
Bisa juga kita menyalurkan uang secara langsung kepada orang yang memang
benar-benar sangat membutuhkan. Lebih baik menyumbang dan bersedekah kepada
orang-orang yang kita kenal daripada ke kotak amal yang kita sendiri tidak tahu
siapa pengelolanya dan untuk apa sebenarnya uang yang terkumpul itu.
Semoga Densus 88 berhasil memberantas terorisme, tetaplah
menjadi dermawan, jangan berhenti bersedekah, kukuhkan Indonesia agar tetap
menjadi negara No. 1 paling dermawan sedunia hingga kiamat tiba. Semoga Allah
swt membalas segala kebaikan dan kedermawanan kita dengan berlipat-lipat ganda. Aamiin.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment