Tuesday 23 November 2021

Penjara Mengubah Habib Bahar bin Smith

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Bahar bin Smith yang dulu ceramahnya diwarnai dengan provokasi, makian, ujaran kebencian, ditambah dengan perilakunya yang arogan karena memukuli anak di bawah umur dan sopir online, setelah dipenjara saya yakin dia mengalami banyak hal positif. Penjara telah mengubahnya menjadi seseorang yang lebih baik dan menyejukkan. Paling tidak, kita bisa menyaksikannya ketika dia dinyatakan bebas murni pada 21 November 2021 dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur.

            Dia mengakui bahwa dirinya selama dalam Lapas telah dijaga dan dibina oleh para petugas Lapas. Di samping itu, dia menyerukan untuk memperkuat “ukhuwah Islamiyah” dan “ukhuwah wathaniyah”.  Persaudaraan sesama muslim dan persaudaraan sebangsa setanah air adalah anugerah Allah swt agar kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi. Rencananya setelah bebas, dia akan lebih banyak berkumpul dengan keluarganya dan mengajar di pesantrennya. Itu hal yang sangat baik.

            Pada hari dibebaskannya, dia tidak dijemput dengan gerombolan banyak orang. Dia hanya dijemput oleh pengacaranya dan beberapa orang santri sehingga situasi sangat kondusif dan terlihat nyaman. Banyak netizen yang memberikan suport agar dia mampu menjadi panutan umat dengan dakwah dan perilakunya yang penuh keteladanan. Meskipun demikian, banyak juga netizen yang meragukannya dapat menjadi orang yang lebih baik. Bagi saya, manusia, siapa pun, dapat melakukan kesalahan, itu normal. Kesalahan yang dilakukan Habib Bahar telah ditebusnya dengan menjalani hukuman sebagaimana yang telah ditetapkan secara hukum yang sah di Indonesia. Tak ada yang kebal hukum, siapa pun harus dihukum jika melakukan pelanggaran terhadap hukum.

            Dengan perilakunya yang berubah menunjukkan ke arah kemuliaan itu, orang-orang akan dengan senang hati menyebut gelarnya sebagai habib. Saya juga sangat senang memanggilnya sebagai Habib Bahar bin Smith. Jika ucapan dan perilakunya tidak mencerminkan ucapan dan perilaku Nabi Muhammad saw, hati saya tidak akan pernah rela menyebutnya sebagai habib meskipun benar keturunan Nabi Muhammad saw.

            Habib Bahar memang benar keturunan Nabi Muhammad saw. Namanya jelas tercatat di Rabithah Alawiyah, lembaga yang rajin merekam para keturunan Nabi Muhammad saw di Indonesia ini sejak 1932. Jadi, kalau ada yang mengaku-aku keturunan Nabi saw dan pengen disebut habib, untuk mengecek benar dan tidaknya, lihat saja catatannya di Rabithah Alawiyah yang berkantor di Jakarta. Kalau ada, berarti benar. Kalau tidak, berarti penipu. Habib Bahar memang benar telah terverifikasi sebagai keturunan Nabi saw.

            Semoga kejadian-kejadian yang lalu tidak terulang kembali. Habib Bahar bin Smith yang masih berusia muda itu masih memiliki ceritera yang panjang pada masa depan untuk menjadi penyejuk, pencerah, dan penjaga umat di Indonesia dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang makmur lahir dan makmur batin.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment