Tuesday, 30 November 2021

Mahalnya Minyak Goreng


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Istri saya sempat kesal dan mengeluh karena harga minyak goreng naik cukup tinggi dan itu membuatnya harus lebih hemat menggunakan uang. Dia ngomel-ngomel terus, saya diam saja sampai akhirnya seperti biasa, menerima keadaan, berharap ada uang untuk membelinya, pasrah kepada Allah swt Sang Pemberi Rezeki.

            Berbeda dengan saya. Meskipun saya diam ketika istri ngomel-ngomel, saya cari tahu penyebab mahalnya minyak goreng yang bukan cuma membuat istri saya kesal, melainkan pula emak-emak lain di seluruh Indonesia ini.

            Saya bukan mereka yang hanya mengandalkan kebohongan atau kebencian untuk memahami sesuatu sehingga kesimpulan mereka pastinya adalah “pemerintah zalim, pemerintah proasing aseng, pemerintah nggak prorakyat” dan lain sebagainya yang semuanya menyesatkan dan membodohi rakyat. Mereka senang rakyat bodoh karena dirinya sendiri bodoh sehingga rakyat yang bodoh dapat mudah dipengaruhi dan dikendalikan apalagi jika membungkusnya dengan simbol-simbol agama. Saya berusaha mencari pemahaman yang masuk akal agar dapat mengerti segala situasi.

            Dari sumber informasi yang saya perhatikan, ternyata mudah saja memahaminya. Seharusnya, mereka yang pernah belajar ekonomi di SMA/SMK/MA dapat memahami teori sederhana dalam ekonomi, yaitu “jika permintaan naik, tetapi penawaran rendah, harga akan naik”. Kalau masih pusing dengan kalimat itu, pemahaman sederhananya adalah ketika banyak orang membutuhkan suatu barang, tetapi barang itu langka, harganya akan naik. Sebaliknya, jika barang banyak, tetapi orang yang membutuhkannya sedikit, harganya akan turun. Begitu hukum alam dalam berbisnis.

            Hal ini terjadi pada barang yang namanya minyak goreng. Akibat pandemi Covid-19, produksi minyak goreng di seluruh dunia turun drastis. Hal ini membuat harganya naik. Kenaikan harga di dunia ini sangat menggiurkan para pengusaha minyak goreng di Indonesia. Sebetulnya, persediaan minyak goreng di Indonesia itu sangat cukup untuk rakyat Indonesia dan tidak perlu harganya menjadi naik. Akan tetapi, karena harga di luar negeri sangat tinggi, para pengusaha Indonesia tertarik untuk menjualnya di luar negeri. Itu wajar, normal, yang namanya pengusaha atau pedagang itu kan sangat bahagia jika barangnya dibeli dengan harga yang mahal karena keuntungan menjadi berlipat ganda. Karena para pengusaha minyak goreng Indonesia menjualnya ke luar negeri, persediaan minyak goreng di Indonesia menjadi berkurang. Akibatnya, di Indonesia pun terjadi kekurangan minyak yang menyebabkan harganya menjadi naik. Itu seperti hukum ekonomi tadi, barangnya sedikit, tetapi yang membutuhkan banyak, maka harganya menjadi naik.

            Berkurangnya persediaan minyak goreng di Indonesia pun ternyata bukan hanya disebabkan oleh penjualan ke luar negeri, melainkan pula oleh aksi-aksi penimbunan yang dilakukan secara curang oleh oknum-oknum pengusaha yang menahan peredaran minyak agar dapat dijual ketika harganya sedang tinggi. Itulah yang menyebabkan harga minyak goreng di Indonesia menjadi meningkat cukup tinggi.

            Dari sisi kapitalisme, itu bisa dikatakan benar karena memang pengusaha itu selalu berharap untung besar untuk perusahaannya. Kalaupun rakyat tidak bisa membeli, itu salah rakyat sendiri yang tidak sekolah dengan baik, kuliah tidak serius, bekerja tidak disiplin sehingga hidup dalam keadaan kurang uang atau bahkan miskin.

            Dari sisi Pancasilaisme, itu adalah salah karena tidak sesuai dengan sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.  Meskipun pengusaha harus mendapatkan untung besar, keadilan untuk rakyat pun harus sangat diperhatikan. Bahkan, keadilan untuk rakyat inilah yang harus diprioritaskan. Rakyat itu bukan cuma orang biasa, melainkan pula pengusaha, para karyawannya, dan keluarganya.

            Kuncinya sekarang ada di pemerintah. Pemerintah harus mampu membuat harga minyak goreng dapat terjangkau oleh rakyat, bahkan kalau bisa lebih murah lagi, tetapi dalam waktu yang sama dapat memberikan kesempatan yang besar bagi para pengusaha untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda dalam menjalankan bisnisnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

            Memang bukan rakyat biasa yang dapat mengatasi hal ini, apalagi orang-orang yang suka bergerombol dan teriak-teriak di jalanan. Hal itu harus dan wajib diatasi pemerintah karena pemerintah memiliki kewenangan, alat-alat yang memadai, dan kewajiban untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment