oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Masih ingat Rocky Gerung?
Dia terkenal dengan kata “dungu” dan suka sekali
mendungu-dungukan orang sampai Presiden pun dia sebut dungu. Dia punya andil
mempengaruhi orang-orang berbicara kasar, belum lagi orang-orang semacam dia
yang juga mudah memaki-maki dan berkata kasar serta kotor. Orang-orang lain pun
jadi terpancing berbicara kasar. Saya juga kadang terpancing berbicara atau menulis
kata kasar agar orang-orang semacam mereka pun merasakan bagaimana jika
dikasari oleh orang lain. Akibatnya, tak heran jadi semakin kasar dan semakin
kotor kita berbicara. Setiap hari kita membaca atau mendengar komentar-komentar
kotor tidak berpengetahuan. Bahkan, orang-orang cerdas seperti profesor,
akademisi, ustadz ikut-ikutan berbicara kasar. Banyak yang mengatakan Si Gila
Rocky Gerung, Manusia Sinting, dan lain sebagainya. Padahal, kita adalah bangsa
yang lembut dan diajari sopan santun sejak dahulu kala, termasuk menyelesaikan
masalah secara kekeluargaan, tidak tegang-tegangan.
Kalau saya lihat Rocky, sejak lama pikiran dia itu
acak-acakan. Tak ada manfaatnya.
Coba ilmu apa yang telah kita ingat dari dia? Karya apa
yang bermanfaat bagi bangsa ini? Ada? Sebutkan!
Dulu dia banyak diperhatikan karena orang-orang cerdas
berusaha meluruskan pikiran dia di samping agar orang-orang umum tidak
terpengaruhi pikiran kalang kabutnya dia.
Bagaimana tidak kalang kabut, ketika Sukmawati pindah
agama dari Islam ke Hindu, yang disalahkan adalah Jokowi?
Kini dia sudah tidak lagi banyak diperhatikan.
Orang-orang cerdas sudah lelah mengomentarinya. Sementara itu, pendukungnya
tetap banyak. Tampaknya Rocky pun merasakannya. Baginya, mungkin pendukungnya
itu tidak memuaskan hatinya karena orang-orang itu hanya juru keprok yang
selalu mengiyakan dan memujanya tanpa memberikan nilai tambah. Seharusnya, dia
senang ketika tak ada lagi yang mendebatnya dan semakin bebas bicara memuaskan
pendukungnya. Akan tetapi, sesungguhnya yang memuaskan dia adalah ketika
orang-orang pintar mendebatnya seperti yang dikatakan Haris Azhar, pengacaranya.
Haris mengatakan bahwa Rocky sangat menikmati perdebatan dan makian-makian
orang-orang. Jadi, ketika orang-orang pintar itu tidak lagi mempedulikannya,
dia merasa kehilangan. Adapun pendukungnya, tampaknya tidak membuatnya hidup senang.
Karena orang-orang cerdas sudah tidak begitu peduli, dia cari cara untuk kembali mendapatkan perhatian. Karena pikirannya sudah tidak lagi jadi bahan perbincangan, dia pun bikin aksi telanjang dada sambil menantang Suwardi, Juara Kelas Terbang Tarung Bebas Mix Martial Art Pride One FC. Aksinya itu jelas cuma lucu-lucuan buat cari perhatian saja. Foto Rocky saya dapatkan dari Kata Logika. Memang berhasil, dia kembali dapat perhatian, tetapi hanya aksinya itu. Pendapatnya tak lagi didengar dan tak lagi diperdebatkan, paling pendukungnya saja yang cuma kasih tepukan dan pujian. Orang-orang pintar tak lagi peduli. Rocky dan pendukungnya dibiarkan berpendapat dan berbicara sekehendaknya, istilah kate ‘sakarepmu’, tidak ada pengaruhnya juga.
Aksinya itu mendapat perhatian Sang Juara Suwardi yang
membalas tantangan Rocky dengan mengatakan bahwa dirinya akan melawan Rocky,
tetapi mau ngarit dulu, cari rumput dulu. Sudah saja, hilang lagi perhatian
orang-orang kepadanya.
Ya sudahlah, saya hanya ingin menyampaikan kalau memang
ada manfaatnya, dengarkan Rocky. Kalau tidak, abaikan saja. Kalau kasar, jangan
diikuti. Siapa pun kalau bercara kasar, termasuk saya, jangan diikuti karena
akan berpengaruh buruk.
Kasihan Rocky, lucu juga sih.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment