oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Nah, ini baru Arab asli,
bukan hoax, atau ngaku-ngaku. Orang kelahiran Arab, pejabat tinggi di tanah
Arab, dihormati di wilayah Arab, jauh-jauh datang ke Indonesia untuk memberikan
penghargaan “Cucu Nabi Muhammad saw”, ‘Imam Hasan bin Ali’ kepada Presiden
Jokowi. Orang Arab itu bernama Al Mahfouz bin Abdullah bin Bayyah. Dia adalah “Sekretaris Jenderal Abu Dhabi Peace Forum
(ADPF)”. Dia menemui Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Al Mahfouz
menyerahkan penghargaan perdamaian internasional 2022 kepada Presiden Joko
Widodo (Jokowi) pada Senin, 7 September 2022. Award itu bernama “Perdamaian Internasional Imam Hasan bin Ali
2022". Dilihat dari namanya,
penghargaan itu sangat bergengsi di dunia Islam karena menggunakan nama cucu
Nabi Muhammad saw dan sangat dihormati di Uni Emirat Arab (UEA).
Jokowi ketika menerima penghargaan yang disampaikan Al Mahfouz bin Abdullah bin Bayyah (Foto: Suara Surabaya) |
Foto Jokowi ketika menerima penghargaan yang disampaikan Al
Mahfouz bin Abdullah bin Bayyah saya dapatkan dari Suara Surabaya.
Semua orang tidak bisa memungkiri bahwa Jokowi adalah
presiden dari Asia pertama yang berani menemui dua presiden yang sedang
berperang. Jokowi menemui Presiden Ukraina Volodimyr Zelensky serta menemui
pula Presiden Vladimir Putin yang sedang saling bunuh. Jokowi menengahi
keduanya dan meminta untuk menghentikan perang karena dunia terkena imbas dari
perang itu, misalnya, harga gas, harga BBM, harga minyak menjadi mahal; gandum
dan bahan biji-bijian lainnya tidak bisa didistribusikan ke seluruh dunia;
kelaparan mulai menimpa negara-negara miskin.
Di dalam negeri sendiri, Jokowi berhasil menjadikan
Indonesia sebagai empat negara terbaik dalam menangani Covid-19 dan menjadi
contoh bagi negara lain. Di samping itu, Jokowi telah berhasil sejauh ini
mempertahankan ekonomi Indonesia tidak jatuh ke jurang krisis seperti
negara-negara lainnya. Rakyat Indonesia merasa hidup biasa-biasa saja, tidak
terjatuh ke dalam jurang resesi. Bahkan, Indonesia pada hari ini telah menjadi
negara ke-7 terkuat ekonominya di seluruh dunia. Di dunia ada sekitar 195
negara. Indonesia adalah ranking ke-7 dengan ekonomi terkuat di dunia. Urutan
negara dengan ekonomi terkuat di dunia menurut International Monetary Fund (IMF) adalah Cina, Amerika Serikat,
India, Jepang, Jerman, Rusia, Indonesia, Brazil, Inggris, Perancis, dan
seterusnya.
Mungkin ada berapa faktor lain lagi yang membuat UEA memberikan
penghargaan Perdamaian Internasional Imam Hasan bin Ali 2022 kepada Jokowi.
Akan tetapi, mereka masih belum memberikan penjelasan yang detail.
Ada yang berpendapat bahwa penghargaan itu adalah
prestasi Jokowi. Akan tetapi, ada pula yang merasa itu bukanlah prestasi
Jokowi, melainkan prestasi rakyat Indonesia sehingga penghargaan itu adalah dirasakan
sebagai penghargaan buat bangsa Indonesia. Jokowi hanya mewakili bangsa
Indonesia. Whatever lah. Pendapat dan perasaan itu semuanya baik.
Hal yang tidak baik, tetapi lucu bikin ketawa adalah
mereka yang selalu berteriak-teriak bahwa Jokowi adalah pemimpin rezim
anti-Islam.
Mana mungkin seorang pemimpin yang anti-Islam mendapatkan
penghargaan Perdamaian Internasional Hasan bin Ali 2022?
Jokowi berhaji, masuk ke makam Nabi saw, masuk ke dalam
bangunan Kabah, menetapkan Hari Santri Nasional, pesantren dikembangkan, masjid
banyak. Saya sendiri sebagai umat Islam bisa umroh, kurban, bikin masjid bareng
tetangga, bisa ibadat, mengadakan pengajian, maulidan, tahlilan, syukuran,
menikah dengan syariat Islam, bagi waris sesuai syariat, zakat, infak, sedekah,
shalat gerhana, dan hal lainnya sesuai aturan Islam.
Di mana anti-Islamnya?
Kata Cak Lontong, “Mikiiir ….!”
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment