Thursday 24 November 2022

Barat Ingin Orang Bodoh Jadi Presiden Indonesia

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Teori-teori realis klasik menjelaskan bahwa manusia itu memiliki kecenderungan kuat untuk menguasai manusia lainnya. Itulah yang menyebabkan adanya banyak konflik dan perang di muka Bumi ini. Salah satu yang menjadi penyebab manusia ingin menguasai manusia lainnya adalah ingin menguasai sumber daya alam yang ada di wilayah manusia lainnya. Tampaknya, hari ini niat, kecenderungan, kebiasaan, dan perilaku orang-orang Barat, khususnya Eropa masih ngotot ingin menguasai sumber daya alam Indonesia.

            Foto penambangan nikel di Indonesia saya dapatkan dari Tagar id.


Penambangan Nikel di Indonesia (Foto: Tagar.id)


            Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara sumber nikel sangat besar di dunia ini. Selama beberapa tahun, mungkin puluhan tahun, Indonesia telah menjual nikel mentah ke luar negeri untuk bahan baja. Keuntungan Indonesia sangatlah kecil dari penjualan nikel mentah ini, hanya untuk beberapa keluarga dan beberapa eksportir. Melihat hal itu, Presiden RI Jokowi sudah tidak mau lagi menjual nikel mentah seperti pada masa lalu. Oleh sebab itu, Jokowi mengeluarkan perintah untuk melarang penjualan nikel mentah ke luar negeri. Jokowi hanya ingin menjualnya jika nikel itu sudah menjadi barang setengah jadi atau bahkan barang jadi. Artinya, negara mana pun yang ingin nikel Indonesia harus membangun pabrik di Indonesia. Jokowi ingin ada nilai tambah untuk Indonesia. Dengan adanya pabrik, Indonesia bisa membuka lapangan kerja bagi rakyat, menarik pajak, dan alih teknologi.

            Kebijakan Jokowi itu tentu saja membuat Eropa marah karena mereka sangat tergantung pada nikel Indonesia. Oleh sebab itu, mereka menggugat Indonesia dalam sidang WTO. Indonesia dipandang mereka telah berbuat tidak adil bagi mereka. Barat tidak mau mengikuti kehendak Jokowi. Akan tetapi, Jokowi tetap bandel dan kukuh pada pendiriannya. Hal itu telah terbukti, ketika Indonesia melarang ekspor nikel mentah ke luar negeri, pendapatan Indonesia dari nikel itu bertambah puluhan kali lipat dibandingkan masa lalu. Hal itulah yang telah membantu kuatnya ekonomi Indonesia hingga menurut IMF saat ini Indonesia adalah negara ranking tujuh dengan ekonomi terkuat di dunia. Jokowi melawan Eropa dengan memerintahkan untuk menghadirkan pengacara terbaik kelas dunia untuk membela Indonesia.

            Sidang pertama telah berjalan dan Indonesia dinyatakah kalah. Mudah bagi kita memahaminya, sidang itu berasal dari gugatan Eropa dan yang berada di sidang panel itu orang-orang Eropa juga. Wajar Indonesia jika dikalahkan. Akan tetapi, Indonesia tidak mudah menyerah, mengajukan naik banding atas keputusan sidang itu. Indonesia tetap melarang penjualan nikel mentah karena untungnya sudah jelas. Di samping itu, logikanya juga mudah dipahami bahwa nikel itu berasal dari Indonesia, milik rakyat Indonesia, ada di perut Bumi Indonesia, itu adalah hak bangsa Indonesia mau digunakan apa dan mau dijual atau tidak. Nikel itu terserah kita sebagai pemiliknya mau diapapun juga.

            Mudah kan berpikirnya?

            Punya kita ya gimana kita sebagai pemiliknya.

            Dari kebijakan Jokowi itu, tentu saja merugikan pihak Barat dan pihak di dalam negeri yang diuntungkan dari hasil kerja sama dengan Barat yang menguntungkan Barat itu. Jokowi ingin rakyat Indonesia yang untung, bukan orang lain. Seperti kata saya tadi, Barat boleh mendapatkan untung dari  nikel Indonesia, tetapi harus bikin pabrik dan mengolahnya di Indonesia. Bukannya mengambil mentahnya, dibawa ke negeri mereka sehingga mereka yang untung besar, sedangkan rakyat Indonesia tetap berada sebagai buruh mereka.

            Tak heran jika Jokowi banyak dibenci karena telah merugikan mereka, baik pihak Eropa maupun orang Indonesia yang berkomplot dengan Eropa. Tak heran pula jika mereka ingin menjatuhkan Jokowi dan berharap presiden Indonesia selepas Jokowi adalah orang bodoh yang dapat mereka kendalikan sehingga menguntungkan mereka, bukan menguntungkan rakyat Indonesia.

            Kalau menurut saya, sudah seharusnya seluruh dunia berbagi dengan cara saling menguntungkan. Akan tetapi, hormati pemilik sah kekayaan alam, lalu bekerja sama dengan cara yang baik tanpa harus bersikap serakah.

            Sampurasun

No comments:

Post a Comment