Sunday, 24 December 2023

Gibran Bisa Senasib Jokowi

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Mungkin saya menulis hal seperti ini yang keempat kalinya. Tiga kali tentang Jokowi dan satu kali, tulisan ini, tentang Gibran. Dalam tulisan-tulisan lalu, saya bilang bahwa kalau ingin mengalahkan Jokowi, jangan selalu berbicara tentang Jokowi, baik keburukannya apalagi kebaikannya. Sebaiknya, banyak-banyaklah bicara tentang Prabowo agar di kepala rakyat tertanam nama Prabowo hingga menang dalam Pilpres 2019 lalu. Akan tetapi, ternyata sampai hari ini nama Jokowi yang terus diomongin, pasti menang atuh karena yang tertanam di kepala masyarakat adalah nama Jokowi. Orang-orang yang nggak ada capek-capeknya ingin Jokowi turun, tidak pernah berhasil. Salah cara, Bro.


Gibran dan Jokowi (Foto: Majalah TEMPO - TEMPO co)


            Ini mah da sudah jadi teori. Mereka yang sedikit belajar Ekonomi Marketing pasti tahu bahwa jika semakin sering sesuatu diucapkan, akan semakin kuat tertanam di memori konsumen. Saya juga belajar dari jenis orang-orang yang membuat kalimat “Aku dan Kau Suka Dancow”, “Kijang Memang Tiada Duanya”, “Cring-cring-cring, Cuma Empat Puluh Empat Ribu”.

            Masih ingat kalimat-kalimat iklan itu?

            Kalimat-kalimat itu mahal bayarannya, Bro. Saat itu saja satu kalimat sudah puluhan juta rupiah.

            Itu iklan susu Dancow, mobil Kijang, dan mobil Panther. Saya ketemu sama orang-orang yang membuat kalimat-kalimat semacam itu. Mereka mengajarkan bahwa di dalam otak manusia itu ada tangga penyimpan memori. Dalam tangga itu ... bla, bla, bla, ... kepanjangan kalau saya tulis di sini. Hal yang jelas adalah jika sesuatu dibicarakan terus-menerus, sesuatu itu akan menempati ranking pertama dalam otak manusia dan manusia secara otomatis akan memilih pilihan ranking pertama itu. Karena Jokowi yang paling sering dibicarakan, ya Jokowi yang jadi ranking pertama dalam otak masyarakat.

            Sekarang, yang paling banyak diomongin adalah Gibran Rakabuming Raka, anaknya Jokowi. Secara teori, dia akan menang karena terus-menerus diomongin. Orang menyangka jika berbicara buruk tentang Gibran, akan membuat namanya jatuh. Kenyataannya, tidak seperti itu. Jokowi disebut PKI, sesat, kafir, ahli neraka, dsb., tidak jatuh juga, malah kepercayaan rakyat sampai 90% dan kepuasan rakyat mencapai 82%. Itu faktanya.

            Jika menyerang Gibran, Tim Kampanye Nasional (TKN) akan memberikan pembelaan dengan penjelasan-penjelasan yang mereka anggap logis. Misalnya, Gibran diserang soal “hilirisasi digital” yang katanya tidak mudah dimengerti, padahal mudah saja. Tinggal buka kamus, apa itu hilirisasi apa itu digital, lalu gabungkan kedua kata itu dan kaitkan dengan konteks kalimatnya. Bahkan, dalam hitungan detik, TKN memberikan penjelasan tentang hilirisasi digital. Demikian pula media seperti Detik dan Kompas memberikan penjelasan juga. Malah, media asing, seperti, Aljazeera, Asian News, dan BBC memberitakan Gibran dengan sebutan Jokowi’s Son, ‘Anak Jokowi’. Lebih jauh dari itu, Kemenkominfo RI pun menerangkan tentang program hilirisasi digital. Itu artinya, semakin banyak pihak yang membicarakan Gibran, baik yang menyerangnya maupun membelanya. Nama Gibran akan semakin melekat di otak masyarakat.

            Saya ulangi lagi, kalau ingin Prabowo-Gibran kalah, jangan banyak diomongin, baik keburukannya maupun kebaikannya, apalagi dicampur hoak, dusta, dan fitnah. Sebaiknya, banyak-banyaklah berbicara tentang Anies-Muhaimin dengan program-programnya, semisal, pemerataan pembangunan dengan membangun 40 kota seperti Jakarta dalam lima tahun atau slepetnomics. Banyaklah berbicara tentang Ganjar-Mahfud yang ingin memberikan gaji guru Rp30 juta sebulan dan pemberantasan korupsi melalui penegakan hukum. Itu yang harus banyak dibicarakan, gali pemahaman-pemahaman mereka. Jangan banyak ngomongin soal Prabowo atau Gibran.

            Saya jadi curiga, jangan-jangan para pendukung No. 1 dan No. 3 tidak paham juga program-program jagoannya. Hal yang mereka pahami adalah justru ngomongin Capres-Cawapres No. 2, Prabowo-Gibran. Buktinya, mereka hobi banget ngomongin Prabowo dan Gibran.

            Sejarah membuktikan, orang yang paling banyak diomongin jadi pemenangnya. Nanti kalian bisa terkaget-kaget dan kecewa ketika Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia. Kalian juga sih yang mengiklankan mereka.

            Berhenti ngomongin Prabowo-Gibran, banyaklah ngomongin Anies, Muhaimin, Ganjar, dan Mahfud. Itu juga kalau bisa. Kalau tidak bisa, ya relakan saja jika Prabowo dan Gibran jadi juaranya seperti Jokowi dulu. Foto Jokowi dan Gibran saya dapatkan dari Majalah TEMPO – TEMPO co.

            Sampurasun.

Saturday, 23 December 2023

Gibran Belajar dari Abraham Lincoln dan Jokowi

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Kata orang, Gibran Rakabuming Raka unggul dalam sesi debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI untuk pemilihan 2024. Akan tetapi, bagi saya, Gibran itu “lepas kendali” dalam debat. Dia tampil sebagaimana dirinya dan melepaskan kendali dari timnya ataupun dari para pembencinya. Dia tidak menyandarkan diri kepada para pendukungnya atau pada para penghinanya. Dia memasukkan segala pengetahuan, pengalaman, pengamatan, dan pelatihannya untuk kemudian tampil dengan gayanya sendiri.


Dari kiri ke kanan: Muhaimin, Gibran, Mahfud (Foto: Beritajateng.tv)


            Kurang lebih itu yang saya lihat dari debat Cawapres baru-baru ini. Hal yang membuat saya tertarik adalah Gibran tampaknya menyiapkan betul untuk debat sejak beberapa bulan sebelumnya. Dia kelihatan sekali mengikuti jejak Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln. Sesuai dengan pengalamannya, Abraham Lincoln mengajarkan untuk “irit bicara” dan “menjadikan diri sebagai magnet” bagi orang lain. Sepertinya, ini yang dilakukan Gibran berbulan-bulan sebelum debat. Dia sangat irit bicara, bahkan rela disebut anak bau kencur yang tidak berpengalaman berdebat, padahal dia walikota yang sudah pasti pernah berdebat sebelumnya. Bahkan, kesalahan ucap yang seharusnya asam folat menjadi asam sulfat pun tampaknya dia nikmati sehingga menjadi magnet bagi orang lain, baik pendukungnya maupun pembencinya. Di samping itu, banyak aktivitas lain yang dia lakukan dan menjadi magnet daya tarik bagi orang lain.

Saya sendiri sampai bertanya kepada murid-murid saya, baik mahasiswa maupun siswa aliyah, “Kenapa sih kalian selalu membicarakan Gibran? Hampir semua orang di Medsos ngomongin Gibran.”

Itu artinya, dia sudah menjadi magnet bagi banyak orang.

Dalam berdebat, dia kelihatan sekali meniru Jokowi, ayahnya, Presiden Republik Indonesia. Dia menggunakan singkatan SGIE dan CCS yang merupakan istilah tidak umum dan sulit dijawab langsung. Kalau tidak searching di Google, saya juga tidak tahu singkatan itu. Hal ini pernah dilakukan ayahnya ketika berdebat dengan menggunakan singkatan yang tidak umum, yaitu TPID dan istilah lainnya, yaitu unicorn. Penggunaan singkatan yang tidak umum ini tentu saja membuat lawan debat tampak tertohok dan kelihatan tidak menguasai masalah sehinga merasa kalah serta berupaya keras untuk membela diri atas peristiwa tersebut di luar acara debat resmi.

Tahu kan kepanjangan SGIE, CCS, dan TPID?

Kalau tidak tahu, cari di Google, lalu pahami maknanya. Mari belajar memahami sebelum berbicara atau mengetikkan sesuatu di internet.

Upaya yang dilakukan Gibran ini cukup berhasil sehingga membuat pengkritik keras keluarga Jokowi, Rocky Gerung, pun menobatkan Gibran adalah bintang dalam debat Cawapres itu.

Meskipun demikian, saya mengusulkan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mewajibkan setiap peserta debat jika menggunakan istilah atau singkatan yang tidak umum agar dijelaskan terlebih dahulu sehingga lebih mudah dipahami, tidak kaget tiba-tiba karena tidak paham. Tidak semua singkatan atau istilah dihapal orang. Ada ratusan ribu atau bahkan jutaan singkatan atau istilah yang ada pada berbagai bidang di Indonesia ini. Kalau tidak diwajibkan untuk menjelaskan terlebih dahulu tentang singkatan atau istilah yang digunakan, nanti bisa perang singkatan atau istilah yang sama sekali tidak perlu.

Kalau saya tanya pendapat kalian tentang CRIH, bisa menjawabnya?

Sulit kan menjawabnya?

Itu karena singkatan atau istilah yang tidak umum, hanya orang-orang tertentu yang bergelut di bidang tertentu yang memahaminya.

Sampurasun

Wednesday, 13 December 2023

Indonesia Hadang Israel

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Memanasnya konflik di Gaza, Palestina membuat pasukan Hizbullah yang berasal dari Libanon membantu Hamas memerangi Israel. Hizbullah telah terang-terangan meluncurkan roket dan Rudal ke wilayah Israel. Tentu saja ini membuat marah Israel. Tentara Israel, IDF, mengerahkan tank-tank ke perbatasan Libanon-Israel.

            Hal ini membuat tentara Indonesia, TNI, harus bekerja keras sebagai penjaga perdamaian. TNI memang ditugaskan di perbatasan itu dalam Satgas Kontingen Garuda (Konga) United National Interim Force in Lebanon (Unifil) untuk menjaga perdamaian agar tidak terjadi perang terbuka antara Israel dengan Libanon.

            Baru-baru ini pun terjadi provokasi tank Merkava Israel mendekat dengan maksud memasuki Libanon. Hal itu segera dihadang TNI dan memerintahkan Israel untuk segera pergi dari wilayah itu. Tank-tank Israel tidak segera mematuhinya, tetapi mondar-mandir di sekitar perbatasan yang membuat TNI terus menghadang dan menahan mereka. Sekali-sekali Israel mengarahkan moncong pelurunya ke arah TNI, tetapi hal itu tidak membuat takut TNI. Pasukan Indonesia tetap pada posisinya, menjegal Israel memasuki Libanon.

            Perilaku Israel yang mondar-mandir terus itu bikin bete pasukan Indonesia. TNI merasa kesal dengan kelakuan Israel yang kayak Bocil itu. Untungnya, orang Indonesia itu sabar. Israel bikin ulah mondar-mandir, TNI pun terus menghalanginya dengan mondar-mandir pula.

            Hal ini jadi mengingatkan saya pada peristiwa Juni 2020 lalu ketika Israel dan Libanon sudah bersiap perang dengan senjata lengkap secara terbuka, salah seorang prajurit TNI berdiri dengan tangan kosong di tengah pasukan Israel dan pasukan Libanon yang sudah bersiap saling bunuh. Dia menggunakan kedua tangannya untuk menghentikan perang meskipun moncong tank Merkava Israel mengarah kepadanya. Fotonya saya dapatkan dari Rakyat Merdeka. Dia memerintahkan Israel untuk pergi menjauh dari “garis biru” yang dikuasai Indonesia dan menyuruh pasukan Libanon untuk tidak menembakkan senjatanya. Alhasil, perang bisa dihindarkan, Israel dan Libanon pergi dari wilayah itu.


TNI Pisahkan Perang Israel Vs Libanon (Foto: Rakyat Merdeka)


            Hal yang patut diingat Israel adalah mereka harus menghormati TNI yang sedang menjaga perdamaian. Jika ada satu nyawa prajurit TNI yang hilang karena peluru Israel, rakyat Indonesia akan memaksa pemerintah Indonesia untuk menuntut balas pada Israel. Itu akan sangat merugikan Israel.

            Sampurasun.

Sunday, 26 November 2023

Julid Fi Sabilillah, Hati-Hati! Israel Penculik Sudah di Malaysia

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

“Julid” itu berasal dari bahasa Sunda, “julit”, kadang diplesetkan jadi julita. Artinya, “perilaku iri dan dengki yang disebabkan oleh keberhasilan orang lain”. Kata ini dipopulerkan artis Syahrini, pelantun lagu “Sesuatu” itu dengan kata julid. Namun, artinya jadi meluas di dunia maya. Julid berarti “komentar pedas, nyinyir, ngeselin orang”.

Netizen Indonesia kalau sudah julid, luar biasa brengseknya. Beneran jahat netizen Indonesia itu, bisa menelanjangi banyak orang hingga ke bubuk-bubuk hidup pribadinya. Orang bisa stress, hancur hidup, depresi, hingga bunuh diri gara-gara dijulidin.

Kini timbul gerakan “Julid Fi Sabilillah” dalam rangka menyerang mental pasukan Israel untuk menghentikan kekejamannya membunuhi warga Gaza, Palestina. Ratusan, bahkan ribuan tentara Israel (IDF) kena mental, terganggu jiwanya, dan merasa gila dijulidin netizen Indonesia.

Hal ini bermula dari netizen Indonesia bernama Erlangga Greschinov yang membagikan akun-akun tentara Israel di dunia maya hingga tersebar luas. Netizen Indonesia secara otomatis memenuhi ruang komentar Medsos tentara Israel dengan kalimat-kalimat julid yang bikin gila itu. Bahkan, saya sendiri pernah menonton seorang YouTuber Indonesia yang berdebat dengan tentara Israel, lalu pengikutnya langsung bergerak menyerang tanpa ampun. Saya sendiri sampai kasihan sama tentara Israel karena saking dipermalukannya hingga menangis.

Salah seorang tentara wanita Israel bernama Eden Sisson sampai stress berat diserang netizen Indonesia. Fotonya saya dapatkan dari X com. Saking terganggunya, dia melaporkan Erlangga Greschinov ke polisi Israel agar ditangkap dengan bantuan Interpol. Perilaku Eden melaporkan ke polisi itu jelas karena stress atau bloon.


Tentara Israel Eden Sisson (Foto: X.com)


Bagaimana mungkin polisi Israel bisa menangkap warga Indonesia?

Ini wilayah hukum Indonesia, bukan Israel. Israel tak punya kekuatan apa  pun di Indonesia. Kalaupun minta bantuan Interpol atau polisi internasional, itu bodoh sekali. Itu tidak akan pernah terjadi karena jangankan berhubungan dengan Interpol, Israel ingin berhubungan dengan Indonesia saja ditolak. Apalagi perjanjian ekstradisi, tidak pernah ada.

Si Eden Israel itu kalau nggak stress, ya bloon. Lapor ke polisi Israel yang tidak punya kewenangan apa pun di Indonesia. Lieur.

Meskipun demikian, para pejuang julid fi sabilillah tetap harus hati-hati karena Israel selalu mencari cara untuk melakukan kejahatan di mana pun, tidak semua, tetapi banyak. Kalau punya keinginan untuk melaksanakan dendam, mereka akan mencari caranya.

            Baru-baru ini ada kejadian, seorang hacker Palestina bernama Omar A. yang tinggal di Turki membantu Hamas untuk mengacaukan sistem pertahanan iron dome atau kubah besi Israel hingga membuat kerusakan terhadap pertahanan Israel. Israel memburunya dengan cara menipunya. Agen intel Israel, Mossad, berpura-pura menjadi aktivis Ham dan memberinya banyak uang. Lalu, diiming-imingi pekerjaan dengan gaji fantastis dan dirayu untuk sering bepergian ke luar negeri.  Ketika ada di Kuala Lumpur, Malaysia, Omar ditangkap, disiksa, dan hendak dibunuh. Beruntung, dinas intel Turki (MIT) mengetahuinya. Turki kemudian bekerja sama dengan kepolisian Malaysia untuk membebaskan Omar hingga menangkap 11 orang agen Israel penculik Omar. Kini Omar dibawa ke Turki, dilindungi dan ditempatkan di rumah yang aman.

            Ini pelajaran bagi netizen Indonesia, terutama pejulid fi sabilillah. Israel bisa jadi mempelajari kalian dan mencari cara untuk menculik kalian. Kalian bisa dikasih uang banyak dan diiming-imingi banyak uang seperti terjadi kepada Omar A.

            Kalau kalian dikasih uang satu miliar, bagaimana rasanya?

            Kalian bisa tertipu, beneran tertipu. Oleh sebab itu, kalau ada orang yang memberi kalian uang, lalu mengiming-imingi pekerjaan di luar negeri, hati-hati. Jangan langsung percaya, kalian bisa dibunuh di luar negeri. Selama kalian berada di wilayah hukum Indonesia, kalian aman. Kalau sudah keluar dari Indonesia, kalian mulai ringkih. Kalau mau bekerja di luar negeri, gunakan lembaga resmi pemerintah seperti Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jangan liar atau perorangan, berbahaya.

            Bukan cuma uang atau pekerjaan yang bisa menipu kalian, melainkan pula iming-iming syafaat Nabi saw dan sorga. Kita ini banyak yang mudah ditipu dengan menggunakan isu agama. Agen intel Israel, Mossad, bisa kirim orang yang mengaku-aku sebagai cucu Nabi Muhammad saw dan mengajak kalian ke Timur Tengah untuk menjadi orang suci. Di sana kalian bisa dihajar habis-habisan hingga mati. Hati-hati, cerdaslah berpikir.

            Kalau ada orang yang mengaku-aku sebagai cucu Nabi saw, sudah saya jelaskan bukan cara untuk membuktikannya?

            Kalau beneran cucu Nabi saw, orang itu harus punya kitab silsilah yang benar berdasarkan manuskrip yang tersambung ke Ali bin Abi Thalib; harus punya sertifikat internasional dari negara tempat dia berasal; harus punya pula bukti tes DNA yang terhubung dengan kelompok Bani Hasyim. Kalau tidak bisa mengujinya sendiri, minta bantuan orang yang lebih ahli.

            Begitu ya.

            Para pejuang julid fi sabililah, hati-hati kalian!

            Sampurasun.

Wednesday, 22 November 2023

Bodohnya Zionis Israel

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Orang-orang Zionis memang bodoh, tolol juga sih. Mereka kerap melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, termasuk orang Israel sendiri. Tidak semua orang Yahudi Israel itu Zionis. Banyak dari mereka yang juga tidak setuju dengan pemerintahan Zionis. Banyak rabi Yahudi menentang Israel dan ingin hidup damai dengan Palestina seperti pada masa lalu.

            Israel itu dari dulu, selalu ingin berhubungan dengan Indonesia. Mereka melakukan berbagai upaya diplomatik untuk merayu, membujuk, dan meyakinkan Indonesia untuk berhubungan dengan mereka. Selama puluhan tahun itu, tampak mereka mulai berhasil mempengaruhi masyarakat Indonesia. Banyak dari masyarakat bahkan tokoh Indonesia yang mulai berhubungan dengan Israel secara perorangan atau antarkelompok. Itu adalah kemajuan untuk saling memahami dan membuka dialog dalam menciptakan perdamaian. Bahkan, peristiwa terakhir banyak rakyat Indonesia yang menginginkan Israel untuk datang bermain sepakbola dalam ajang Piala Dunia di Indonesia meskipun akhirnya tertolak juga. Presiden RI Jokowi pun sempat menyayangkan tidak hadirnya Israel di Indonesia yang menyebabkan batalnya Piala Dunia U21 di Indonesia.

            Meskipun tampak mulai cair hubungan antara masyarakat Indonesia dengan Israel, secara politik Negara Indonesia sama sekali tidak berminat membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Bagi politik Indonesia, Israel adalah penjajah dan tidak ada untungnya juga bersahabat dengan Israel, bikin ruwet.

            Israel sudah berlelah-lelah meyakinkan Indonesia untuk membuka hubungan dengan Indonesia, termasuk menggunakan Amerika Serikat untuk memberikan uang 110 triliun bagi Indonesia jika mau berhubungan dengan Israel. Banyak negara Arab yang tergiur dengan uang bantuan itu, lalu membuka diri berhubungan dengan Israel. Akan tetapi, tidak bagi Indonesia. Uang sejumlah apa pun tidak akan membuat Indonesia goyah pada pendiriannya untuk menolak Israel, itu tertulis dalam Pembukaan UUD 1945.

            Sebetulnya, betapapun kerasnya pemerintah Indonesia menolak Israel, akan luluh juga untuk berhubungan dengan Israel jika masyarakat Indonesia menginginkannya. Bodohnya Israel, ketika banyak dari rakyat Indonesia mulai membuka diri terhadap Israel, mereka melakukan penyerangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Alasannya, Israel curiga dan menuduh RS Indonesia digunakan Hamas untuk menyerang Israel. Penyerangan Israel terhadap RS Indonesia sudah pasti membuat upaya mereka untuk berhubungan dengan Indonesia semakin kandas dan sangat sulit terwujud. Indonesia dipastikan semakin menolak untuk berhubungan dengan Israel.

            Tuduhan terhadap RS Indonesia itu adalah tuduhan bodoh yang mesti dibuktikan. Pihak manajemen RS Indonesia sudah menjelaskan bahwa tidak ada Hamas, tetapi hanya petugas medis dan pasien. Israel tidak percaya dan melakukan penyerangan. Padahal, kalau tidak percaya, tidak perlu menyerang hingga membuat orang mati. Bekerja sama saja dengan pihak manajemen RS untuk menggeledah setiap sudut ruangan, lorong, peralatan, dan ruang bawah tanah untuk menemukan Hamas. Kalau ada, tangkap dan minta pertanggungjawaban pula dari pihak manajemen. Kalau tidak ada, tidak perlu bikin aksi-aksi brutal.


Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina (Foto: Medcom.id)

            Kalau di Indonesia, sudah pasti lebih berhati-hati dalam bertindak. Jika Densus 88 akan menangkap teroris di suatu perkampungan, kontrakan, atau apartemen, kan tidak seluruh kampung, kontrakan, atau apartemen itu yang dihancurkan, tetapi terbatas hanya pada ruangan atau rumah tempat teroris itu ada sehingga kerusakan bisa diminalisasi dan tidak perlu menimbulkan korban yang tidak perlu.

            Zionis Israel memang bodoh, pantas dari zaman ke zaman sejak zaman para nabi hidupnya selalu bermasalah. Mereka harus berhenti bikin masalah agar bisa hidup lebih baik. Mereka bodoh dengan tindakan mereka hingga Indonesia semakin tidak mau berhubungan dengan mereka. Israel yang rugi, Indonesia tidak rugi apa pun.

            Sampurasun.

Tuesday, 21 November 2023

Semua Dikendalikan, Jokowi Mah Tinggal Planga Plongo Doang

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Mari kita cek Capres dan Cawapres kita satu per satu. Perhatikan mereka sesuai nomor urut masing-masing.

            Pertama, Anies Baswedan itu dicalonkan oleh Partai Nasdem. Pendiri dan ketua partai itu adalah Surya Paloh. Nasdem adalah partai koalisinya Jokowi. Nasdem masih punya menteri yang menjadi pembantu Jokowi. Artinya, Anies itu di bawah pengawasan Jokowi.

Apalagi Surya Paloh pernah mengakui telah lapor kepada Jokowi soal pencalonan Anies, Jokowi bilang, “Bagus, … bagus.”

Wakilnya, Muhaimin Iskandar, juga Ketua PKB. Partai ini masih koalisinya Jokowi. Gus Yaqut yang sekarang Menteri Agama itu kolega dekatnya Cak Imin, baik di partai atau di Ormas NU. Artinya, Cak Imin adalah orangnya Jokowi.

Kedua, Prabowo Subianto adalah pembantunya Jokowi. Dia menteri pertahanan dan keamanan Indonesia. Artinya, Prabowo adalah orangnya Jokowi. Apalagi, dengar-dengar dia sudah janji bahwa jika terpilih menjadi presiden, selama dua tahun pertama, akan menyelesaikan semua program Jokowi yang tertunda akibat Covid-19.

Wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, jelas anak kandung Jokowi. Oleh sebab itu, dia dan Prabowo isi kampanyenya adalah “melanjutkan” semua program Jokowi.

Ketiga, Ganjar Pranowo adalah orang yang diendorse Jokowi untuk menjadi presiden. Dia didorong Jokowi sebagai “Si Rambut Putih” untuk menjadi presiden dari PDIP, satu partai dengan Jokowi.

Wakilnya, Mahfud M.D. adalah pembantunya Jokowi. Dia menteri koordinator Polhukam. Jelas, Mahfud adalah orangnya Jokowi.

So, siapa sekarang yang tidak mendapatkan pengaruh Jokowi?

Semuanya termonitor oleh Jokowi.

Kalau ada yang menanyakan soal presiden dan wakil presiden, Jokowi tinggal planga plongo aja, tidak perlu serius amat menjawabnya, tinggal bilang aja, “Itu … nganu … emh … nganu … tanyain aja ke mereka ya.”

            Gitu aja cukup bagi Jokowi untuk menjawab pertanyaan soal itu.

Sekarang, Jokowi harus lebih berkonsentrasi memenuhi permintaan dunia untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, kelaparan akibat perang Rusia Vs Ukraina, menghadapi perubahan iklim, dan tetap bertarung dengan Eropa Barat untuk menjalankan hilirisasi agar kekayaan alam Indonesia sebesar-besarnya dinikmati oleh rakyat Indonesia dengan tetap berbagi dengan umat manusia di muka Bumi ini secara adil dan proporsional.

Gitu ya. Tak heran anak Jokowi, Kaesang Pangarep yang sekarang menjadi Ketua PSI, mengampanyekan agar kita berpolitik dengan gembira dan ceria. Jangan Baperan.

Sampurasun.

Sunday, 19 November 2023

Jokowi-Joe Biden Sepakat Soal Palestina-Israel

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah Presiden Indonesia Jokowi bicara blak-blakan di depan Presiden Amerika Serikat Joe Biden soal konflik Palestina dan Israel, Joe Biden dengan nyata setuju bahwa jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah itu adalah dengan menggunakan konsep “two state solution”, ‘solusi dua negara merdeka”. Artinya, Palestina harus merdeka dan Israel pun harus merdeka. Kedua pihak dan dunia harus mengakui kemerdekaan kedua negara tersebut. Foto Jokowi bersama Joe Biden saya dapatkan dari Pos-kupang com.


Presiden Indonesia Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Foto: Pos-kupang.com)


            Indonesia sudah sejak lama menyuarakan dan mendukung “solusi dua negara merdeka” tersebut, terutama sejak zaman Presiden Aburahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur. Meskipun Juklak atau Juknis atau teknis pelaksanaan perwujudan dua negara merdeka itu belum jelas, keyakinan bahwa cara itu harus ditempuh untuk menghentikan pertikaian adalah sudah sangat bagus.  Indonesia menolak terjadinya “one state solution”, ‘satu negara merdeka’, artinya Palestina dan Israel bergabung menjadi satu negara. Hal itu disebabkan Palestina akan selalu dirugikan.

            Meskipun solusi itu adalah cara yang paling bagus saat ini, tidak cukup hanya pidato, ceramah, seminar, ataupun imbauan. Solusi ini harus benar-benar dilakukan dan tidak hanya pada upaya “soft diplomacy”,  tetapi juga harus menggunakan upaya  “hard diplomacy”, ‘diplomasi keras’, dengan menggunakan ancaman senjata yang lebih kuat daripada senjata Palestina dan Israel. Mengingat Israel kerap ngeyel dan tidak mematuhi aturan PBB tanpa mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat, perlu negara lain yang lebih kuat untuk membelah dan membatasi tanah atau wilayah yang sekarang menjadi tempat konflik. Di tengah perbatasan kedua negara harus dijaga oleh kekuatan yang mampu memisahkan keduanya sekaligus mengancam keduanya agar tidak saling bunuh lagi.

            Kekuatan besar itu bisa jadi Negara Cina dan Negara Rusia yang harus berada di antara atau di tengah-tengah Palestina dan Israel. Adapun komplek Al Quds yang dianggap tempat suci bagi tiga agama harus diserahkan pengelolaan dan pengamanannya kepada Indonesia. Dengan demikian, untuk awal terciptanya solusi dua negara merdeka itu, bisa dilakukan dengan cara itu. Apabila sudah sangat sangat kondusif dan kedua pihak saling menerima. Perbatasan itu bisa diserahkan kembali kepada Palestina dan Israel, sedangkan Al Quds bisa diserahkan pada PBB.

            Sekarang ini masih sulit terjadi solusi dua negara itu. Hal itu disebabkan, baik di Palestina maupun Israel, ada kelompok-kelompok radikal yang sangat sulit dijinakkan. Bagi radikalis Israel, Palestina itu tidak pernah ada di muka Bumi. Demikian pula, bagi Palestina radikal, Israel itu tidak pernah ada. Kelompok-kelompok ini harus diajak bicara dan disadarkan bahwa faktanya, kenyataannya, Palestina itu ada dan Israel itu juga tetap ada. Upaya saling memusnahkan sampai hari ini tidak pernah berhasil. Mereka tetap ada di muka Bumi, tidak ada yang musnah.

            Jokowi dan Joe Biden sudah ada kemajuan dalam hal ini, tinggal praktik pelaksanaannya saja. Jika kesepakatan atau pidato yang bagus itu tanpa ada tindak lanjutnya, itu hanya omong doang, cuma bacot. Hal ini mirip dengan lirik lagu yang diciptakan gadis-gadis Garut yang tergabung dalam “Voice of Baceprot”, ‘VOB’.

            Mereka bilang, “We hate speech,…. Then killed another as a satan. Sataaan …!”

            ‘Kami benci ceramah, …. Kemudian, membunuh orang lain seperti syetan. Syetaaan …!’

            Begitu lirik lagu mereka yang berjudul “The Other Side of Metalism”. Foto VOB saya dapatkan dari YouTube.


Voice of Baceprot (VOB) (Foto: YouTube)

            Sampurasun.

Tuesday, 14 November 2023

Erdogan Menggelayut Terus ke Jokowi

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Presiden pujaaan umat ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mepet terus dan menggelayut terus ke Presiden Indonesia Jokowi. Ini terjadi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi pada Sabtu (11/11/2023). Foto mereka saya dapatkan dari riauone com.


Erdogan dan Jokowi (Foto: riauone.com)


            Hal ini mudah dipahami sebenarnya. Negara-negara Arab dan anggota OKI tampaknya sudah mulai kebingungan karena sampai hari ini upaya mereka tidak juga membuahkan hasil dalam menyelesaikan sengkarut antara Israel dan Palestina. Kalau dilihat-lihat, memang kejadiannya selalu begitu: perang, penghancuran, dan pembunuhan demi pembunuhan. Erdogan yang selalu lantang dan keras dalam membela kepentingan dunia Islam pun, hasilnya belum kelihatan dalam urusan Palestina dan Israel ini. Dunia Islam perlu format baru, cara baru dalam mengatasi masalah ini.

Jokowi dan nenek bertubuh pendek pemberani yang dipercaya Jokowi untuk menjadi menjadi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah menggetarkan PBB dan sidang-sidang OKI. Jokowi dan Retno adalah yang paling logis dan keras bersuara dalam menyelesaikan kekacauan di Timur Tengah ini. Mereka ingin perang dihentikan dan upaya pendudukan oleh Israel ke Palestina pun dihentikan. Pendudukan adalah masalah utamanya dan perang tidak akan pernah berhenti jika pendudukan masih dilakukan.


Jokowi dan Erdogan (Foto: riauone.com)


Kalau diperhatikan, Jokowi lebih keras dibandingkan Erdogan dalam bersikap terhadap Israel. Erdogan itu masih mau berhubungan dengan Israel, sedangkan Jokowi tidak pernah mau untuk berbicara dengan Israel dan Indonesia tetap konsisten tidak mau berhubungan dengan Israel selama mereka masih menduduki Palestina. Jadi, wajar jika Erdogan terus mendekat ke Jokowi untuk menitipkan keinginan dan pesannya dalam menyelesaikan konflik Palestina Vs Israel. Akhirnya, memang 57 pemimpin negara Islam menunjuk Jokowi untuk menjadi juru damai dan juru bicara mereka dalam bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Palestina.

Kita memang butuh solusi yang bukan hanya perang untuk menyelesaikan hal tersebut. Toh, perang tidak pernah berhenti dan selalu merugikan semuanya.

Sampurasun.

Tuesday, 31 October 2023

Marah-Marah Soal Gibran, Makin Aneh

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Mereka yang marah-marah soal Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto semakin aneh, narasinya semakin tidak masuk akal dan berantakan. Narasi yang dibangun adalah pihak Jokowi dan Prabowo mengubah undang-undang atau peraturan tentang batas usia Cawapres dengan menggunakan kekuasaan Hakim Ketua MK Anwar Usman yang juga paman Gibran. Kemudian, Prabowo menggunakan perubahan peraturan itu untuk mencalonkan Gibran sebagai Cawapresnya dan Jokowi ingin melanggengkan kekuasaannya melalui anaknya, Gibran.

            Begitu kan?

            Koreksi kalau saya salah.

            Ini adalah narasi yang aneh. Saya coba cari tahu lebih dalam, baca sana baca sini. Ternyata, yang menggugat soal peraturan usia untuk Cawapres itu bukan Prabowo dan bukan Jokowi, apalagi Gibran. Orang yang menggugat peraturan batas usia untuk presiden dan Cawapres harus di atas 40 tahun itu adalah Almas Tsaqibbirru, mahasiswa angkatan 2019, Fakultas Hukum, Universitas Surakarta (Unsa).


Almas Tsaqibbirru (Foto: Kabar 24 - Bisnis.com)


            Dia memang pengagum Gibran. Sebagai orang Solo dia merasa bahwa Gibran telah melakukan banyak perbaikan positif untuk Kota Solo. Setelah berdiskusi dengan teman-temannya di kampusnya, dia ingin menguji pengetahuannya tentang hukum, yaitu dengan cara mengajukan gugatan ke Mahkaman Konstitusi (MK) agar calon presiden dan Cawapres itu tidak harus selalu berusia 40 tahun ke atas. Batas usia itu menghalangi anak-anak muda yang berprestasi untuk menjadi presiden atau Wapres. Dia menggugat bahwa anak muda yang telah mampu menjadi gubernur, bupati, atau walikota dapat menjadi presiden atau wakil presiden meskipun usianya belum mencapai 40 tahun.

            Gugatannya ini ternyata diterima MK. Dia senang bukan main. Dia tidak menyangka bahwa gugatannya ini bakal viral dan dilaksanakan pada tahun ini juga. Dia mengaku tidak ada hubungannya dengan aktivitas politik Pilpres. Dia sendiri menolak kalau dijadikan Timses Gibran karena merasa itu bukan bidangnya. Dia merasa bahwa dirinya hanya cocok dalam aktivitas hukum, bukan politik. Foto Almas saya dapatkan dari Kabar 24 – Bisnis com.

            Jadi, jelas ya. Orang yang menggugat batas usia itu bukan Jokowi, Prabowo, maupun Gibran, melainkan Almas. Kalaupun Prabowo, Jokowi, dan Gibran menggunakan keputusan MK ini untuk mendorong Gibran menjadi Cawapres, itu sah secara hukum.

            Sekarang, soal Jokowi, Gibran, dan Kaesang menggunakan kekuasaan Anwar Usman yang juga keluarganya sebagai hakim MK untuk mengubah undang-undang tentang batas usia 40 itu. Hal ini pun sulit dipahami. Hakim itu bukan tentara yang harus selalu patuh kepada pemimpinnya meskipun perintahnya tidak dipahaminya. Kalau tentara itu, harus patuh kepada pemimpin meskipun dia tidak suka pada perintah itu. Berbeda dengan hakim. Hakim itu boleh berbeda pendapat, bisa jauh sekali pendapatnya di antara para hakim. Oleh sebab itu, hakim jumlahnya selalu ganjil, tidak pernah genap agar ada keputusan. Jumlah hakim itu selalu 1, 3, 5, 7, 9, dan seterusnya dalam jumlah yang ganjil. Kalau genap, bisa tidak menghasilkan keputusan karena jika diambil suara terbanyak, bisa draw hasilnya, imbang sehingga tak ada kepastian.  Saya bisa salah soal ini karena bukan ahli hukum. Jika di antara pembaca yang ahli hukum, koreksi saya jika salah. Saya sangat menghargainya.

            Hakim MK itu jumlahnya 9 orang, ganjil. Kalaupun ketuanya setuju tentang perubahan batas usia presiden dan Wapres, tetapi yang lain tidak setuju, suara terbanyak adalah yang harus dijadikan keputusan. Melihat hasilnya, tentu saja keputusan untuk mengubah batas usia itu adalah hasil dari suara terbanyak di antara para hakim. Artinya, Gibran dan siapa pun juga boleh maju menjadi presiden atau Wapres. So, meskipun hakim ketuanya adalah keluarganya, hanyalah satu suara hakim di antara 9 hakim yang ada. Jika hakim lain tidak setuju, kalahlah dia.

            Paham ya?

            Kalaupun Prabowo, Jokowi, dan Gibran menggunakan kesempatan itu untuk ikut dalam Pilpres, sekali lagi, itu adalah haknya. Kalaulah Jokowi memang ingin meneruskan program kerjanya lewat anaknya, itu juga haknya. Pada akhirnya, rakyat juga yang menjadi penguasa pada saat pemilihan. Rakyatlah yang menentukan siapa yang akan menjadi presiden dan Wapres berikutnya.

            Sampurasun.

Sunday, 29 October 2023

Hijab Mereka Mengguncangkan Dunia

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Pertama, Megawati Hangestri pemain voli asal Indonesia yang bermain untuk Red Sparks di Korea Selatan sudah dua kali mendapat anugerah “Most Valuable Player” (MVP) atau mudahnya adalah pemain terbaik dalam pertandingan. Dia sangat dikenal di Korea, bahkan kalau dia main dan disiarkan di televisi, apotek-apotek di Korea tutup karena ingin melihatnya. Dia dikagumi berbagai stasiun televisi Korea. Fotonya saya dapat dari sport TEMPO co.


Megawati Hangestri (Foto: sport - TEMPO co)
   

         Kedua, Putri Ariani adalah peraih “Golden Buzzer” di Amerika Serikat dalam ajang AGT. Meskipun tidak menjadi juara dalam AGT, dia sekarang memiliki penggemar dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Eropa, Arab, dan tentu saja Indonesia. Dia sangat dikenal di kalangan penikmat musik karena mampu menyanyi dengan suara jernih, bernada tinggi, dan penuh dengan penjiwaan sehingga bisa membuat orang menangis. Foto Putri saya dapatkan dari Suara com.


Putri Ariani (Foto: Suara com)

            Marsya (vokalis, gitar), Widi (bass), dan Sitti (drum) adalah para pemain band “Voice of Baceprot” (VOB) dengan genre rock metal. Mereka mampu menciptakan lagu dengan syair-syair menohok “on point”, jelas, keras, tanpa basa basi, dan langsung pada maknanya. Mereka digemari para penikmat musik cadas sehingga diundang di jantung musik rock metal, Wacken, Jerman. Foto mereka saya dapatkan dari Parapuan co.


Voice of Baceprot (Foto: Parapuan co)


            Mereka tetap berhijab dan berdakwah dengan hijabnya di bidangnya masing-masing. Mereka tetap shalat, tahajud, puasa, dan bershalawat. Mereka menunjukkan pada dunia bahwa hijab tidak menghalangi mereka untuk aktif dan berkarya. Mereka mengubur dugaan-dugaan yang keliru bahwa hijab akan mengganggu aktivitas atlet, menghalangi kreativitas, membuat terbelakang, dan berpikiran radikal berkecenderungan teror.

            Dulu-dulu banyak pertandingan olah raga yang melarang perempuan berhijab untuk ikut main, sekarang tidak lagi karena ada orang-orang seperti mereka. Dulu dunia banyak yang menganggap bahwa hijab membuat perempuan terbelakang, terpinggirkan, dan radikal. Kini tidak lagi dengan adanya mereka.

            VOB malah membuat lagu yang sangat terkenal di dunia berjudul PMS (Perempuan Merdeka Seutuhnya) yang syairnya campuran antara bahasa Inggris dan Indonesia. Mereka menentang orang-orang yang gemar mengharamkan ini itu tanpa dalil yang jelas, melawan orang-orang sok suci yang seolah-olah surga adalah diciptakan untuk orang-orang itu, mereka membenci perang, mereka muak dengan ceramah-ceramah yang hanya meninggikan kaum laki-laki, mereka memerangi dakwah-dakwah yang mengendalikan hidup orang lain untuk ditipu dan mengambil harta orang lain dengan menggunakan agama. Mereka hanya ingin hidup dalam dunia yang damai dan penuh warna.

            Perempuan-perempuan hebat itu telah mengenalkan hijab pada dunia sehingga dunia lebih menenerima hijab sebagai bagian dari kehidupan normal dan dapat bekerja sama untuk menjadikan dunia sebagai tempat hidup lebih baik, lebih menyenangkan, lebih harmonis sebelum alam akhirat nanti.

            Sampurasun.

Saturday, 28 October 2023

Gibran Pocong, Jokowi Telah Mati

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Para pendukung dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) banyak yang marah dan kecewa karena Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden RI mendampingi Prabowo Subianto. Salah satunya, mereka wujudkan kekesalan itu dengan melakukan demonstrasi di Yogyakarta seperti dalam foto yang saya dapatkan dari Kompas com. Mereka membuat pocong bertuliskan Gibran dan membuat keranda jenazah bertuliskan Jokowi. Mereka bertekad tidak akan lagi memperhatikan Jokowi dan Gibran. Baguslah.


Gibran Pocong Jokowi Telah Mati (Kompas.com)

            Memang seharusnya begitu. Anggap saja Gibran dan Jokowi sudah tidak ada di mata mereka. Tidak perlu lagi membicarakan Gibran atau Jokowi. Sudahlah, hentikan membicarakan mereka berdua. Kalau terus-terusan membicarakan keluarga itu, kalian kelihatan sekali takutnya, tampak sekali lemahnya, jelas sekali runtuhnya. Sebaiknya, berkonsentrasi saja lebih memperkenalkan dan menunjukkan kehebatan Ganjar Pranowo dan Mahfud M.D.. Ungkapkan rekam jejak positif Ganjar-Mahfud untuk Indonesia. Uraikan hasil karya mereka dalam memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia.

            Demikian pula, para pendukung Anies-Imin. Tak perlu ngomongin Jokowi dan Gibran. Buat apa ngomongin mereka, baik positif maupun negatif. Berkonsentrasi saja menunjukkan rekam jejak Anies-Imin dalam memberikan manfaat bagi rakyat. Apa saja hal berguna yang telah mereka lakukan sehingga rakyat paham benar bahwa mereka punya karya besar yang positif.

            Kalau bisa, jangan ucapkan berbagai janji karena janji itu baru rencana, belum terwujud, bahkan mungkin tidak akan pernah terwujud. Semua orang bisa berjanji dan berencana. Saya sendiri punya rencana membeli salah satu pulau kecil di Indonesia ini, tetapi itu kan baru rencana, harapan yang mungkin sama sekali tidak pernah terjadi. Sampaikan hal-hal yang sudah terjadi dan terasa oleh rakyat. Jangan banyak janji dan rencana.

            Jangan lagi bicarakan tentang Jokowi, Gibran, dan Prabowo. Mereka punya tim sendiri yang akan menyuarakan, mempromosikan, mengampanyekan, dan mengisahkan rekam jejak, keberhasilan, dan keunggulan mereka. Ketiganya punya pasukan setia yang akan menunjukkan kehebatan dan karya-karya luar biasa mereka untuk rakyat.

            Begitu ya.

            Sampurasun.

Tuesday, 24 October 2023

Senyum Mengerikan Iriana Jokowi

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Netizen merasa ngeri melihat senyuman Ibu Negara Iriana Jokowi ketika ditanya wartawan soal pendapatnya tentang anaknya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Bakal Calon Wakil Presiden RI mendampingi Bacapres Prabowo Subianto. Iriana hanya mengacungkan jempol tanpa berkata-kata sambil memberikan senyuman yang tidak pernah ada sebelumnya. Ribuan bahkan mungkin jutaan netizen pun berkomentar soal senyuman itu.


Iriana Jokowi (Foto: CNN Indonesia)

            Memang saya juga tidak pernah melihat Iriana tersenyum seperti itu, sebagaimana dalam foto yang saya dapatkan dari CNN Indonesia. Biasanya, Iriana tersenyum ramah manis dan tampak sederhana. Sejahat apa pun fitnah terhadap suaminya, Jokowi, makian, bulian, dan hinaan, Iriana tetap tersenyum berseri, bahkan sering terlihat jelas gigi rapinya. Lebih jauh lagi, hinaan terhadap dirinya yang disebut pembantu rumah tangga pun dihadapinya dengan tenang dan tetap tersenyum nyaman. Akan tetapi, senyuman kali ini yang disebut mengerikan itu membuat netizen menduga-duga, mereka-reka asumsi, menggabungkan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya.

            Dari pendapat para netizen itu, bisa diambil benang merahnya bahwa Iriana telah mengobarkan perang untuk melawan orang-orang yang menghalangi anaknya, memfitnah, menghina, mengecilkan, dan merendahkan anaknya. Tampaknya, siapa pun dia lawan. Dia seorang ibu yang melahirkan Gibran yang telah memiliki keluarga sendiri dan menjabat sebagai Walikota Solo. Iriana seolah-olah menegaskan bahwa Gibran sudah bukan anak kecil lagi. Gibran adalah kepala keluarga dan orang nomor satu di Kota Solo. Iriana sebagai ibunya akan berdiri di belakang anaknya untuk menaungi anaknya. Seperti itulah pendapat para netizen.

            Semestinya, memang kita tidak perlu heboh jika Gibran menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Tidak perlu marah, kecewa, menghina, memfitnah, ataupun membuli. Biasa saja. Ini demokrasi. Kalau suka sama Gibran, pilih dia. Kalau tidak suka, ya jangan dipilih. Kalau marah-marah tidak jelas, secara tidak langsung kalian sudah kalah duluan oleh Gibran. Kalian tidak ada apa-apanya selain rasa takut kalah dan iri atas kesempatan yang didapat orang lain.

            Bersikaplah biasa saja, hadapi demokrasi dengan enteng dan gembira. Siapa pun yang menang, punya tanggung jawab untuk membuat Indonesia lebih maju. Siapa pun yang kalah berkewajiban membantu yang menang untuk kebaikan rakyat Indonesia.

            Paham kan?

            Sampurasun.