Thursday 27 May 2010

Simposium Kebangsaan, Kasian Deh Lu

oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya
Beberapa waktu lalu, sejumlah politisi dan banyak rektor di Indonesia berkumpul, berembuk, dan berdiskusi dengan maksud menyusun sebuah panduan bagi politisi Indonesia agar dapat bekerja lebih baik dan sesuai dengan jiwa bangsa. Begitulah kira-kira yang saya pahami dari berita tentang simposium kebangsaan yang diberitakan media massa.

Saya yakin bahwa simposium itu terjadi karena keprihatinan atas perilaku politisi yang sudah terlihat jauh dari jati diri bangsa dan juga atas dorongan ingin menciptakan kehidupan Indonesia dengan lebih baik lagi.

Saya pun yakin hasil dari simposium itu akan melahirkan pemikiran-pemikiran yang hebat dan mulia. Maksudnya juga kan untuk memandu para politisi. Akan tetapi, saya sama sekali tidak yakin bahwa panduan itu akan digunakan sebagaimana yang diharapkan. Persoalannya adalah sekuat apa hasil simposium itu mengikat diri pribadi politisi. Dalam praktiknya, mereka itu lebih terikat pada partai, kepentingan politik, para sponsornya, tim suksesnya, serta pihak-pihak lain yang terkait dengan pemenangan dirinya menjadi penguasa. Dengan kata lain, panduan yang dihasilkan simposium itu hanya sekedar tulisan bermakna yang tak punya arti karena tidak akan terlaksana dengan baik.

Hasil dari simposium itu akan bisa terlaksana dengan baik secara utuh jika kita meninggalkan sistem demokrasi yang rapuh dan menjerumuskan manusia ke lembah kehinaan ini. Kita akan hidup lebih baik, lebih makmur, dan lebih punya harga diri jika menggunakan sistem hidup, sistem politik yang berasal dari nilai dan norma-norma diri sendiri, bukan mencontoh hidup orang lain yang nggak karu-karuan itu.

Demokrasi itu mendorong orang untuk curang, jahat, ingkar, dan menipu. Sepertinya itu indah demokrasi, tetapi sesungguhnya menjauhkan diri kita dari kemuliaan diri yang telah dianugerahkan Allah swt kepada kita.

Selama kita berdemokrasi, selama itu pula kita akan tersesat dan bingung. Selama itu pula kita akan kehilangan diri sendiri. Hasil dari simposium itu tak akan mampu mengembalikan kekuatan bangsa jika masih terus menggunakan sistem politik demokrasi.

Jadi, hasil dari simposium kebangsaan itu, …. kasian deh lu.

No comments:

Post a Comment