Saturday 14 January 2017

Buat Apa Mengkritik Soekarno, Zieq?

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Aneh benar nih Rizieq FPI.

            Untuk apa mengkritik Presiden Pertama RI Soekarno?

            Apa gunanya?

            Ada masalah apa kamu dengan Soekarno, Zieq?

            Pengen cari keributan?

            Kalau memang pengen ribut, kamu berhasil, Zieq. Sukmawati, puteri Soekarno, mempermasalahkan kamu, Zieq.

            Kritik kepada Soekarno itu pasti sudah terjadi dalam rapat-rapat atau sidang-sidang BPUPKI. Kritikan itu sudah diterima Soekarno dengan munculnya kesepakatan baru tentang Pancasila. Itu artinya persoalan itu sudah selesai. Soekarno dan pendiri bangsa lainnya sudah sepakat, diskusi sudah berakhir, perdebatan telah finish.

            Lalu, ngapain lagi mengkritik Soekarno dengan hal itu?

            Bukankah Soekarno telah menerimanya?

            Nggak ada kerjaan aja!

            Di dalam video yang beredar di youtube berdurasi 2 menit 15 detik, saya mendengar Rizieq mengatakan hal-hal yang berpotensi menyesatkan orang.

            Sejak pertama saya dengar dari video itu, kata-katanya tidak begitu jelas, tetapi lebih jelas ketika dia  mengatakan, “ … dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

            Segera saja saya mengambil kesimpulan bahwa dia mengatakan sila pertama dari Piagam Jakarta.

            Kalimat-kalimat berikutnya bagi saya Rizieq berpotensi menyesatkan orang lain.

            Dia berkata, “Ini Pancasila yang asli! Ini Pancasila yang otentik! Ini Pancasila yang disepakati oleh para pendiri bangsa kita!”

            Begitulah yang saya dengar. Kalau saya salah mendengar, beritahu saya. Saya pasti akan memperbaikinya.

            Dengan mengatakan Ini  Pancasila yang asli!, sudah pasti harus ada Pancasila yang palsu. Kata asli memiliki lawan kata palsu. Tidak ada yang asli jika tidak ada yang palsu. Kata asli ada karena ada kata palsu. Sesuatu disebut asli adalah untuk membedakan daripada yang palsu.

            Rizieq harus menjelaskan jika Piagam Jakarta adalah Pancasila yang asli, lalu mana yang palsu.

            Kalau Pancasila yang sekarang adalah palsu karena yang asli adalah Piagam Jakarta, apa namanya itu kalau bukan pelecehan, penghinaan, pengingkaran, dan penodaan terhadap Pancasila?

            Dengan mengatakan Ini Pancasila yang otentik!, Rizieq harus menjelaskan mana Pancasila yang tidak otentik.

            Kalau Pancasila yang sekarang adalah tidak otentik karena yang otentik adalah Piagam Jakarta, apa namanya itu kalau bukan pelecehan, penghinaan, pengingkaran, dan penodaan terhadap Pancasila?

            Dalam video berdurasi 2 menit 15 detik itu, Rizieq meneruskan, “Kalau begitu, Pancasila Soekarno dengan Piagam Jakarta sama atau beda?”

            Saya heran mengapa dia membandingkan Piagam Jakarta dengan usulan Soekarno?

            Mengapa dia hanya membandingkan Piagam Jakarta dengan usulan Soekarno, padahal yang mengusulkan rumusan dasar negara itu ada tiga orang, yaitu Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno?

            Lebih jauh lagi, Rizieq menegaskan, “Pancasila Soekarno, Ketuhanan di “pantat”. Pancasila Piagam Jakarta ada di kepala.”

            Kata “pantat” yang masuk ke telinga saya itu teramat kasar bagi manusia biasa dan teramat “kurang ajar” jika dialamatkan kepada Pemimpin Besar Revolusi Ir. Soekarno.

            Rizieq pun melanjutkan dengan pertanyaan, “Mana yang lebih bagus Pancasila Soekarno atau Piagam Jakarta?”

            Ini yang mengherankan saya.

            Mengapa membandingkan Pancasila Soekarno dengan Piagam Jakarta?

            Mengapa mempersoalkan letak sila “ketuhanan” dari Soekarno dengan Piagam Jakarta?

            Mengapa tidak sekalian kritik saja usulan lisan Muh. Yamin yang menempatkan ketuhanan pada sila ketiga dan usulan Prof. Dr. Soepomo yang menempatkan ketuhanan pada sila kedua?

            Kalau ketuhanan dari Soekarno dikatakan di “pantat”, mengapa tidak disebutkan ketuhanan Muh. Yamin ada di “punggung” dan ketuhanan Mr. Soepomo ada di “tengkuk”?

            Ada masalah apa kamu dengan Soekarno, Zieq?

            Ada-ada saja kamu, Zieq.

            Rizieq pun lebih menegaskan bahwa Pancasila Soekarno itu merupakan pendapat pribadi. Dalam hal ini, saya sangat setuju jika yang dimaksud Rizieq itu adalah Pancasila yang masih berupa usulan. Soekarno memang pribadi yang teramat hebat, pemikir ulung sehingga pendapat pribadinya diterima sebagai usulan. Sepanjang pengetahuan saya Soekarno adalah pribadi yang unggul bersama Muh. Yamin dan Mr. Soepomo yang pendapat pribadi ketiganya dijadikan rumusan Pancasila oleh Sidang BPUPKI. Tak ada orang lain lagi yang mengajukan usul untuk menjadi rumusan Pancasila, kecuali ketiga orang itu. Soekarno, Muh. Yamin, dan Soepomo adalah pelaku sejarah tak terbantahkan yang pikiran dan pendapat pribadinya berpengaruh pada dasar Negara Indonesia. Tak ada orang lain lagi, kecuali mereka. Mereka adalah orang-orang hebat.

            Mau tahu bagaimana proses pemikiran Soekarno ketika mendapatkan pemikiran tentang Pancasila yang kata Rizieq sila ketuhanan ada di pantat itu?

            Saya kasih tahu.

            “Malam sebelum 1 Juni, Saudara-saudara, saya menekukkan lutut ke hadirat Allah subhanahu wataala di Kebun Pegangsaan Timur 56, memohon petunjuk daripada Tuhan. Pada saat itu dengan segenap kerendahan budi, saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa: Ya Allah, Ya Rabbi, berikanlah petunjuk kepadaku apa yang besok pagi akan kukatakan sebab Engkau Ya Tuhanku mengerti apa yang ditanyakan kepadaku oleh Ketua Dokuritzu Zunbi Tjosakai itu bukan barang yang remeh, yaitu dasar daripada Indonesia Merdeka. Dasar daripada satu negara yang telah diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia berpuluh-puluh tahun dengan segenap penderitaannya, yang penderitaan-penderitaan itu sendiri telah aku melihatnya. Dasar daripada Negara Indonesia Merdeka yang menjadi salah satu unsur daripada Amanat Penderitaan Rakyat.

Aku, Ya Tuhan, telah Engkau beri kesempatan melihat penderitaan rakyat untuk mendatangkan Negara Indonesia yang Merdeka itu. Aku melihat pemimpin-pemimpin ribuan, puluhan ribu meringkuk di dalam penjara. Aku melihat rakyat menderita. Aku melihat orang-orang mengorbankan ia punya harta benda untuk tercapainya cita-cita ini. Aku melihat orang-orang didrel mati. Aku melihat orang naik tiang penggantungan.

Bahkan, aku pernah menerima surat sebagai berikut, ‘Bung Karno, besok aku akan meninggalkan dunia ini. Lanjutkanlah perjuangan kita ini.’

Ya Tuhan, Ya Allah, Ya Rabbi, berikanlah petunjuk kepadaku sebab besok pagi aku harus memberi jawaban atas pertanyaan yang maha penting ini.
Saudara-saudara, sesudah aku mengucapkan doa kepada Tuhan ini, saya merasa mendapat petunjuk. Saya merasa mendapat ilham yang berkata: Galilah apa yang hendak engkau jawabkan itu dari Bumi Indonesia sendiri. Galilah di dalam kalbunya rakyat Indonesia dan engkau akan mendapat apa yang harus dijadikan dasar daripada Negara Merdeka yang akan datang. Maka malam itu aku menggali, menggali di dalam ingatanku, menggali di dalam ciptaku, menggali di dalam Bumi Indonesia ini agar supaya sebagai hasil penggalian itu dapat dipakainya sebagai dasar daripada Negara Indonesia Merdeka yang akan datang…." (Pidato Bung Karno, 1 Juni 1964 pada peringatan 19 tahun lahirnya Pancasila).

            Coba perhatikan bagaimana Soekarno berpikir keras untuk mendapatkan rumusan Pancasila. Ia merenung dan menengadah ke langit pada malam hari. Berbicara kepada Allah swt untuk negaranya. Oleh sebab itu, tidak pantas jika menyandingkan orang yang telah berjasa dengan letih untuk Indonesia dengan kata “pantat”.

            Yah, apa pun yang saya tulis mengenai kata-kata Rizieq berdasarkan video berdurasi 2 menit 15 detik itu pasti ditolak Rizieq karena isi video itu telah ditolak Rizieq di Polda Jawa Barat. Jika yang saya tulis ini benar sesuai dengan isi video, pasti ditolak kebenarannya, apalagi jika salah, lebih ditolak lagi.

            Sayangnya, saya lebih mempercayai Kapolda Jawa Barat Anton Charliyan yang mengatakan di televisi bahwa hasil pemeriksaan polisi menunjukkan bahwa video itu isinya asli. Soal isi video itu sesungguhnya berdurasi hampir dua jam dan yang dijadikan masalah hanya 2 menit 15 detik, itu tidak masalah dan bukan persoalan karena materi yang dipermasalahkan oleh Sukmawati adalah yang 2 menit 15 detik itu. Mirip dengan video Ahok yang panjang, tetapi yang dipermasalahkan kan hanya yang tiga belas detik.

            Sama saja bukan?

            Bahkan, durasi video Rizieq lebih panjang, 2 menit 15 detik. Ahok malah lebih pendek, 13 detik.

            Saya ingin menasihati Rizieq dan orang-orang semacam dia dengan ajaran Sunda.

            Sing asak-asak ngejo bisi tutung jagana. Sing asak-asak nenjo bisi kaduhung jagana.

            Sing asak-asak ngejo bisi tutung jagana, ‘kalau masak nasi harus benar-benar matang supaya tidak gosong’. Sing asak-asak nenjo bisi kaduhung jagana, ‘perhatikan benar-benar segala sesuatu agar tidak menyesal di kemudian hari’.

            Maksudnya, jika akan berkata atau bertindak, harus dipikirkan matang-matang supaya tidak menimbulkan penyesalan pada kemudian hari.

            Sampurasun.


            Cag.

No comments:

Post a Comment