oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Aneh benar nih Rizieq FPI.
Untuk apa mengkritik Presiden Pertama RI Soekarno?
Apa gunanya?
Ada masalah apa kamu dengan Soekarno, Zieq?
Pengen cari keributan?
Kalau memang pengen ribut, kamu berhasil, Zieq.
Sukmawati, puteri Soekarno, mempermasalahkan kamu, Zieq.
Kritik kepada Soekarno itu pasti sudah terjadi dalam
rapat-rapat atau sidang-sidang BPUPKI. Kritikan itu sudah diterima Soekarno
dengan munculnya kesepakatan baru tentang Pancasila. Itu artinya persoalan itu sudah
selesai. Soekarno dan pendiri bangsa lainnya sudah sepakat, diskusi sudah
berakhir, perdebatan telah finish.
Lalu, ngapain lagi mengkritik Soekarno dengan hal itu?
Bukankah Soekarno telah menerimanya?
Nggak ada kerjaan aja!
Di dalam video yang beredar di youtube berdurasi 2 menit
15 detik, saya mendengar Rizieq mengatakan hal-hal yang berpotensi menyesatkan
orang.
Sejak pertama saya dengar dari video itu, kata-katanya
tidak begitu jelas, tetapi lebih jelas ketika dia mengatakan, “ … dengan menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Segera saja saya mengambil kesimpulan bahwa dia
mengatakan sila pertama dari Piagam Jakarta.
Kalimat-kalimat berikutnya bagi saya Rizieq berpotensi
menyesatkan orang lain.
Dia berkata, “Ini Pancasila yang asli! Ini Pancasila yang
otentik! Ini Pancasila yang disepakati oleh para pendiri bangsa kita!”
Begitulah yang saya dengar. Kalau saya salah mendengar,
beritahu saya. Saya pasti akan memperbaikinya.
Dengan mengatakan Ini Pancasila yang asli!, sudah pasti harus
ada Pancasila yang palsu. Kata asli
memiliki lawan kata palsu. Tidak ada yang asli jika tidak ada yang palsu. Kata asli
ada karena ada kata palsu. Sesuatu disebut asli adalah untuk membedakan
daripada yang palsu.
Rizieq harus menjelaskan jika Piagam Jakarta adalah
Pancasila yang asli, lalu mana yang palsu.
Kalau Pancasila yang sekarang adalah palsu karena yang
asli adalah Piagam Jakarta, apa namanya itu kalau bukan pelecehan, penghinaan,
pengingkaran, dan penodaan terhadap Pancasila?
Dengan mengatakan Ini
Pancasila yang otentik!, Rizieq harus menjelaskan mana Pancasila yang tidak otentik.
Kalau Pancasila yang
sekarang adalah tidak otentik karena yang otentik adalah Piagam Jakarta, apa
namanya itu kalau bukan pelecehan, penghinaan, pengingkaran, dan penodaan
terhadap Pancasila?
Dalam video berdurasi 2 menit 15 detik itu, Rizieq
meneruskan, “Kalau begitu, Pancasila Soekarno dengan Piagam Jakarta sama atau
beda?”
Saya heran mengapa dia membandingkan Piagam Jakarta
dengan usulan Soekarno?
Mengapa dia hanya membandingkan Piagam Jakarta dengan
usulan Soekarno, padahal yang mengusulkan rumusan dasar negara itu ada tiga
orang, yaitu Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo,
dan Ir. Soekarno?
Lebih jauh lagi, Rizieq menegaskan, “Pancasila Soekarno, Ketuhanan
di “pantat”. Pancasila Piagam Jakarta ada di kepala.”
Kata “pantat” yang masuk ke telinga saya itu teramat
kasar bagi manusia biasa dan teramat “kurang ajar” jika dialamatkan kepada
Pemimpin Besar Revolusi Ir. Soekarno.
Rizieq pun melanjutkan dengan pertanyaan, “Mana yang
lebih bagus Pancasila Soekarno atau Piagam Jakarta?”
Ini yang mengherankan saya.
Mengapa membandingkan Pancasila Soekarno dengan Piagam
Jakarta?
Mengapa mempersoalkan letak sila “ketuhanan” dari
Soekarno dengan Piagam Jakarta?
Mengapa tidak sekalian kritik saja usulan lisan Muh.
Yamin yang menempatkan ketuhanan pada sila ketiga dan usulan Prof. Dr. Soepomo
yang menempatkan ketuhanan pada sila kedua?
Kalau ketuhanan dari Soekarno dikatakan di “pantat”,
mengapa tidak disebutkan ketuhanan Muh. Yamin ada di “punggung” dan ketuhanan
Mr. Soepomo ada di “tengkuk”?
Ada masalah apa kamu dengan Soekarno, Zieq?
Ada-ada saja kamu, Zieq.
Rizieq pun lebih menegaskan bahwa Pancasila Soekarno itu merupakan pendapat pribadi. Dalam hal ini,
saya sangat setuju jika yang dimaksud Rizieq itu adalah Pancasila yang masih
berupa usulan. Soekarno memang pribadi yang teramat hebat, pemikir ulung
sehingga pendapat pribadinya diterima sebagai usulan. Sepanjang pengetahuan
saya Soekarno adalah pribadi yang unggul bersama Muh. Yamin dan Mr. Soepomo
yang pendapat pribadi ketiganya dijadikan rumusan
Pancasila oleh Sidang BPUPKI. Tak ada orang lain lagi yang mengajukan usul
untuk menjadi rumusan Pancasila, kecuali ketiga orang itu. Soekarno, Muh.
Yamin, dan Soepomo adalah pelaku sejarah tak terbantahkan yang pikiran dan
pendapat pribadinya berpengaruh pada dasar Negara Indonesia. Tak ada orang lain
lagi, kecuali mereka. Mereka adalah orang-orang hebat.
Mau tahu bagaimana proses pemikiran Soekarno ketika
mendapatkan pemikiran tentang Pancasila yang kata Rizieq sila ketuhanan ada di
pantat itu?
Saya kasih tahu.
“Malam sebelum 1
Juni, Saudara-saudara, saya menekukkan lutut ke hadirat Allah subhanahu wataala
di Kebun Pegangsaan Timur 56, memohon petunjuk daripada Tuhan. Pada saat itu
dengan segenap kerendahan budi, saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa: Ya
Allah, Ya Rabbi, berikanlah petunjuk kepadaku apa yang besok pagi akan
kukatakan sebab Engkau Ya Tuhanku mengerti apa yang ditanyakan kepadaku oleh
Ketua Dokuritzu Zunbi Tjosakai itu bukan barang yang remeh, yaitu dasar
daripada Indonesia Merdeka. Dasar daripada satu negara yang telah diperjuangkan
oleh seluruh rakyat Indonesia berpuluh-puluh tahun dengan segenap
penderitaannya, yang penderitaan-penderitaan itu sendiri telah aku melihatnya.
Dasar daripada Negara Indonesia Merdeka yang menjadi salah satu unsur daripada
Amanat Penderitaan Rakyat.
Aku,
Ya Tuhan, telah Engkau beri kesempatan melihat penderitaan rakyat untuk
mendatangkan Negara Indonesia yang Merdeka itu. Aku melihat pemimpin-pemimpin
ribuan, puluhan ribu meringkuk di dalam penjara. Aku melihat rakyat menderita.
Aku melihat orang-orang mengorbankan ia punya harta benda untuk tercapainya
cita-cita ini. Aku melihat orang-orang didrel mati. Aku melihat orang naik
tiang penggantungan.
Bahkan,
aku pernah menerima surat sebagai berikut, ‘Bung Karno, besok aku akan
meninggalkan dunia ini. Lanjutkanlah perjuangan kita ini.’
Ya
Tuhan, Ya Allah, Ya Rabbi, berikanlah petunjuk kepadaku sebab besok pagi aku
harus memberi jawaban atas pertanyaan yang maha penting ini.
Saudara-saudara,
sesudah aku mengucapkan doa kepada Tuhan ini, saya merasa mendapat petunjuk.
Saya merasa mendapat ilham yang berkata: Galilah
apa yang hendak engkau jawabkan itu dari Bumi Indonesia sendiri. Galilah di
dalam kalbunya rakyat Indonesia dan engkau akan mendapat apa yang harus
dijadikan dasar daripada Negara Merdeka yang akan datang. Maka malam itu
aku menggali, menggali di dalam ingatanku, menggali di dalam ciptaku, menggali
di dalam Bumi Indonesia ini agar supaya sebagai hasil penggalian itu dapat
dipakainya sebagai dasar daripada Negara Indonesia Merdeka yang akan
datang…." (Pidato Bung Karno, 1 Juni 1964 pada
peringatan 19 tahun lahirnya Pancasila).
Coba perhatikan bagaimana Soekarno berpikir keras untuk
mendapatkan rumusan Pancasila. Ia merenung dan menengadah ke langit pada malam
hari. Berbicara kepada Allah swt untuk negaranya. Oleh sebab itu, tidak pantas
jika menyandingkan orang yang telah berjasa dengan letih untuk Indonesia dengan
kata “pantat”.
Yah, apa pun yang saya tulis mengenai kata-kata Rizieq
berdasarkan video berdurasi 2 menit 15 detik itu pasti ditolak Rizieq karena
isi video itu telah ditolak Rizieq di Polda Jawa Barat. Jika yang saya tulis
ini benar sesuai dengan isi video, pasti ditolak kebenarannya, apalagi jika
salah, lebih ditolak lagi.
Sayangnya, saya lebih mempercayai Kapolda Jawa Barat
Anton Charliyan yang mengatakan di televisi bahwa hasil pemeriksaan polisi menunjukkan
bahwa video itu isinya asli. Soal isi video itu sesungguhnya berdurasi hampir
dua jam dan yang dijadikan masalah hanya 2 menit 15 detik, itu tidak masalah
dan bukan persoalan karena materi yang dipermasalahkan oleh Sukmawati adalah
yang 2 menit 15 detik itu. Mirip dengan video Ahok yang panjang, tetapi yang
dipermasalahkan kan hanya yang tiga belas detik.
Sama saja bukan?
Bahkan, durasi video Rizieq lebih panjang, 2 menit 15
detik. Ahok malah lebih pendek, 13 detik.
Saya ingin menasihati Rizieq dan orang-orang semacam dia dengan
ajaran Sunda.
Sing asak-asak
ngejo bisi tutung jagana. Sing asak-asak nenjo bisi kaduhung jagana.
Sing asak-asak ngejo bisi tutung
jagana, ‘kalau masak nasi harus benar-benar matang supaya tidak
gosong’. Sing asak-asak nenjo bisi
kaduhung jagana, ‘perhatikan benar-benar segala sesuatu agar tidak menyesal
di kemudian hari’.
Maksudnya, jika akan berkata atau bertindak, harus
dipikirkan matang-matang supaya tidak menimbulkan penyesalan pada kemudian
hari.
Sampurasun.
Cag.
No comments:
Post a Comment