oleh Tom Finaldin
Bandung, Putera Sang Surya
Kalau
ingin menyelesaikan masalah secara kekeluargaan tanpa masuk ke wilayah hukum,
seharusnya Rizieq menyelesaikan dulu masalah dengan dirinya sendiri. Saya
melihat Rizieq itu bermasalah dengan dirinya sendiri. Ia sebenarnya tidak
sedang berseteru dengan orang lain, tetapi sibuk dengan dirinya sendiri. Akibatnya,
kata-katanya sering tidak lurus, bahkan aneh.
Coba perhatikan soal logo di uang
kertas. Orang-orang lain tidak melihat ada lambang palu arit, tetapi dia bilang
itu mirip palu arit. Lalu, mempengaruhi orang lain supaya pendapatnya sama
dengan dia. Padahal, secara resmi logo itu bukanlah palu arit. Perhatikan pula
bagaimana ia menyalahkan Kapolda Jawa Barat Anton Charliyan karena ada
bentrokan antara FPI dengan Ormas-Ormas kesundaan. Sebetulnya kan yang harus
disalahkan adalah dirinya sendiri karena bawa massa banyak-banyak seenaknya tanpa
ada izin, akhirnya memprovokasi kelompok lain untuk mengerahkan massa yang juga
sangat banyak. Perhatikan pula bagaimana dia menanggapi pidato Megawati
Soekarnoputri yang menurutnya mengandung penghinaan terhadap Islam. Padahal,
jika dilihat dan didengarkan, tak ada satu pun kalimat dari Megawati yang
mengandung penghinaan terhadap Islam. Kalau mau jujur, pernyataan Ahok di
Kepulauan Seribu pun tak mengandung penghinaan terhadap Islam dan ulama, baik
secara bahasa Indonesia maupun secara tafsir. Akan tetapi, Rizieq mencoba terus
berulang-ulang meyakinkan orang lain, bahkan mendesak aparat untuk membuat Ahok
benar-benar disalahkan sebagai penista Al Quran.
Tentang tafsir QS Al Maidaah : 51,
saya sudah menuliskan pendapat saya berdasarkan Tafsir
Qur’an per Kata: Dilengkapi Asbabun Nuzul dan Terjemah yang
disusun Dr. Ahmad Hatta, M.A.. Tafsir itu pun merujuk pada penafsiran Ibnu Katsir. Di samping itu, saya pun
menggunakan Sejarah Hidup Muhammad yang
disusun oleh Mohammad Haekal untuk memahami apa sesungguhnya yang terjadi pada
saat QS Al Maidaah : 51 itu turun. Kesimpulan yang saya dapatkan adalah QS Al
Maaidah : 51 sama sekali tidak berhubungan dalam memilih pemimpin di Indonesia
dalam sistem politik demokrasi. Hal itu menunjukkan bahwa QS Al Maaidah : 51
sangat tidak tepat untuk digunakan sebagai alat menarik kaum muslimin dalam
memilih pemimpin berdasarkan agamanya. Tulisan saya tentang hal ini dapat
Saudara baca pada tulisan yang berjudul Terlalu
Sering Ayat Al Quran Digunakan sebagai Alat untuk Berbohong. Masih di blog
ini juga. Cari saja.
Tentang pendapat saya bahwa tidak
ada kata-kata Ahok di Kepulauan Seribu yang mengandung unsur penistaan secara
bahasa Indonesia. Saya akan segera menuliskannya di blog ini. Saya sesungguhnya
menunggu para ahli menjelaskannya di media televisi, tetapi sampai saat ini
saya tidak melihatnya. Jadi, saya akan coba menjelaskannya dalam bahasa
Indonesia yang saya pahami pada waktu yang lain. Tenang saja. Mudah-mudahan
saya ada waktu dan energi untuk menuliskannya. Insyaallah.
Kembali pada keanehan Rizieq. Setelah
banyak orang yang gerah terhadap Rizieq dengan melaporkan berbagai hal yang
diduga merupakan pelanggaran hukum, Rizieq tampaknya mulai tertekan.
Dalam kompas.com Rizieq
mengatakan hal yang sangat lucu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa,
(17/1/2017), “Janganlah kita coba saling lapor karena ini bisa mengantarkan
pada konflik horizontal. Mestinya kepolisian menjembatani."
Lho, kok bisa dia bilang seperti itu?
Lucu sekali.
Bukankah dia sendiri yang memulai aksi saling lapor?
Akan tetapi, dia sendiri yang tidak menginginkan situasi
saling lapor terjadi. Aneh sekaligus menggelikan. Dia yang memulai, dia pula
yang ingin mengakhiri.
Mirip lagu dangdut kan?
Coba ingat-ingat. Ketika dilaporkan oleh Ormas kesundaan
terkait penghinaannya atas sampurasun yang
dia plesetkan menjadi campur racun, Rizieq
bukannya berani menghadapi laporan itu, melainkan melaporkan balik Dedi
Mulyadi, Bupati Purwakarta, atas penghinaan terhadap Islam.
Bukankah itu tindakan saling lapor yang dimulai oleh
Rizieq sendiri?
Coba ingat lagi. Ketika dilaporkan
oleh Sukmawati Soekarnoputri atas dugaan penghinaan terhadap Pancasila dan
Proklamator Ir. Soekarno, Rizieq bukannya dengan gagah berani menghadapi,
melainkan berniat melaporkan balik Soekarnoputri.
Bukankah itu merupakan niat Rizieq untuk
melakukan aksi saling lapor?
Coba analisa lagi. Ketika Kapolda Jawa
Barat Anton Charliyan mulai serius memeriksa Rizieq untuk menanggapi laporan
Sukmawati, Rizieq malah menggunakan gerombolannya untuk beraksi meminta Polri memecat
Anton Charliyan dengan alasan adanya keributan antara FPI dan GMBI. Padahal,
dia sendiri yang bawa gerombolan banyak-banyak.
Bukankah itu merupakan tindakan yang
termasuk dalam kategori aksi saling lapor yang dilakukan Rizieq?
Coba duga lagi. Ketika Kapolda Metro
Jaya mulai serius pula menanggapi laporan masyarakat atas dugaan pelanggaran
yang dilakukan Rizieq, Rizieq malah meminta Kapolda untuk dicopot dengan dugaan
melakukan provokasi saat terjadi demonstrasi.
Bukankah itu merupakan tindakan yang
termasuk pula dalam kategori aksi saling lapor yang dilakukan Rizieq?
Aneh memang ini Rizieq. Ia ingin
bebas melaporkan orang lain, tetapi tidak ingin orang lain melaporkan dirinya. Padahal,
ia sendiri yang mulai sedikit-sedikit laporan, sedikit-sedikit bikin laporan.
Sedikit-sedikit bawa massa, sedikit-sedikit teriak-teriak.
Ia memang sudah seharusnya merasakan
tekanan luar biasa karena wajib mempertanggungjawabkan segala hal yang telah
dilakukannya. Apalagi keinginannya untuk melakukan mediasi dengan pihak-pihak yang
melaporkannya menemui jalan yang lumayan sulit, bahkan bisa pula buntu. Paling
tidak, PDI-P sudah menyatakan dukungan kepada Polri untuk tidak perlu ragu
menangkap Rizieq.
Meskipun demikian, sesungguhnya ada
jalan yang bisa ditempuh Rizieq dengan baik-baik dan berpotensi melepaskannya
dari seluruh jeratan hukum. Syaratnya, Rizieq harus bersungguh-sungguh
menjalankannya dengan menanggalkan seluruh keangkuhan dirinya.
Saya sebagai orang Islam memiliki
kewajiban untuk “saling menasihati” agar setiap muslim memiliki kebaikan dan
kesabaran dalam menjalani hidup ini. Sebenarnya, beberapa tulisan saya
merupakan nasihat buat Rizieq. Akan tetapi, mungkin dia masih enggan untuk
mengikuti nasihat saya. Terserah dia.
Sekarang ada lagi nasihat buat kamu,
Zieq.
Kalau benar-benar ingin melepaskan
diri dari jeratan hukum, hal pertama yang harus dilakukan Rizieq adalah meminta
maaf kepada orang Sunda atas penghinaannya terhadap kata mulia sampurasun. Semua hal yang membuat hidup
Rizieq menjadi sangat berat dalam kasus hukum, berawal dari penghinaannya itu
sebenarnya. Minta maaflah dengan tulus sampai mata dan seluruh raut muka Rizieq
menunjukkan benar-benar ketulusan. Tak perlu malu dan tak perlu sungkan karena
orang Sunda yang hidup dengan kesundaannya tidak akan pernah menertawakan atau
merendahkan orang-orang yang berbuat baik. Bahkan, mereka akan menjadikan
Rizieq sebagai saudara.
Mau kan hidup penuh dengan rasa
persaudaraan?
Kalau mau hidup dengan perselisihan,
ya terserah kamu saja, Zieq.
Jika permohonan maaf itu telah dilakukan,
silaturahmilah dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Minta maaflah atas
laporan yang telah dilakukan Rizieq terhadap Dedi Mulyadi karena sesungguhnya
Dedi tidak melakukan penghinaan kepada Islam. Kalau ada dari tulisan Dedi yang
belum dipahami dengan baik oleh Rizieq, tanyalah kepada Dedi tentang buku Dedi
itu, berdiskusilah dengan baik. Hal itu akan menguatkan pemahaman Islam dan
keimanan masing-masing. Kemudian, cabut laporan terhadap Dedi ke polisi. Itu
sangat terhormat, menumbuhkan persaudaraan, dan menghindarkan konflik-konflik
horizontal.
Saya yakin Dedi Mulyadi akan
menerima dengan baik jika Rizieq berniat menghubungkan tali silaturahmi dengan
baik. Tidak perlu ragu karena Allah swt sangat meridhoi orang-orang yang
menyambungkan tali silaturahmi.
Apabila Rizieq mampu melakukan hal
itu, yakinilah Ormas Sunda pun akan mencabut laporannya atas penghinaan terhadap
sampurasun itu. Hal itu pun akan
mendorong orang-orang lain di seluruh Indonesia ini yang telah melaporkan
Rizieq berpikir ulang untuk terus-menerus menginginkan Rizieq dipenjara.
Orang-orang yang menolak Rizieq untuk datang ke daerahnya pun akan mulai
membuka diri terhadap kehadiran Rizieq. Orang Indonesia itu pada dasarnya
orang-orang baik yang tidak menginginkan huru-hara dan permusuhan. Orang
Indonesia itu pada dasarnya orang-orang damai yang terhormat. Mereka akan mudah
memaafkan Rizieq dan mencabut apa pun laporan yang bisa menjerat Rizieq ke
dalam proses hukum. Yakinilah hal itu. Megawati dan PDI-P pun akan dengan sangat
cair untuk berdialog dengan baik jika melihat bahwa Rizieq berusaha dengan
tulus memperbaiki hubungannya dengan orang-orang lain. Insyaallah.
Minta maaf dulu dengan tulus kepada
orang Sunda jika ingin terbebas dari segala jeratan hukum karena dari sanalah
segalanya dimulai. Akan tetapi, jika itu tidak dilakukan, jangan harap akan
terbebas dari jeratan hukum. Orang-orang yang saat ini sedang kesal terhadap
Rizieq, akan lebih meningkatkan lagi kekesalannya dan akan bertepuk tangan
sambil tertawa gembira jika Rizieq duduk di kursi pesakitan. Bahkan, hal yang
lebih parah adalah akan semakin banyak orang yang mencoba mencari-cari
kesalahan Rizieq, FPI, dan orang-orang kepercayaan Rizieq untuk kemudian
dilaporkan pada pihak kepolisian sebagai pelanggar hukum dan penoda keyakinan.
Itu akan membuat hidup semakin sulit.
Jangan heran dan jangan kaget jika
ada orang-orang yang kemudian mendatangi kantor polisi untuk melaporkan Rizieq,
FPI, dan orang-orang dekatnya dengan kasus macam-macam yang belum bisa
diperkirakan.
Bukankah Novel sudah mulai khawatir
atas tuduhan “kesaksian palsu”?
Bukankah Munarman sudah mulai
terjerat hukum karena dianggap meresahkan kehidupan harmonis di Bali?
Jangan lagi menggunakan massa untuk
menghindar dari segala tanggung jawab hukum karena itu akan menimbulkan konflik
horizontal dan meruntuhkan kehormatan diri. Apalagi jika sudah terjadi korban
manusia, Allah swt pasti akan meminta pertanggungjawaban atas hal itu kelak
dengan sangat berat.
Daripada harus menghadapkan massa
untuk bertarung, lebih baik menyodorkan kedua tangan untuk bersalaman,
bersaudara, dan berangkulan dengan damai. Itu lebih baik karena Allah swt
sangat mencintai kasih, sayang, cinta, dan perdamaian.
Begitu Zieq, nasihat dari saya.
Lakukan sekarang juga dari hal yang paling kecil mulai dari diri sendiri.
No comments:
Post a Comment