Friday, 14 May 2021

Jangan Bela Palestina dengan Hoax

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Palestina telah berulang-ulang mendapatkan perlakuan buruk dan keji oleh pasukan Israel. Tentunya, penderitaan warga Palestina menumbuhkan rasa simpati dan empati manusia. Banyak kecaman kepada Israel dan dukungan kepada Palestina. Bentuk dukungannya bermacam-macam dan itu bagus. Banyak pemerintah dari berbagai negara dan warga dunia yang ingin menghentikan kekejaman Israel kepada Palestina, baik mendesak PBB atau menggalang solidaritas sesama manusia untuk menyelesaikan situasi.

            Berbagai dukungan itu sangat bagus dan bermanfaat. Akan tetapi, dukungan itu akan rusak jika ditambah-tambahi dengan hoax, ‘berita bohong’ atau ‘berita palsu’ yang jelas menyesatkan. Contohnya, banyak beredar video atau foto yang menggambarkan bahwa pasukan Turki telah datang ke Palestina untuk melawan Israel. Penayangan video atau postingan foto-foto tersebut jelas merupakan dukungan untuk Palestina dan menguatkan harapan para pendukung Palestina di seluruh dunia. Sayangnya, penayangan atau postingan tersebut adalah palsu, hoax, misleading, yang akhirnya menyesatkan.

Ketika saya melihat postingan-postingan itu, segera saja timbul banyak pertanyaan.

Semudah itukah Turki memasukkan angkatan perang ke Palestina?

Mengapa baru sekarang mengirimkan pasukan, bukankah kekejaman Israel sudah terjadi sejak dulu?

Bagaimana reaksi PBB?

Seberapa besar penolakan dan kecaman negara-negara pendukung Israel terhadap Turki?

Bagaimana pula reaksi Israel terhadap kedatangan pasukan Turki untuk melawan dirinya?

Masih banyak pertanyaan tentang hal itu dan tidak ada jawabannya karena itu adalah berita palsu.

Saya jadi teringat ketika Israel melarang helikopter Angkatan Udara Yordania yang mengangkut Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi memasuki wilayah Palestina untuk melantik Konsul Kehormatan di Ramallah. Begitulah Israel, seorang menteri dari Indonesia saja mereka tahu dan melarangnya untuk masuk ke Palestina. Akibatnya, Yordania, Palestina, dan Indonesia pun mengubah rencana. Para pejabat Palestina, Menlu RI Retno Marsudi, Yordania, dan negara-negara lain yang diundang hadir pun akhirnya melangsungkan upacara pelantikan di Amman, Kedubes RI, di Yordania.

Coba perhatikan upacara pelantikan saja diketahui dan dicegah Israel untuk terlaksana di Palestina. Apalagi menggelar pasukan di Palestina, pasti jadi insiden internasional.

Sebetulnya sih, Israel welcome, mempersilahkan Retno Marsudi untuk masuk wilayah Palestina. Syaratnya adalah Retno Marsudi mau berkunjung ke Tel Aviv, Israel untuk bertemu dengan para pemimpin Israel. Akan tetapi, Menlu RI Retno  Marsudi menolak untuk bertemu dan berdialog langsung dengan Israel. Akibatnya, Israel marah dan melarang Retno Marsudi untuk masuk wilayah Palestina.

Soal video hoax pasukan Turki itu pun sudah diklarifikasi medcom.id bahwa video yang diklaim pasukan Turki tiba di Palestina itu adalah video pada 2018 ketika Turki memerangi pemberontak Kurdi bukan buat menyerang Israel.

Hoax itu, baik video, foto, maupun narasi sangat merugikan. Di Indonesia sudah banyak yang merasakannya. Pelaku dan pendukung hoax sudah banyak yang ditangkap. Harapannya juga palsu semua karena tidak nyata yang akhirnya rugi karena memang  PHP. Disangkanya untung, nyatanya rugi. Disangkanya menang, nyatanya kalah. Berharap Turki melawan pasukan Israel karena hoax, nyatanya cuma PHP karena memang tidak ada kenyataannya.

Sampai tulisan ini dibuat, nggak pertempuran antara Turki dengan Israel terkait konflik Israel dan Palestina baru-baru ini, iya kan?

Itu karena kebohongan.

Membela Palestina itu sebaiknya berdasarkan kenyataan, fakta, dan tidak perlu PHP atau tertipu hoax. Hal yang jelas itu adalah Presiden Turki Erdogan menggertak atau mengancam untuk menggelar pasukan dan mendesak dunia internasional untuk menghentikan kekerasan Israel kepada Palestina. Itu benar sebagaimana pemerintah Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bersikap tegas kepada Israel dan usulan DPR RI agar negara-negara yang tergabung dalam Oki untuk menggelar KTT dalam menyikapi kekerasan Israel.

Jangan membela palestina dengan hoax karena hanya harapan palsu, PHP, dan memang tidak ada kenyataannya. Rugi sendiri.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment