oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Palestina telah
berulang-ulang mendapatkan perlakuan buruk dan keji oleh pasukan Israel.
Tentunya, penderitaan warga Palestina menumbuhkan rasa simpati dan empati
manusia. Banyak kecaman kepada Israel dan dukungan kepada Palestina. Bentuk
dukungannya bermacam-macam dan itu bagus. Banyak pemerintah dari berbagai negara
dan warga dunia yang ingin menghentikan kekejaman Israel kepada Palestina, baik
mendesak PBB atau menggalang solidaritas sesama manusia untuk menyelesaikan
situasi.
Berbagai dukungan itu sangat bagus dan bermanfaat. Akan
tetapi, dukungan itu akan rusak jika ditambah-tambahi dengan hoax, ‘berita
bohong’ atau ‘berita palsu’ yang jelas menyesatkan. Contohnya, banyak beredar video
atau foto yang menggambarkan bahwa pasukan Turki telah datang ke Palestina
untuk melawan Israel. Penayangan video atau postingan foto-foto tersebut jelas
merupakan dukungan untuk Palestina dan menguatkan harapan para pendukung Palestina
di seluruh dunia. Sayangnya, penayangan atau postingan tersebut adalah palsu,
hoax, misleading, yang akhirnya menyesatkan.
Ketika
saya melihat postingan-postingan itu, segera saja timbul banyak pertanyaan.
Semudah
itukah Turki memasukkan angkatan perang ke Palestina?
Mengapa
baru sekarang mengirimkan pasukan, bukankah kekejaman Israel sudah terjadi
sejak dulu?
Bagaimana
reaksi PBB?
Seberapa
besar penolakan dan kecaman negara-negara pendukung Israel terhadap Turki?
Bagaimana
pula reaksi Israel terhadap kedatangan pasukan Turki untuk melawan dirinya?
Masih
banyak pertanyaan tentang hal itu dan tidak ada jawabannya karena itu adalah berita
palsu.
Saya
jadi teringat ketika Israel melarang helikopter Angkatan Udara Yordania yang
mengangkut Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi memasuki
wilayah Palestina untuk melantik Konsul Kehormatan di Ramallah. Begitulah
Israel, seorang menteri dari Indonesia saja mereka tahu dan melarangnya untuk
masuk ke Palestina. Akibatnya, Yordania, Palestina, dan Indonesia pun mengubah
rencana. Para pejabat Palestina, Menlu RI Retno Marsudi, Yordania, dan negara-negara
lain yang diundang hadir pun akhirnya melangsungkan upacara pelantikan di Amman,
Kedubes RI, di Yordania.
Coba
perhatikan upacara pelantikan saja diketahui dan dicegah Israel untuk
terlaksana di Palestina. Apalagi menggelar pasukan di Palestina, pasti jadi
insiden internasional.
Sebetulnya
sih, Israel welcome, mempersilahkan
Retno Marsudi untuk masuk wilayah Palestina. Syaratnya adalah Retno Marsudi mau
berkunjung ke Tel Aviv, Israel untuk bertemu dengan para pemimpin Israel. Akan
tetapi, Menlu RI Retno Marsudi menolak
untuk bertemu dan berdialog langsung dengan Israel. Akibatnya, Israel marah dan
melarang Retno Marsudi untuk masuk wilayah Palestina.
Soal
video hoax pasukan Turki itu pun sudah diklarifikasi medcom.id bahwa video yang
diklaim pasukan Turki tiba di Palestina itu adalah video pada 2018 ketika Turki
memerangi pemberontak Kurdi bukan buat menyerang Israel.
Hoax
itu, baik video, foto, maupun narasi sangat merugikan. Di Indonesia sudah
banyak yang merasakannya. Pelaku dan pendukung hoax sudah banyak yang
ditangkap. Harapannya juga palsu semua karena tidak nyata yang akhirnya rugi
karena memang PHP. Disangkanya untung,
nyatanya rugi. Disangkanya menang, nyatanya kalah. Berharap Turki melawan
pasukan Israel karena hoax, nyatanya cuma PHP karena memang tidak ada
kenyataannya.
Sampai
tulisan ini dibuat, nggak pertempuran antara Turki dengan Israel terkait
konflik Israel dan Palestina baru-baru ini, iya kan?
Itu
karena kebohongan.
Membela
Palestina itu sebaiknya berdasarkan kenyataan, fakta, dan tidak perlu PHP atau
tertipu hoax. Hal yang jelas itu adalah Presiden Turki Erdogan menggertak atau
mengancam untuk menggelar pasukan dan mendesak dunia internasional untuk
menghentikan kekerasan Israel kepada Palestina. Itu benar sebagaimana
pemerintah Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bersikap tegas kepada
Israel dan usulan DPR RI agar negara-negara yang tergabung dalam Oki untuk
menggelar KTT dalam menyikapi kekerasan Israel.
Jangan
membela palestina dengan hoax karena hanya harapan palsu, PHP, dan memang tidak
ada kenyataannya. Rugi sendiri.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment