oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sejak dulu pun masalah dalam diri Palestina selalu sama,
yaitu belum adanya persatuan di antara kelompok-kelompok perlawanan di Palestina
sendiri. Tak jarang di antara kelompok-kelompok itu terlibat ketegangan dan
ketidaksepahaman yang jelas semakin melemahkan kekuatan Palestina sendiri.
Di
Indonesia hal ini menjadi kesadaran utama untuk menjadi bangsa yang merdeka.
Presiden ke-1 RI Ir. Soekarno berjuang berkeliling untuk menyadarkan rakyat
Indonesia tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Orang-orang Indonesia
sebetulnya sudah sejak lama melawan penjajahan, tetapi tidak berhasil, selalu
kalah karena dilakukan oleh sekelompok-sekelompok perlawanan atau raja-raja,
sultan-sultan di daerahnya masing-masing. Perlawanan-perlawanan lokal itu tidak
membuat Indonesia merdeka. Baru setelah rakyat beserta para raja dan para
sultan menyadari pentingnya persatuan Indonesia, gerakan perlawanan pun semakin
besar hingga mencapai kemerdekaannya sekaligus mampu mempertahankan kemerdekaan
itu hingga hari ini.
Tampaknya Palestina harus belajar banyak dari pengalaman
Indonesia dalam memerdekakan dirinya, terutama adanya rasa persatuan,
mengesampingkan ego kelompok, dan memiliki pemimpin utama yang diterima oleh
semua kelompok. Di Indonesia pemimpin yang diterima seluruh kelompok dalam masa
revolusi adalah Ir. Soekarno yang kemudian menjadi presiden pertama Republik
Indonesia.
Sampai hari ini, di Palestina kelompok-kelompok perlawanan
ini belum terekat secara utuh dan belum memiliki pemimpin utama yang dapat
merekatkan seluruh para pejuang Palestina. Benar memang Palestina memiliki negara
dan pemimpin, Indonesia mengakuinya sebagai negara yang sah, tetapi pemerintah
Palestina tampaknya masih lemah dan belum memiliki kemampuan menyatukan seluruh
elemen perjuangan Palestina.
Jika saja Palestina dapat mempersatukan para pejuangnya dalam
komando yang sama meskipun terdiri atas berbagai kelompok, insyaallah
kekuatannya akan berlipat-lipat ganda dan harapan untuk merdeka secara utuh,
baik dari segi hukum maupun dari segi fakta, akan dapat dicapai. Jika persatuan
ini belum bisa dicapai, Palestina pun masih harus perlu waktu lama untuk
menjadi negara merdeka yang berrdaulat penuh sebagaimana bangsa-bangsa lainnya.
Meskipun persatuan bukanlah satu-satunya syarat untuk
merdeka, paling tidak, daya tekan dan unjuk kekuatan Palestina di hadapan
Israel dan dunia pun akan semakin kuat dan semakin tangguh.
No comments:
Post a Comment