Wednesday, 12 May 2021

Persatuan Palestina

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya


Setiap memperhatikan konflik antara Palestina berhadapan dengan Israel, saya selalu lebih memperhatikan dari sisi Palestina. Kalau Israel itu, tidak perlu terlalu diperhatikan karena mereka penjajah, memiliki  banyak sumber daya, baik di dalam negerinya maupun dari negara-negara pendukungnya.

            Sejak dulu pun masalah dalam diri Palestina selalu sama, yaitu belum adanya persatuan di antara kelompok-kelompok perlawanan di Palestina sendiri. Tak jarang di antara kelompok-kelompok itu terlibat ketegangan dan ketidaksepahaman yang jelas semakin melemahkan kekuatan Palestina sendiri.

Di Indonesia hal ini menjadi kesadaran utama untuk menjadi bangsa yang merdeka. Presiden ke-1 RI Ir. Soekarno berjuang berkeliling untuk menyadarkan rakyat Indonesia tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Orang-orang Indonesia sebetulnya sudah sejak lama melawan penjajahan, tetapi tidak berhasil, selalu kalah karena dilakukan oleh sekelompok-sekelompok perlawanan atau raja-raja, sultan-sultan di daerahnya masing-masing. Perlawanan-perlawanan lokal itu tidak membuat Indonesia merdeka. Baru setelah rakyat beserta para raja dan para sultan menyadari pentingnya persatuan Indonesia, gerakan perlawanan pun semakin besar hingga mencapai kemerdekaannya sekaligus mampu mempertahankan kemerdekaan itu hingga hari ini.

            Tampaknya Palestina harus belajar banyak dari pengalaman Indonesia dalam memerdekakan dirinya, terutama adanya rasa persatuan, mengesampingkan ego kelompok, dan memiliki pemimpin utama yang diterima oleh semua kelompok. Di Indonesia pemimpin yang diterima seluruh kelompok dalam masa revolusi adalah Ir. Soekarno yang kemudian menjadi presiden pertama Republik Indonesia.

            Sampai hari ini, di Palestina kelompok-kelompok perlawanan ini belum terekat secara utuh dan belum memiliki pemimpin utama yang dapat merekatkan seluruh para pejuang Palestina. Benar memang Palestina memiliki negara dan pemimpin, Indonesia mengakuinya sebagai negara yang sah, tetapi pemerintah Palestina tampaknya masih lemah dan belum memiliki kemampuan menyatukan seluruh elemen perjuangan Palestina.

            Jika saja Palestina dapat mempersatukan para pejuangnya dalam komando yang sama meskipun terdiri atas berbagai kelompok, insyaallah kekuatannya akan berlipat-lipat ganda dan harapan untuk merdeka secara utuh, baik dari segi hukum maupun dari segi fakta, akan dapat dicapai. Jika persatuan ini belum bisa dicapai, Palestina pun masih harus perlu waktu lama untuk menjadi negara merdeka yang berrdaulat penuh sebagaimana bangsa-bangsa lainnya.

            Meskipun persatuan bukanlah satu-satunya syarat untuk merdeka, paling tidak, daya tekan dan unjuk kekuatan Palestina di hadapan Israel dan dunia pun akan semakin kuat dan semakin tangguh.

            Sampurasun





No comments:

Post a Comment