Sunday, 22 November 2015

Keganjilan Isis

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Sampai hari ini sesungguhnya belum ada yang benar-benar jelas, akurat, clear, komprehensif, dan nyata mengenai Isis yang kabarnya ingin membentuk negara Islam di Irak dan Suriah. Semua orang hanya menduga, mengira-ngira, dan mempercayai berita-berita yang beredar entah dari mana. Tak ada satu orang pun di muka Bumi ini yang mampu menjelaskan mengenai Isis secara kuat tanpa terlihat kelemahan dari berita atau deskripsi yang disampaikannya, kecuali pemimpinnya sendiri, tetapi tidak pernah menerangkan secara utuh. Hal ihwal Isis ini sampai sekarang masih kabur sepekat kabut puncak gunung pada pagi hari.

Dari awal kemunculannya saja sudah mengagetkan. Kok bisa hadir dengan pengikut yang sangat banyak bermilitansi tinggi, membawa senjata-senjata modern dan mahir menggunakannya, serta memiliki dana yang teramat mengejutkan.

Media-media Barat mencoba menjelaskan mengenai hal itu. Berita-beritanya masuk juga ke Indonesia. Mereka menjelaskan bahwa Isis merupakan pecahan dari Al Qaeda dan memiliki banyak uang hasil dari penjualan minyak di pasar gelap. Uang banyak itulah yang digunakannya untuk membeli senjata, menjalankan operasinya, dan memberikan uang saku, upah, atau honor bagi para pengikutnya dengan jumlah yang sangat menggiurkan.

Jika itu benar, dunia akan sangat mudah mengatasi Isis. Tidak perlu kirim pesawat tempur untuk mengebom Isis yang entah kena entah tidak. Tidak usah kirim pasukan bersenjata lengkap yang bisa saja terbunuh sewaktu-waktu sehingga keluarganya menjadi sedih. Potong saja “pasar gelap” itu. Kan pastinya yang beli minyak dari Isis kalau tidak pengusaha swasta bermodal besar yang bergerak di bidang minyak, ya negara-negara butuh minyak. Kan mudah dideteksinya oleh negara-negara besar yang katanya polisi dunia dan pemuja Ham itu. Hentikan saja jual beli antara Isis dengan konsumennya. Dengan demikian, Isis akan kehabisan dana untuk menjalankan berbagai programnya. Masa tidak bisa. Kan jadi aneh jika ingin menumpas Isis, tetapi aliran bisnis Isis dibiarkan lancar, meriah, penuh sukacita, dan gegap gempita. Menjadi sesuatu yang semakin aneh berteriak-teriak seperti  perempuan kecopetan di pasar mempropagandakan Isis sebagai teroris kejam dan mempertontonkan show upaya memerangi Isis. Padahal, upaya mempengaruhi dunia dengan berbagai propaganda itu memerlukan biaya yang sangat tinggi dan harus dilakukan secara terus-menerus.

            Ada lagi yang memberitakan bahwa Isis memiliki banyak dana dan mobil-mobil mahal yang bagus-bagus adalah hasil dari merampok bank dan showroom. Orang bisa percaya saja berita itu, tetapi saya merasa heran.

            Bank mana saja yang dirampok Isis? Di negara mana?

            Showroom mobil mana yang dirampok Isis? Di negara mana?

            Dunia tidak pernah mendengar ada bank yang dirampok dalam jumlah yang sangat besar dengan kerugian fantastis. Kalaupun ada negara yang bank-banknya dirampok Isis, niscaya negara itu akan jatuh dalam krisis ekonomi yang mengkhawatirkan karena Isis pasti menghabisi uangnya dan membunuhi siapa saja yang ada di sana, bahkan akan menjadi teror besar-besaran dalam sebuah negara. Kan nggak ada perampokan itu. Kalau ada, pasti jadi berita internasional juga.

            Begitu juga nggak pernah kedengaran ada showroom mobil yang habis ludes mobil jualannya digondol Isis. Kalau ada, pasti jadi sensasi dunia.

            Jangan mudah percaya dengan berita sepotong-sepotong yang tidak komplit dan cenderung membodohkan. Agak pintar dikit untuk mempercayai berita kan nggak apa-apa. Bagus malahan.

            Jadi, dari mana Isis sebenarnya dapat uang?

            Berita-berita yang berseliweran mengenai Isis pun, baik di televisi maupun di Youtube banyak yang aneh, kontradiktif, bohong, bahkan lucu. Saya bilang lucu karena kelihatan banget bohongnya, hanya video rekayasa. Yang bikin video sih keinginannya serius, tetapi karena tidak cerdas, kelihatan sekali begonya. Pada banyak acara televisi dan tayangan Youtube Isis diperlihatkan kejam, sadis, mudah menganiaya, dan gemar membunuh. Akan tetapi, pada stasiun televisi yang sama dan tayangan-tayangan Youtube lainnya diberitakan pula bahwa Isis membiarkan orang-orang Syiah untuk berpuasa dan melakukan ibadat sebagaimana keyakinannya masing-masing, malahan orang-orang Syiah itu berada dalam perlindungan Isis karena berada dalam wilayah yang dikuasai Isis. Kan kontradiktif dengan berita bahwa Isis membunuhi siapa saja yang tidak sesuai dengan keyakinan Isis. Bahkan, ketika pengungsi Suriah berlarian ke Eropa, Isis menyerukan untuk tidak perlu mengungsi atau berlarian. Hal itu menunjukkan bahwa Isis tidak akan membunuh atau melukai siapa pun yang tidak memusuhi Isis.

            Berita mengenai penyanderaan di Hotel Mako, Mali pun nggak lurus. Saat awal diberitakan para penyandera itu berasal dari kelompok Al Qaeda. Memang kemudian, Al Qaeda pun mengakui. Akan tetapi, tiba-tiba diberitakan lagi bahwa para penyandera itu berasal dari kelompok lain yang saya lupa namanya karena kelompok itu nggak beken-beken amat. Hal yang lucu dan aneh adalah berita ketika penyanderaan itu diatasi oleh pihak keamanan, pembawa berita atau reporternya mengatakan dengan jelas bahwa aksi penyanderaan itu dilakukan oleh Al Qaeda, tetapi pada saat yang sama diperlihatkan pula bahwa di hotel itu ditemukan bendera Isis yang sedang dibeberkan oleh polisi di depan kamera. Aneh bersaudara dengan lucu.

Jadi, siapa yang melakukan penyanderaan itu? Al Qaeda, kelompok lain, atau Isis?

Mungkinkah mereka bertiga melakukannya barengan?

Tidak mungkin karena penyanderanya juga hanya dua orang. Mungkin kelompok yang nggak beken itu ikut-ikutan ngaku karena pengen beken. Jadi, tinggal dua kelompok, yaitu Al Qaeda dan Isis.

Mungkinkah Al Qaeda dan Isis kerja sama?

Itu juga tidak mungkin, Bro.

Kenapa?

Al Qaeda itu punya tujuan yang berbeda dengan Isis. Di samping itu, banyak aksi Isis yang justru dikecam dan dianggap tidak Islami oleh Al Qaeda.

Jadi, memang berita yang beredar di dunia ini banyak yang dikendalikan oleh orang-orang yang punya banyak kepentingan dan tidak terlalu pintar berbohong, tetapi nggak mau jujur. Oleh sebab itu, kita jangan mudah terpengaruh. Kita harus bisa menganalisis sendiri ketika mendapatkan sebuah informasi. Jangan mudah diperdaya orang, agar kita tidak menjadi kambing congek yang mudah sekali ditarik-tarik kesana-kemari oleh para pendusta.

Para pendusta dan pembohong itu adalah anak buah Dajjal, baik sadar ataupun tidak. Kan Dajjal itu punya makna “Raja Dusta”. Raja Pendusta itu pasti punya anak buah pendusta dan pembohong. Makanya, jangan berbohong dan jangan berdusta kalau tidak ingin menjadi anak buah Dajjal. Kalau memang mau jadi anak buahnya, ya terserah.


Analisis Dalam Negeri

Dari seluruh keterangan mengenai Isis yang sempat saya perhatikan, baik yang beredar di luar negeri maupun dalam negeri, saya lebih menyukai yang berasal dari dalam negeri. Bukan soal dalam dan luar negeri atau soal nasionalisme yang menyebabkan saya lebih percaya pada analisa dari dalam negeri Indonesia, melainkan karena lebih jelas, lebih mudah dimengerti, dan lebih bisa dipercaya meskipun tidak yakin 100%.

Ada dua orang yang menjelaskan mengenai Isis, yaitu Salim Said, pengamat militer dan dunia, serta Mahfud Siddiq, anggota DPR RI Komisi I. Merekalah yang membuat saya sedikit agak bisa mengerti mengenai Isis.

Salim Said memberikan penjelasan dalam keadaan dirinya pun sebenarnya menunggu orang lain yang lebih paham mengenai Isis. Dia memberikan penjelasan berdasarkan pengamatannya dan pengalamannya dalam menganalisa berbagai hubungan yang terjadi di dunia internasional. Kalau saya tidak salah mendengar, Salim Said menjelaskan bahwa mereka yang berkepentingan di Suriah adalah dunia Barat karena ada minyak di sana. Barat menginginkan lebih bisa menguasai Suriah tanpa kendali Bashar al Asaad. Demikian pula Arab Saudi memiliki kepentingan pula terhadap jatuhnya Bashar al Asaad sebagai Presiden Suriah karena persoalan minyak juga dan perilaku Bashar al Asaad yang dianggap keras kepala. Jadi, Salim Said menduga keras bahwa Isis sebenarnya dibiayai Barat yang dimotori Amerika Serikat serta disokong pula oleh Arab Saudi. Oleh sebab itu, tak heran Isis memiliki dukungan dana yang begitu kuat dan besar.

Penjelasan Salim Said tersebut dapat kita anggap sebagai kebenaran sementara karena memang Amerika Serikat ketika melihat Isis dan pemberontak Suriah sudah mendesak Bashar al Asaad yang mulai terpojok, Obama segera merancang pemerintahan baru untuk Suriah. Di samping itu, sempat diberitakan pula protes dan kemarahan pilot-pilot pesawat tempur Amerika Serikat yang mendapat larangan dari atasannya untuk menembak Isis. Akan tetapi, tampaknya rencana Obama itu tidak berjalan normal karena Rusia mulai terlibat membantu Bashar al Asaad dalam memerangi Isis dan pemberontak Suriah. Hal itu menyebabkan militer Suriah yang hampir jatuh kembali mendapat kekuatan baru.

Soal Arab Saudi, kita bisa melihatnya dari keengganannya untuk memerangi Isis. Ada negara-negara yang mengajaknya untuk memerangi Isis, tetapi Arab Saudi menolaknya. Arab Saudi lebih memilih untuk memerangi pemberontak Syiah Houthi di Yaman.

Mahfud Siddiq, anggota DPR RI Komisi I, mengakui memiliki tim atau relasi yang mempelajari Isis di Suriah. Kalau saya tidak salah dengar, dia menjelaskan bahwa Isis terbentuk karena kesalahan kebijakan dari intelijen Amerika Serikat, Inggris, dan Israel di Timur Tengah. Orang-orang yang kecewa terhadap keadaan di Timur Tengah pun segera membentuk Isis.

Mahfud Siddiq pun mengingatkan pemerintah Indonesia agar tidak terlalu over acting dalam menanggapi persoalan Isis. Dia sangat tidak ingin pemerintah Indonesia “menari di atas gendang orang lain”. Artinya, Indonesia tidak perlu ikut-ikutan sibuk mengenai hal tersebut. Hal itu disebabkan jika Indonesia ikut sibuk, yang untung adalah negara-negara Barat dan Indonesia tidak mendapatkan apa pun. Mahfud melihat memang ada upaya dari berbagai negara yang berkepentingan terhadap keberadaan Isis untuk memperluas konflik ke negara-negara lainnya, termasuk ke Indonesia. Dia tidak ingin Indonesia terseret-seret ke dalam agenda mereka yang hanya menguntungkan mereka. Kita hanya dibuat sibuk saja tanpa mendapatkan manfaat apa pun.

Penjelasan dari Mahfud Siddiq dapat sedikit menerangi kita soal Isis. Hal itu disebabkan memang negara-negara Barat memiliki banyak kepentingan di Timur Tengah, baik secara ekonomi maupun politik. Kepentingan-kepentingan itu jadi berkolaborasi dengan orang-orang kecewa yang membentuk Isis untuk keluar dari kondisi yang mengecewakannya. Negara-negara besar yang berkepentingan dalam hal ekonomi dan politik di Timur Tengah bersinergi dengan kepentingan Isis yang juga menginginkan kekuasaan politik dan ekonomi serta menjatuhkan pemerintahan Bashar al Asaad yang kejam dan jahat terhadap rakyatnya. Di samping itu, mereka pun meyakini bahwa agar Irak dan Suriah keluar dari berbagai kesulitannya, harus didirikan negara Islam sesuai yang mereka yakini.

So, saya jadi teringat penjelasan dari Proklamator RI, Ir. Soekarno, bahwa sesungguhnya yang namanya fascism dan komunisme  hanyalah alat belaka yang nilainya sama dengan meriam waja. Itu hanyalah alat belaka untuk dijadikan dagangan dalam menguasai ekonomi dan politik. Maksudnya, dunia pada saat itu menjelek-jelekkan dan mempropagandakan bahaya fasis dan komunis. Soekarno berpendapat bahwa mereka yang berteriak-teriak mempropagandakan fasis dan komunis berbahaya sesungguhnya hanya ingin menguasai ekonomi dan politik di dunia. Saat ini alat atau dagangan itu bukan lagi fasis dan komunis, melainkan terorisme. Jadi, propaganda soal terorisme hanyalah kedok untuk menutupi maksud yang sebenarnya, yaitu tetap sama: ekonomi dan politik.


Apa pun yang mereka propagandakan, kampanyekan, teriakan selalu berujung pada hal yang sama yang dalam bahasa sekarang adalah UUD: Ujung-Ujungnya Duit.

No comments:

Post a Comment