oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Nu
gelo jeung nu burung pasea itu bahasa Sunda. Artinya, orang gila
dan orang sinting berantem.
Kalimat itu untuk
menggambarkan situasi yang semakin kusut samut di Timur Tengah, tepatnya
kekacauan dan perang yang terjadi di Suriah. Semakin hari semakin nggak karuan
situasi dan informasinya.
Biarlah urusan Setya Novanto
vs Sudirman Said berjalan sebagaimana seharusnya. Sudah banyak orang-orang
pintar yang mengawal, mengawasi, dan mendorong perseteruan yang bisa membuat
Indonesia diperas Freeport itu untuk lebih terbuka dan terselesaikan sehingga
yang benar harus disebut benar dan yang salah harus dipermalukan.
Sekarang mari kita lihat
kegilaan yang melibatkan Isis itu. Ketika jet tempur rusia membela Presiden
Suriah Bashar al Assad dan menembaki musuh-musuhnya. Pesawat tempur Turki
menembak jet tempur Rusia itu. Karuan saja Presiden Rusia Vladimir Putin
berang. Ia menyatakan bahwa jet tempur miliknya masih berada satu kilometer di luar
wilayah Turki dalam arti masih berada di wilayah udara Suriah. Akan tetapi,
Turki ngotot bahwa jet tempur Rusia memasuki wilayah udaranya dan sudah
diperingatkan, tetapi bandel sehingga ditembak jatuh. Copilot Rusia membantah
pernah mendapat peringatan itu. Situasi pun menjadi tidak jelas dan memanas.
Putin segera menuding bahwa
Turki dan Nato adalah pihak-pihak yang mendapat keuntungan dari Isis. Minyak
milik Isis dibeli oleh Turki dan Nato. Bahkan, rakyat Rusia menuding pula Qatar
dan Arab Saudi mendukung Isis. Lebih jauh lagi, rakyat Rusia berteriak bahwa siapa
pun yang memusuhi Presiden Suriah Bashar al Assad adalah pendukung terorisme.
Indonesia memusuhi Bashar al
Assad?
Kalau ya, berarti Indonesia
adalah pendukung teroris menurut rakyat Rusia.
Kalau saya pribadi memang
memusuhi keyakinan Bashar al Assad. Bukan orangnya, tetapi keyakinannya.
Kabarnya dia punya agama
yang aneh, nyeleneh dari Islam.
Dengar-dengar dia punya keyakinan bahwa Allah swt itu satu, tetapi mewujud
dalam tiga citra, yaitu satu, berada
dalam diri Nabi Muhammad saw; kedua, berada
dalam wujud Malaikat Jibril; ketiga, berwujud
dalam diri Bashar al Assad. Dulu mewujud dalam diri ayah Bashar al Assad.
Setelah ayahnya meninggal, mewujud dalam dirinya hari ini.
Ibnu Taimiyah mengatakan
bahwa keyakinan seperti itu adalah lebih
najis daripada anjing.
Setujuuuuu!
Kalau memang benar begitu
keyakinan Bashar al Assad, saya malah mengatakannya sebagai lebih najis daripada tahi anjing buduk!
Kalau saya disebut sebagai
teroris karena memusuhi keyakinan anjing buduk itu, biarin aja.
Kalau kata orang Rusia saya
disebut memuja teroris, emangnya gue
pikirin?
Kembali pada soal jet
tempur. Setelah Putin menuding keras bahwa Turki dan Nato menikmati minyak
Isis, Mendagri Turki balik menuding bahwa jet tempur Rusia bukannya menembakki
Isis, melainkan menembaki pemberontak Suriah yang merasa diperlakukan kejam
oleh Bashar al Assad. Di samping itu, gank
Nato pun segera menyatakan diri berada bersama Turki.
Anehnya, Presiden Amerika
Serikat Barack Obama justru mengeluarkan pernyataan yang mendukung Turki,
tetapi dengan kalimat yang bertolak belakang dengan yang disampaikan Turki. Barack
Obama mengatakan bahwa Turki berhak melindungi wilayah udaranya sendiri dari
pesawat asing. Selain itu, jet tempur
Rusia seharusnya bukan menembaki Isis, tetapi mestinya menembaki pemberontak
Rusia.
Jadi bingung saya. Kata
Turki harusnya Rusia menembaki Isis, bukan pemberontak Suriah, tetapi kata
Obama seharusnya menembaki pemberontak Suriah, bukan Isis.
Mana yang benar?
Obama atau Mendagri Turki?
Padahal dua-duanya dalam
satu pihak yang sama.
Mungkin wartawan pembawa
beritanya yang menerjemahkannya secara salah.
Akan tetapi, kalaupun salah
menerjemahkan, pertanyaannya tetap sama, “Mana yang benar?”
Mungkin saya yang salah
mendengar, tetapi pertanyaannya sama saja, “Mana yang benar?”
Di sinilah saya mulai
mengatakan bahwa yang terlibat perang di sana itu ibarat nu gelo jeung nu burung pasea, ‘orang gila sama orang sinting berantem’.
Presiden Turki Recep Tayip Erdogan
malah balik menuding sekutu Rusia dengan
pernyataan aneh. Dia dengan keras mengatakan bahwa Bashar al Assad adalah
pendukung utama Isis.
Wow makin kacrut nih situasi. Nggak ada yang bisa
dipercaya.
Mau tidak kacrut gimana?
Amerika Serikat menurunkan
beberapa tentaranya di Suriah untuk melatih pemberontak Suriah. Beritanya banyak
diunggah di Youtube. Akan tetapi, kata Obama seharusnya pemberontak itulah yang
ditembaki oleh jet tempur Rusia, bukan Isis.
Aneh, ya?
Kata Erdogan, Bashar al
Assad adalah pendukung Isis, padahal Isis ingin menjatuhkan Bashar al Assad.
Aneh, ya?
Putin semakin berani
menuding bahwa pesawat tempur Turki menembak jatuh jet tempur Rusia karena
Turki melindungi minyak Isis dari gempuran Rusia. Sementara itu, Nato selalu
berada bersiap membela Turki. Berarti kan Nato melindungi Turki yang menikmati Isis. Artinya, Nato melindungi Isis.
Lieur!
Biarlah nu gelo jeung nu burung pasea karena sudah begitu keadaannya, pada
nggak bisa dipercaya!
Yang saya khawatir adalah
akan menjadi nu gelo jeung nu burung
ditambah nu koplok pasea. Koplok itu bahasa Sunda yang maknanya adalah
seseorang yang bodoh, over acting,
pengen dipuji, ikut sibuk, tetapi kerap merugikan dirinya sendiri.
Nah, kalau Indonesia
ikut-ikutan dalam perseteruan mereka, Indonesia telah menempatkan dirinya dalam
situasi koplok. Jadilah Indonesia
sebagai Nagara Koplok.
Dalam situasi semrawut yang
tidak ada yang bisa dipercaya, Indonesia haruslah tetap berpegang pada politik
luar negeri “Bebas dan Aktif. Bebas dari tekanan pihak mana pun, bebas untuk
tidak berpihak, dan bebas untuk melindungi diri sendiri. Aktif berperan
menciptakan perdamaian dunia dengan cara Indonesia, bukan cara bangsa asing.
Bukan ikut-ikutan menciptakan perdamaian dengan cara asing mengirimkan pasukan
untuk ikut berkelahi dan menangkapi siapa saja di dalam negeri atas dasar
informasi asing yang sumir.
Jangan jadi bangsa yang koplok!
Memangnya Indonesia mau
percaya sama siapa?
Barack Obama?
Recep Tayip Erdogan?
Vladimir Putin?
Bashar al Assad?
Dalam situasi yang nggak
puguh seperti ini, hal yang paling baik dilakukan adalah waspada dan siaga
melindungi diri. Mau tidak mau Indonesia harus selalu curiga kepada siapa pun
orang asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia untuk urusan apa pun. Hal itu
disebabkan siapa tahu memang benar tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa
Isis itu dibiayai oleh Turki dan Nato melalui pembelian-pembelian minyak Isis. Dengan
demikian, sangat mungkin setiap warga Turki dan warga negara yang tergabung
dalam Nato bikin ulah macam-macam menimbulkan aksi teror dengan mengatasnamakan
Isis di Indonesia sehingga Indonesia terseret dalam pertarungan nu gelo jeung nu burung.
Kita tidak pernah tahu,
bukan?
Kalau toh Putin salah, apa
dasar Indonesia untuk tidak percaya terhadap tudingan Putin?
Apa pula dasar Indonesia
jika mempercayai kata-kata Presiden Rusia Vladimir Putin?
Mau percaya atau tidak,
harus punya alasan yang jelas dan harus berdasarkan pada kepentingan nasional
Indonesia!
Yang jelas adalah Dajjal
sedang bekerja bersama pasukan syetannya untuk mengacaukan hidup manusia.
Mereka tidak senang melihat manusia hidup harmonis. Siapa pun yang tidak
menginginkan hidup harmonis adalah syetan. Pasukan Dajjal itu syetan. Syetan
itu minal jinnati wannas, ‘terdiri
atas jenis jin dan manusia’.
Ciri-ciri syetan itu kata
Allah swt adalah suka menakut-nakuti
manusia dengan kemiskinan, membuat manusia sibuk mencari kekayaan, gemar
berbohong, suka mengadudomba, pengecut,
gemar bersembunyi, tetapi lemah mudah digertak serta mudah dikalahkan, dan
lain sebagainya, cari sendiri di dalam Al Quran, masih banyak cirinya.
Sepanjang tetap berpegang
pada Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, insyaallah kita akan tetap selamat di dunia dan di akhirat. Amin.
Yang paling penting: Jangan Koplok!
No comments:
Post a Comment