Monday 30 November 2015

Nu Gelo jeung Nu Burung Pasea


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Nu gelo jeung nu burung pasea itu bahasa Sunda. Artinya, orang gila dan orang sinting berantem.

Kalimat itu untuk menggambarkan situasi yang semakin kusut samut di Timur Tengah, tepatnya kekacauan dan perang yang terjadi di Suriah. Semakin hari semakin nggak karuan situasi dan informasinya.

Biarlah urusan Setya Novanto vs Sudirman Said berjalan sebagaimana seharusnya. Sudah banyak orang-orang pintar yang mengawal, mengawasi, dan mendorong perseteruan yang bisa membuat Indonesia diperas Freeport itu untuk lebih terbuka dan terselesaikan sehingga yang benar harus disebut benar dan yang salah harus dipermalukan.

Sekarang mari kita lihat kegilaan yang melibatkan Isis itu. Ketika jet tempur rusia membela Presiden Suriah Bashar al Assad dan menembaki musuh-musuhnya. Pesawat tempur Turki menembak jet tempur Rusia itu. Karuan saja Presiden Rusia Vladimir Putin berang. Ia menyatakan bahwa jet tempur miliknya masih berada satu kilometer di luar wilayah Turki dalam arti masih berada di wilayah udara Suriah. Akan tetapi, Turki ngotot bahwa jet tempur Rusia memasuki wilayah udaranya dan sudah diperingatkan, tetapi bandel sehingga ditembak jatuh. Copilot Rusia membantah pernah mendapat peringatan itu. Situasi pun menjadi tidak jelas dan memanas.

Putin segera menuding bahwa Turki dan Nato adalah pihak-pihak yang mendapat keuntungan dari Isis. Minyak milik Isis dibeli oleh Turki dan Nato. Bahkan, rakyat Rusia menuding pula Qatar dan Arab Saudi mendukung Isis. Lebih jauh lagi, rakyat Rusia berteriak bahwa siapa pun yang memusuhi Presiden Suriah Bashar al Assad adalah pendukung terorisme.

Indonesia memusuhi Bashar al Assad?

Kalau ya, berarti Indonesia adalah pendukung teroris menurut rakyat Rusia.

Kalau saya pribadi memang memusuhi keyakinan Bashar al Assad. Bukan orangnya, tetapi keyakinannya.

Kabarnya dia punya agama yang aneh, nyeleneh dari Islam. Dengar-dengar dia punya keyakinan bahwa Allah swt itu satu, tetapi mewujud dalam tiga citra, yaitu satu, berada dalam diri Nabi Muhammad saw; kedua, berada dalam wujud Malaikat Jibril; ketiga, berwujud dalam diri Bashar al Assad. Dulu mewujud dalam diri ayah Bashar al Assad. Setelah ayahnya meninggal, mewujud dalam dirinya hari ini.

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa keyakinan seperti itu adalah lebih najis daripada anjing.

Setujuuuuu!

Kalau memang benar begitu keyakinan Bashar al Assad, saya malah mengatakannya sebagai lebih najis daripada tahi anjing buduk!

Kalau saya disebut sebagai teroris karena memusuhi keyakinan anjing buduk itu, biarin aja.

Kalau kata orang Rusia saya disebut memuja teroris, emangnya gue pikirin?

Kembali pada soal jet tempur. Setelah Putin menuding keras bahwa Turki dan Nato menikmati minyak Isis, Mendagri Turki balik menuding bahwa jet tempur Rusia bukannya menembakki Isis, melainkan menembaki pemberontak Suriah yang merasa diperlakukan kejam oleh Bashar al Assad. Di samping itu, gank Nato pun segera menyatakan diri berada bersama Turki.

Anehnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama justru mengeluarkan pernyataan yang mendukung Turki, tetapi dengan kalimat yang bertolak belakang dengan yang disampaikan Turki. Barack Obama mengatakan bahwa Turki berhak melindungi wilayah udaranya sendiri dari pesawat asing. Selain itu,  jet tempur Rusia seharusnya bukan menembaki Isis, tetapi mestinya menembaki pemberontak Rusia.

Jadi bingung saya. Kata Turki harusnya Rusia menembaki Isis, bukan pemberontak Suriah, tetapi kata Obama seharusnya menembaki pemberontak Suriah, bukan Isis.

Mana yang benar?

Obama atau Mendagri Turki?

Padahal dua-duanya dalam satu pihak yang sama.

Mungkin wartawan pembawa beritanya yang menerjemahkannya secara salah.

Akan tetapi, kalaupun salah menerjemahkan, pertanyaannya tetap sama, “Mana yang benar?”

Mungkin saya yang salah mendengar, tetapi pertanyaannya sama saja, “Mana yang benar?”

Di sinilah saya mulai mengatakan bahwa yang terlibat perang di sana itu ibarat nu gelo jeung nu burung pasea, ‘orang gila sama orang sinting berantem’.

Presiden Turki Recep Tayip Erdogan  malah balik menuding sekutu Rusia dengan pernyataan aneh. Dia dengan keras mengatakan bahwa Bashar al Assad adalah pendukung utama Isis.

Wow makin kacrut nih situasi. Nggak ada yang bisa dipercaya.

Mau tidak kacrut gimana?

Amerika Serikat menurunkan beberapa tentaranya di Suriah untuk melatih pemberontak Suriah. Beritanya banyak diunggah di Youtube. Akan tetapi, kata Obama seharusnya pemberontak itulah yang ditembaki oleh jet tempur Rusia, bukan Isis.

Aneh, ya?

Kata Erdogan, Bashar al Assad adalah pendukung Isis, padahal Isis ingin menjatuhkan Bashar al Assad.

Aneh, ya?

Putin semakin berani menuding bahwa pesawat tempur Turki menembak jatuh jet tempur Rusia karena Turki melindungi minyak Isis dari gempuran Rusia. Sementara itu, Nato selalu berada bersiap membela Turki. Berarti kan Nato melindungi Turki yang menikmati Isis. Artinya, Nato melindungi Isis.

Lieur!

Biarlah nu gelo jeung nu burung pasea karena sudah begitu keadaannya, pada nggak bisa dipercaya!

Yang saya khawatir adalah akan menjadi nu gelo jeung nu burung ditambah nu koplok pasea. Koplok itu bahasa Sunda yang maknanya adalah seseorang yang bodoh, over acting, pengen dipuji, ikut sibuk, tetapi kerap merugikan dirinya sendiri.

Nah, kalau Indonesia ikut-ikutan dalam perseteruan mereka, Indonesia telah menempatkan dirinya dalam situasi koplok. Jadilah Indonesia sebagai Nagara Koplok.

Dalam situasi semrawut yang tidak ada yang bisa dipercaya, Indonesia haruslah tetap berpegang pada politik luar negeri “Bebas dan Aktif. Bebas dari tekanan pihak mana pun, bebas untuk tidak berpihak, dan bebas untuk melindungi diri sendiri. Aktif berperan menciptakan perdamaian dunia dengan cara Indonesia, bukan cara bangsa asing. Bukan ikut-ikutan menciptakan perdamaian dengan cara asing mengirimkan pasukan untuk ikut berkelahi dan menangkapi siapa saja di dalam negeri atas dasar informasi asing yang sumir.

Jangan jadi bangsa yang koplok!

Memangnya Indonesia mau percaya sama siapa?

Barack Obama?

Recep Tayip Erdogan?

Vladimir Putin?

Bashar al Assad?

Dalam situasi yang nggak puguh seperti ini, hal yang paling baik dilakukan adalah waspada dan siaga melindungi diri. Mau tidak mau Indonesia harus selalu curiga kepada siapa pun orang asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia untuk urusan apa pun. Hal itu disebabkan siapa tahu memang benar tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Isis itu dibiayai oleh Turki dan Nato melalui pembelian-pembelian minyak Isis. Dengan demikian, sangat mungkin setiap warga Turki dan warga negara yang tergabung dalam Nato bikin ulah macam-macam menimbulkan aksi teror dengan mengatasnamakan Isis di Indonesia sehingga Indonesia terseret dalam pertarungan nu gelo jeung nu burung.

Kita tidak pernah tahu, bukan?

Kalau toh Putin salah, apa dasar Indonesia untuk tidak percaya terhadap tudingan Putin?

Apa pula dasar Indonesia jika mempercayai kata-kata Presiden Rusia Vladimir Putin?

Mau percaya atau tidak, harus punya alasan yang jelas dan harus berdasarkan pada kepentingan nasional Indonesia!

Yang jelas adalah Dajjal sedang bekerja bersama pasukan syetannya untuk mengacaukan hidup manusia. Mereka tidak senang melihat manusia hidup harmonis. Siapa pun yang tidak menginginkan hidup harmonis adalah syetan. Pasukan Dajjal itu syetan. Syetan itu minal jinnati wannas, ‘terdiri atas jenis jin dan manusia’.

Ciri-ciri syetan itu kata Allah swt adalah suka menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan, membuat manusia sibuk mencari kekayaan, gemar berbohong, suka mengadudomba, pengecut, gemar bersembunyi, tetapi lemah mudah digertak serta mudah dikalahkan, dan lain sebagainya, cari sendiri di dalam Al Quran, masih banyak cirinya.

Sepanjang tetap berpegang pada Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, insyaallah kita akan tetap selamat di dunia dan di akhirat. Amin.

Yang paling penting: Jangan Koplok!



No comments:

Post a Comment